PERAN PERENCANAAN DALAM PEMBANGUNAN (PROPOSAL)



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Indonesia, sebagai kelompok negara berkembang pada umumnya melakukan dan sedang di dalam proses perubahan-perubahan sosial yang besar. Proses atau usaha-usaha perubahan sosial tersebut dapat berarti suatu proses dan usaha pembangunan. Pada pokoknya, suatu usaha perubahan dan pembangunan dari suatu keadaan atau kondisi kemasyarakatan yang dianggap lebih baik dan lebih diinginkan. Artinya, ada perubahan dari yang ada sekarang dengan segala kekurangannya menjadi lebih baik, minimal ada “progress” dari kondisi yang sekarang ini.
Salah satu syarat yang diperlukan untuk menunjukkan tingginya tingkat keberhasilan pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah yaitu dimulai dari mantapnya pemahaman dari para aparat terkait tentang pembangunan, manajemen yang baik, serta pemahaman akan tujuan dari pembangunan itu sendiri.
Suatu keinginan atau harapan mencapai sesuatu, seperti halnya keinginan atau harapan untuk mencapai keberhasilan pembangunan, tak luput dipengaruhi sebuah perencanaan yang matang jika hendak meraih hasil yang maksimal. Meskipun tidaklah mutlak sebuah hasil yang baik harus selalu di rencanakan, namun alangkah lebih baiknya jika sebuah perencanaan pun dilakukan, paling tidak dijadikan bahan acuan dan pertimbangan terhadap sesuatu yang hendak dilakukan.
Tidak diragukan lagi, sebuah perencanaan yang baik sudah merupakan atau sama dengan separuh dari pekerjaan itu sendiri. Dimana, lazimnya sebuah rencana dibikin setelah tujuan dimantapkan.
Agar resiko yang ditanggung itu relatif kecil, hendaknya semua tindakan, kegiatan dan kebijakan direncanakan terlebih dahulu. Perencanaan adalah dinamis. Perencanaan ditujukan pada masa depan yang penuh dengan ketidakpastian, karena adanya perubahan kondisi dan situasi.
Hasil perencanaan baru akan di ketahui pada masa depan. Perencanaan adalah masalah ”memilih”, artinya memilih tujuan, dan cara terbaik untuk mencapai tujuan tersebut dari beberapa alternatif yang ada. Tanpa alternatif, perencanaan pun tidak ada. Perencanaan merupakan kumpulan dari beberapa keputusan.
Perencanaan merupakan suatu proses yang tidak berakhir. Apabila rencana tersebut telah ditetapkan, rencana harus diimplementasikan. Dengan perencanaan yang matang, maka keberhasilan pembangunan akan dapat dicapai lebih cepat dan lebih efektif.
Yang tak dapat dipungkiri lagi bahwa suatu perencanaan yang telah ditetapkan, akan dapat terlaksana bila pemerintah dapat melibatkan masyarakat didalamnya. Dikenallah istilah partisipasi. Dimana istilah partisipasi sering digunakan di dalam kajian tentang peranan anggota masyarakat baik formal maupun non formal. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan nasional merupakan salah satu prasyarat utama untuk keberhasilan proses pembangunan.
Konsep partisipasi masyarakat dalam pembangunan sudah mulai dikenalkan oleh pemerintah sejak awal tahun 1980-an melalui istilah pemberdayaan masyarakat. Masyarakat diharapkan untuk dapat berpartisipasi dalam membangun serta menjaga lingkungan dimana mereka berada.
Untuk menyukseskan gerakan pemberdayaan masyarakat tersebut kemudian pemerintah membentuk beberapa lembaga, seperti LKMD, PKK, dan Karang Taruna sebagai wadah dalam mendorong komunitas lokal untuk berpartisipasi dan menjunjung solidaritas bersama.
Suatu program yang menyangkut aspek sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat tidak akan berhasil tanpa peran aktif masyarakat, baik kedudukannya sebagai obyek maupun subyek dalam pengembangan sumber daya manusia.
Dari intepretasi diatas dapat ditarik garis besarnya yang kesemuanya menekankan tentang hak yang dimiliki masyarakat untuk dapat terlibat secara demokratis dalam ikut menentukan berbagai hal yang menyangkut kehidupannya. Artinya bahwa masyarakat memiliki hak-hak untuk berperan dalam perencanaan sampai dengan tahap evaluasi dari pembangunan itu sendiri.
Dari pengertian tersebut, partisipasi masyarakat dalam pembangunan adalah keterlibatan individu-individu anggota masyarakat untuk bertanggung jawab baik mental maupun emosi terhadap tujuan pembangunan. Dalam keterlibatannya, masyarakat harus memberikan dukungan semangat berupa bentuk dan jenis partisipasi yang kesemuanya disesuaikan dengan kebutuhan dan fase pembangunan desa (perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan dan pengawasan serta penilaian).
Menyadari arti penting perencanaan dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, maka dalam penelitian ini, penulis berkeinginan untuk meneliti tentang hubungan antara perencanaan dan partisipasi masyarakat terhadap keberhasilan pembangunan di Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sinjai Borong.
B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :              
1.      Bagaimana pengaruh perencanaan terhadap keberhasilan pembangunan di Kelurahan Pasir Putih Kecamatan Sinjai Borong?
2.      Bagaimana pengaruh partisipasi masyarakat terhadap keberhasilan pembangunan di Kelurahan Pasir Putih Kecamatan Sinjai Borong?
3.      Bagaimana hubungan perencanaan dan partisipasi masyarakat terhadap keberhasilan pembangunan di Kelurahan Pasir Putih Kecamatan Sinjai Borong?

C.     Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.       Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :
a.       Untuk mengetahui tentang pengaruh perencanaan terhadap keberhasilan pembangunan;
b.      Untuk mengetahui tentang pengaruh partisipasi masyarakat terhadap keberhasilan pembangunan;
c.       Untuk mengetahui tentang hubungan perencanaan dan partisipasi masyarakat terhadap keberhasilan pembangunan di Kelurahan Pasir Putih Kecamatan Sinjai Borong.
2.      Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :
a.       Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pemikiran yang dapat digunakan sebagai tolak ukur khususnya bagi mahasiswa maupun masyarakat;
b.      Dapat menambah wawasan penulis berkenaan dengan disiplin ilmunya serta dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang social;
c.       Apabila apa yang ada di dalam penelitian ini merupakan hal yang baru, maka tentu itu akan menjadi ilmu pengetahuan yang baru pula.


D.    Metode Penelitian
1.      Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sinjai Borong, Kabupaten Sinjai.
2.      Teknik Pengumpulan data
a.      Kuosioner, yakni berupa daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden berkaitan dengan penelitian yang di teliti;
b.      Wawancara, yakni berupa tanya jawab langsung kepada narasumber;
c.       Observasi, yakni pengamatan langsung pada lokasi penelitian.
3.      Populasi dan sampel
Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian, dalam hal ini adalah masyarakat dan Perangkat dari Kantor Lurah Kelurahan Pasir Putih. Sampel adalah sebagian dari populasi yang diteliti. Sampel ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling.
4.      Teknik dan Pengolahan data
Teknik analisis data adalah deskriptif kualitatif, dimana data hasil penelitian di sajikan dalam bentuk tabel kemudian di paparkan secara mendetail dalam wacana.
E.     Kerangka Berpikir
Perubahan-perubahan dalam masyarakat yang bersifat menyeluruh, dapat dikembangkan secara sadar oleh pemerintah, yang sebaiknya pula mewakili kekuatan-kekuatan pembaharuan di dalam masyarakat. Hal ini sudah pasti sudah sesuai dengan paradigma yang diinginkan yaitu paradigma pembangunan yang penuh dengan perencanaan matang dan partisipatif. Akan tetapi, pada akhirnya supaya perubahan-perubahan itu mempunyai kemampuan berkembang yang dinamis, perlulah diperhatikan agar proses tersebut didukung dan dilakukan oleh kekuatan-kekuatan pembaharuan dan pembangunan yang timbul dan bergerak di dalam masyarakat bangsa itu sendiri.
Keberhasilan suatu kegiatan pembangunan pada umumnya tidak terlepas dari partisipasi aktif dari anggota masyarakat (baik partisipasi ide, tenaga, maupun partisipasi dalam pelaksanaan program), selain peran stakeholder lain yang tidak bisa dikesampingkan.
Adapun kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah :
PERENCANAAN
-          Ekonomi
-          Sosial

PARTISIPASI MASYARAKAT

-          Tenaga
-          Dana
-          Pemikiran/ide

KEBERHASILAN PEMBANGUNAN

*      EKONOMI
*      SOSIAL
Pemerintah Kelurahan
-          LPM
-          Tokoh Masyarakat
-          Tokoh Pemuda
-          Tokoh Agama
-          Organisasi Pemuda

 










F.     Definisi Operasional
1.      Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan rencana dimana didalamnya terdapat tujuan yang ingin di capai dan pedoman untuk mencapai tujuan itu. Dalam hal ini, perencanaan dibentuk oleh perangkat Kelurahan, organisasi serta pemuka desa/kelurahan yang dianggap perlu untuk dilibatkan.
2.      Partisipasi masyarakat adalah proses ketika warga sebagai individu maupun kelompok sosial dan organisasi, mengambil peran serta ikut mempengaruhi proses perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan kebijakan kebijakan yang langsung mempengaruhi kehidupan mereka. Partisipasi masyarakat dapat berupa dana, tenaga dan pemikiran atau ide.
3.      Pembangunan dianggap berhasil bilamana pembangunan yang di laksanakan telah dapat dinikmati seluruh masyarakat dan mampu menciptakan kesejahteraan masyarakat, dapat diukur berdasarkan indikator ekonomi dan sosial.







BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Pengertian Perencanaan
Perencanaan sebagai fungsi manajemen yang pertama, karena tanpa perencanaan para manajer tidak dapat mengetahui bagaimana mereka harus mengorganisasi orang dan sumber daya bahkan tidak mempunyai gagasan yang jelas tentang apa yang mereka butuhkan untuk pengorganisasian.
Perencanaan (planning) adalah fungsi dasar (fundamental) karena seluruh aktifitas manajemen harus terlebih dahulu direncanakan.
GR. Terry (2003) mengemukakan bahwa perencanaan dikerjakan terus menerus dan merupakan suatu kegiatan yang yang tidak pernah selesai. Seluruh rencana bersifat sementara dan dapat dirubah atau diganti apabila ada fakta-fakta baru dan variabel-variabelnya perlu dievaluasi kembali. Rencana-rencana umumnya ditinjau kembali secara teratur dan apabila perlu segera dirubah untuk menghadapi situasi yang baru.
1.      Pengertian Perencanaan Menurut Beberapa Ahli
Adapun pengertian perencanaan menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut :
a.      The New Webster Dictionary
Rencana diartikan sebagai pernyataan dari segala sesuatu yang dikehendaki yang digambarkan dalam suatu pola-pola atau peta-peta, gambar atau pernyataan dari bagian-bagiannya sesuai dengan pola tertentu.
b.      Drs. H. Malayu. SP. Hasibuan
Rencana adalah suatu keputusan mengenai keinginan dan berisi pedoman pelaksanaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
c.       Harol Koontz dan Cyril O’donnel
Perencanaan adalah fungsi seorang manajer/pemimpin yang berhubungan dengan memilih tujuan-tujuan, kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur, program-program dari alternatif-alternatif yang ada.
d.      G.R. Terry
Perencanaan adalah memilih dan menghubungkan fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa datang dengan jalan menggambarkan dan merumuskan kepentingan-kepentingan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
e.       Louis Allen
Perencanaan adalah menentukan serangkaian tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
f.       Billy E. Goets
Perencanaan adalah memilih yang fundamental dan masalah perencanaan timbul jika terdapat altrnatif-alternatif.
g.      T. Hani Handoko
Perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa.
Jadi, perencanaan adalah pemilihan yang fundamental untuk memilih sasaran, kebijakan, prosedur dan program yang diperlukan untuk mencapai  apa yang diinginkan pada masa yang akan datang.
2.      Tahap-Tahap Dasar Perencanaan
Semua kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui empat tahap berikut :
a.       Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan;
b.      Merumuskan keadaan saat ini;
c.       Mengidentifikasikan segala kemungkinan, kemudahan, dan hambatan;
d.      Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan.
3.      Jenis-jenis Rencana :
Adapun jenis-jenis rencana meliputi :
a.       Rencana strategik (strategic plans), yang dirancang untuk memenuhi tujuan-tujuan organisasi yang lebih luas;
b.      Rencana operasional memperlihatkan bagaimana rencana-strategik akan diimplementasikan dalam kegiatan sehari-hari. Ada dua tipe rencana operasional, yaitu :
1). Rencana sekali pakai, dikembangkan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu;
2). Rencana tetap, merupakan pendekatan-pendakatan standar untuk penanganan situasi-situasi yang dapat diperkirakan dan terjadi berulang-ulang.
Perbedaan pokok antara rencana strategik dan rencana operasional terdiri dari 4 pokok yaitu :
-          Horison Waktu : Rencana strategi cenderung membutuhkan banyak tahun bahkan dasawarsa.
-          Lingkup : Rencana strategi mempengaruhi sebuah rangkaian kegiatan organisasi yang luas, sementara rencana operasional memiliki lingkup yang kecil dan terbatas.
-          Kerumitan dan Dampak : Sering tujuan strategik ituluas dan seakan-akan sederhana.
-          Ketidaktergantungan : Jika organisasi harus bergerak maju secara efektif, tujuan dan rencana operasional harus mencerminkan tujuan dan rencana yang dtrategik serta misi organisasi yang lebih besar.
4.      Manfaat perencanaan
Adapun manfaat perencanaan yaitu :
a.       Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan;
b.      Membantu kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah utama;
c.       Memungkinkan memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas ;
d.      Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat;
e.       Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi;
f.       Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi;
g.      Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah di pahami;
h.      Menghemat waktu, usaha dan data.
5.      Syarat-syarat Perencanaan
Syarat-syarat Perencanaan yang baik menurut Sondang Siagian, yaitu:
a.       Rencana harus mempermudah tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya;
b.      Perencanaan sungguh-sungguh memahami hakikat tujuan yang ingin dicapai;
c.       Rencana harus disertai oleh suatu rincian yang cermat;
d.      Keterkaitan rencana dengan pelaksanaan;
e.       Kesederhanaan;
f.       Fleksibilitas;
g.      Rencana memberikan tempat pada pengambilan resiko;
h.      Rencana yang programatik;
i.        Rencana sebagai instrumen peramalan masa depan.
B.     Pengertian Partisipasi
Partisipasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “participation” yang berarti pengambilan bagian atau pengikutsertaan.
1.      Pengertian Partisipasi Menurut Beberapa Ahli
Pengertian partisipasi menurut beberapa ahli, yaitu :
·     Menurut Almond, partisipasi didefinisikan sebagai orang-orang yang orientasinya justru pada penyusunan dan pemrosesan input serta melibatkan diri dalam artikulasi dari tuntutan-tuntutan kebutuhan dan dalam pembuatan keputusan.
·         Jnanabrota Bhattacharyya mengartikan partisipasi sebagai pengambilan bagian dalam kegiatan bersama.
·         Mubyarto mendefinisikannya sebagai kesediaan untuk membantu berhasilnya setiap program sesuai kemampuan setiap orang tanpa berarti mengorbankan kepentingan diri sendiri.
·         Davis mendefinisikan partisipasi sebagai berikut “participation is defined as mental and emotional involvement of persons in group situations that encourage them to contribute to group goals and share responsibility for them”.
·         Menurut Keith Davis partisipasi didefinisikan sebagai berikut: “Partisipation is defined as a mental and emotional involved at a person in a group situasion which encourager then contribut to group goal and share responsibility in them”. (Partisipasi dimaksudkan sebagai keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya
·         Soekaryanto, Partisipasi adalah keikutsertaan, peran serta atau keterlibatan yang berkaitan dengan keadaaan lahiriahnya.
·         Hoofsteede  menyatakan bahwa patisipasi adalah the taking part in one ore more phases of the process.
·         Keith Davis menyatakan bahwa patisipasi “as mental and emotional involment of persons of person in a group situation which encourages him to contribute to group goals and share responsibility in them”.
·         Verhangen, menyatakan bahwa, partisipasi merupakan suatu bentuk khusus dari interaksi dan komunikasi yang berkaitan dengan pembagian: kewenangan, tanggung jawab, dan manfaat.
·         Theodorson, mengemukakan bahwa dalam pengertian sehari-hari, partisipasi merupakan keikutsertaan atau keterlibatan seseorang (individu atau warga masyarakat) dalam suatu kegiatan tertentu. Keikutsertaan atau keterlibatan yang dimaksud di sini bukanlah bersifat pasif tetapi secara aktif ditujukan oleh yang bersangkutan. Oleh karena itu, partisipasi akan lebih tepat diartikan sebagi keikutsertaan seseorang didalam suatu kelompok sosial untuk mengambil bagian dalam kegiatan masyarakatnya, di luar pekerjaan atau profesinya sendiri.
·         Partisipasi masyarakat menutut Hetifah Sj. Soemarto adalah proses ketika warga sebagai individu maupun kelompok sosial dan organisasi, mengambil peran serta ikut mempengaruhi proses perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan kebijakan kebijakan yang langsung mempengaruhi kehiduapan mereka.
Conyers menyebutkan tiga alasan mengapa partisipasi masyarakat mempunyai sifat sangat penting.
Pertama partispasi masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan, dan sikap masyarakat, tanpa kehadirannya program pembangunan serta proyek-proyek akan gagal.
 Kedua adalah bahwa masyarakat akan lebih mempercayai proyek atau program pembangunan jika merasa dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaannya, karena mereka akan mengetahui seluk beluk proyek tersebut dan akan mempunyai rasa memiliki terhadap poyek tersebut.
Ketiga yang mendorong adanya partisiapsi umum di banyak negara karena timbul anggapan bahwa merupakan suatu hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam pembangunan masyarakat mereka sendiri. Hal ini selaras dengan konsep man-cetered development yaitu pembangunan yang diarahkan demi perbaikan nasib manusia.
2.      Tipologi Partisipasi
Berikut adalah macam tipologi partisipasi masyarakat:
a.       Partisipasi Pasif / manipulatif dengan karakteristik masyarakat diberitahu apa yang sedang atau telah terjadi, pengumuman sepihak oleh pelaksana proyek tanpa memperhatikan tanggapan masyarakat dan informasi yang diperlukan terbatas pada kalangan profesional di luar kelompok sasaran.
b.      Partisipasi Informatif memilki kararkteristik dimana masyarakat menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian, masyarakat tidak diberi kesempatan untuk terlibat dan mempengaruhi proses penelitian dan akurasi hasil penelitian tidak dibahas bersama masyarakat.
c.       Partisipasi konsultatif dengan karateristik masyarakat berpartisipasi dengan cara berkonsultasi, tidak ada peluang pembuatan keputusan bersama, dan para profesional tidak berkewajiban untuk mengajukan pandangan masyarakat (sebagai masukan) atau tindak lanjut
d.      Partisipasi intensif memiliki karakteristik masyarakat memberikan korbanan atau jasanya untuk memperolh imbalan berupa intensif/upah. Masyarakat tidak dilibatkan dalam proses pembelajaran atau eksperimen-eksperimen yang dilakukan dan masyarakat tidak memiliki andil untuk melanjutkan kegiatan-kegiatan setelah intensif dihentikan.
e.       Partisipasi Fungsional memiliki karakteristik masyarakat membentuk kelompok untuk mencapai tujuan proyek, pembentukan kelompok biasanya setelah ada keptusan-keputusan utama yang di sepakati, pada tahap awal masyarakat tergantung terhadap pihak luar namun secara bertahap menunjukkan kemandiriannya.
f.       Partisipasi interaktif memiliki ciri dimana masyarakat berperan dalam analisis untuk perencanaan kegiatan dan pembentukan penguatan kelembagaan dan cenderung melibatkan metoda interdisipliner yang mencari keragaman perspektif dalam proses belajar mengajar yang terstuktur dan sistematis. Masyarakat memiliki peran untuk mengontrol atas (pelaksanaan) keputusan-keputusan mereka, sehingga memiliki andil dalam keseluruhan proses kegitan.
g.      Self mobilization (mandiri) memiliki karakter masyarakat mengambil inisiatif sendiri secara bebas  (tidak dipengaruhi oleh pihak luar) untuk mengubah sistem atau nilai-nilai yang mereka miliki. Masyarakat mengembangkan kontak dengan lembaga-lemabaga lain untuk mendapatkan bantuan-bantuan teknis dan sumberdaya yang diperlukan. Masyarakat memegang kendali atas pemanfaatan sumber daya yang ada dan atau yang digunakan.
3.      Tahap-Tahap Partisipasi
Uraian dari masing-masing tahapan partisipasi adalah sebagai berikut :
a.    Tahap partisipasi dalam pengambilan keputusan. Pada umumnya, setiap program pembangunan masyarakat (termasuk pemanfaatan sumber daya lokal dan alokasi anggarannya) selalu ditetapkan sendiri oleh pemerintah pusat, yang dalam hal ini lebih mencerminkan sifat kebutuhan kelompok-kelompok elit yang berkuasa dan kurang mencerminkan keinginan dan kebutuhan masyarakat banyak. Karena itu, partisipasi masyarakat dalam pembangunan perlu ditumbuhkan melalui dibukanya forum yang memungkinkan masyarakat banyak berpartisipasi langsung di dalam proses pengambilan keputusan tentang program-program pembangunan di wilayah setempat atau di tingkat lokal.
b.    Tahap partisipasi dalam perencanaan kegiatan, yaitu : partisipasi dalam tahap perencanaan, partisipasi dalam tahap pelaksanaan, dan partisipasi dalam tahap pemanfaatan. Partisipasi dalam tahap perencanaan merupakan tahapan yang paling tinggi tingkatannya diukur dari derajat keterlibatannya. Dalam tahap perencanaan, orang sekaligus diajak turut membuat keputusan yang mencakup merumuskan tujuan, maksud dan target. Salah satu metodologi perencanaan pembangunan yang baru adalah mengakui adanya kemampuan yang berbeda dari setiap kelompok masyarakat dalam mengontrol dan ketergantungan mereka terhadap sumber-sumber yang dapat diraih di dalam sistem lingkungannya. Pengetahuan para perencana teknis yang berasal dari atas umumnya amat mendalam. Oleh karena keadaan ini, peranan masyarakat sendirilah akhirnya yang mau membuat pilihan akhir sebab mereka yang akan menanggung kehidupan mereka. Oleh sebab itu, sistem perencanaan harus didesain sesuai dengan respon masyarakat, bukan hanya karena keterlibatan mereka yang begitu esensial dalam meraih komitmen, tetapi karena masyarakatlah yang mempunyai informasi yang relevan yang tidak dapat dijangkau perencanaan teknis atasan.
c.    Tahap partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan, seringkali diartikan sebagai partisipasi masyarakat banyak untuk secara sukarela menyumbangkan tenaganya di dalam kegiatan pembangunan. Di lain pihak, lapisan yang ada di atasnya (yang umumnya terdiri atas orang kaya) yang lebih banyak memperoleh manfaat dari hasil pembangunan, tidak dituntut sumbangannya secara proposional. Karena itu, partisipasi masyarakat dalam tahap pelaksanaan pembangunan harus diartikan sebagai pemerataan sumbangan masyarakat dalam bentuk tenaga kerja, uang tunai, dan atau beragam bentuk korbanan lainnya yang sepadan dengan manfaat yang akan diterima oleh warga yang bersangkutan.
d.   Tahap partisipasi dalam pemantauan dan evaluasi kegiatan.
Kegiatan pemantauan dan evaluasi program dan proyek pembangunan sangat diperlukan. Bukan saja agar tujuannya dapat dicapai seperti yang diharapkan, tetapi juga diperlukan untuk memperoleh umpan balik tentang masalah-masalah dan kendala yang muncul dalam pelaksanaan pembangunan yang bersangkutan. Dalam hal ini, partisipasi masyarakat mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan perkembangan kegiatan serta perilaku aparat pembangunan sangat diperlukan.
e.    Tahap partisipasi dalam pemanfaatan hasil kegiatan. Partisipasi dalam pemanfaatan hasil pembangunan, merupakan unsur terpenting yang sering terlupakan. Sebab tujuan pembangunan adalah untuk memperbaiki mutu hidup masyarakat banyak sehingga pemerataan hasil pembangunan merupakan tujuan utama. Di samping itu, pemanfaaatan hasil pembangunan akan merangsang kemauan dan kesukarelaan masyarakat untuk selalu berpartisipasi dalam setiap program pembangunan yang akan datang.
4.      Partisipasi Masyarakat
Dalam berbagai literatur, partisipasi masyarakat dalam pembangunan diinterpretasikan bermacam-macam, diantaranya:
a.      Partisipasi adalah gerakan masyarakat untuk terlibat dalam proses pembuatan keputusan, dalam pelaksanaan kegiatan, ikut menikmati hasil dari kegiatan tersebut, dan ikut serta dalm mengevaluasinya.
b.      Partisipasi adalah suatu proses dimana sebagai pelaku (stakeholders) dapat mempengaruhi serta membagi wewenang dalam menentukan inisiatif-inisiatif pembangunan, keputusan serta pengalokasian berbagai sumber daya yang berpengaruh terhadap mereka.
c.       Partisipasi warga adalah proses ketika warga, sebagai individu maupun kelompok sosial dan organisasi, mengambil peran serta ikut mempengaruhi proses perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kebijakan-kebijakan yang langsung mempengaruhi kehidupan mereka.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, bisa di tarik kesimpulan bahwa partisipasi merupakan pengambilan bagian atau keterlibatan anggota masyarakat dengan cara memberikan dukungan (tenaga, pikiran maupun materi) dan tanggung jawabnya terhadap setiap keputusan yang telah diambil demi tercapainya tujuan yang telah ditentukan bersama.
Jadi partisipasi masyarakat disini merupakan partsipasi aktif baik dalam identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan, monitoring maupun evaluasi dalam suatu kegiatan atau program pembangunan.
Pemahaman arti partisipasi tidak cukup hanya pada pengertian secara harfiah.
Masyarakat sebanyak mungkin ikut serta atau berperan aktif dengan pemerintah untuk menjamin keberhasilan pembangunan. Baik itu laki-laki maupun perempuan. Karena mereka semua adalah masyarakat yang patut untuk dilibatkan.
Terkait dengan partisipasi kaum perempuan dalam pembangunan, Loekman Soetrisno (1997:69) mengemukakan bahwa :
“Topik peranan perempuan dalam pembangunan beranjak dari suatu asumsi dasar bahwa peran atau sumbangan perempuan Indonesia masih sangat minim karenanya muncullah konsepsi peranan ganda perempuan yakni sebagai ibu rumah tangga dan anggota masyarakat yang harus mampu dan mau menyumbangkan tenaga dan pikiran mereka untuk pengembangan sosial dan ekonomi masyarakat. Partisipasi disini bisa berupa partisipasi buah pikiran atau ide, partisipasi ketrampilan atau tenaga, partisipasi sosial dan partisipasi dalam pelaksanaan program. Dari partisipasi ini banyak hal yang dapat diserap, diantaranya rasa kompetisi, rasa tanggung jawab dan solidaritas”.
Partisipasi bagi masyarakat dapat berarti kesempatan untuk meningkatkan keberdayaan dan bagi pemerintah dapat berarti penghematan anggaran.

















BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A.    Gambaran  Singkat tentang Kelurahan Pasir Putih
Pasir Putih juga sering disebut dengan nama Inru’lamung. Pasir Putih berasal dari kata Kassi Buleng (Pasir=Kassi, Putih=Buleng), yang dulunya adalah satu wilayah desa yakni Desa Kassi Buleng. Namun, setelah terjadi pemekaran wilayah, Desa Kassi Buleng terbagi menjadi dua, satu wilayah tetap menjadi Desa Kassi Buleng, satunya lagi bernama Desa Pasir Putih. Kassi Buleng sendiri merupakan nama yang diambil dari sebuah sumur desa yang disebut-sebut masyarakat memiliki kasssi mapute (pasir berwarna putih) di dasarnya. Sumur tua tersebut terletak di Dusun Rakkoe.
Berkaitan dengan nama Inru’lamung sendiri, diceritakan bahwa dahulu ada seorang anggota kerajaan Gowa bernama Botolempangang yang ditugaskan untuk membuat batas wilayah. Beliau juga datang ke wilayah Pasir Putih kini untuk melaksanakan tugasnya itu. Ia membawa batu penanda batas yang disebut batu manrusue yang diletakkan di tiap titik batas wilayah. Sesampainya di Kindang, barulah beliau menyadari bahwa salah satu prajuritnya tidak ada. Maka kembalilah ia ke wilayah sebelumnya dan menemukan prajurit itu di dalam sumur dan telah menjadi mayat. Kelak sumur itu di percaya menenggelamkan pohon Enau (Inru’, dalam bahasa Bugis) kedasarnya. Inilah dasar pemberian nama Inru’lamung. Satu pendapat lain menyebutkan bahwa yang tenggelam sebenarnya adalah mayat prajurit Botolempangang yang terbunuh.
Kelurahan Pasir Putih merupakan kelurahan swasembada selain desa Bijinangka, Batu Belerang dan Desa Barambang. Terletak di Kecamatan Sinjai Borong, sekitar 42 km dari ibukota kabupaten
Kelurahan Pasir Putih memiliki luas sekitar 10,12 km2, dengan ketinggian ±800 m dari ketinggian air laut, dengan suhu ±250C.
Pada tahun 2009 terdapat 89 Proyek pembangunan di Kecamatan Sinjai Borong yang bergerak dibidang perhubungan, sosial, perekonomian dan pendidikan dengan sumber dana berasal dari APBN , APBD Tk II dan Swadaya. Bidang yang paling banyak menelan biaya adalah bidang perhubungan dan sosial.
Adapun yang pernah menjabat sebagai Kepala Desa dan Lurah adalah :
a.    H. Becce Lampe;
b.   Abd. Hakim;
c.    Abd. Rahman;
d.   ST. Darmiah, S. Sos ( Lurah pertama );
e.    Drs. A. Ilham Abu Bakar
Ada tiga dusun di Kelurahan Pasir Putih, yaitu :
a.    Dusun Jennae, sebagai ibukota Kelurahan Pasir Putih;
b.   Dusun Manynyaha;
c.    Dusun Paroppo;
Adapun batas-batas wilayahnya yaitu :
-          Sebelah utara         : Desa Bonto Sinala;
-          Sebelah timur        : Desa Barugae;
-          Sebelah selatan      : Kabupaten Bulukumba;
-          Sebelah barat         : Desa Kassi Buleng;
B.     Keadaan Masyarakat
Berdasarkan data tahun 2009, jumlah penduduk Kelurahan Pasir Putih adalah 2400 jiwa dengan jumlah penduduk Pria sebesar 1.193 dan wanita 1.207.
C.     Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduknya di bidang pertanian dan perkebunan dengan produksi utama dibidang pertanian adalah padi dan dibidang perkebunan adalah tembakau, cengkeh, coklat dan kopi.









DAFTAR PUSTAKA

Dunn.William. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik, Gajah Mada University Press: Yogyakarta

Handoko. T Hani. 1998. Manajemen. BPFE : Yogyakarta
Raja, Drs Aminuddin. 1992. Islam dan Strategi Pembangunan Sulawesi Selatan, Bapel KKN IAIN Alauddin: Makassar

Siagian, Sondang P. 1982. Manajemen Strategik, Bumi Aksara: Jakarta
………………1996. Fungsi-fungsi Manajerial. Bumi Aksara : Jakarta
Sinungan, Muchdarsyah. 2003. Produktifitas, Apa dan Bagaimana. Bumi Aksara : Jakarta
S.P. Hasibuan, Malayu. 1996. Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah. Gajah Mada University Press: Yogyakarta

....................... 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara: Jakarta.
Soetrisno, Loekman. 1997. Kemiskinan, Perempuan, dan Pemberdayaan. Penerbit Kanisius : Jakarta
Terry, George.R. 2003. Prinsip-prinsip Manajemen. Bumi Aksara : Jakarta
Zuriah M.Si, Dra Nurul. 2009. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta

Yahya, Moh. Mustafa & A. Wanna Tangke. 2002. Sinjai 10 Tahun Dalam Memori. Pustaka Refleksi : Makassar

htpp://turindratp.blogspot.com/2006/06/pengertian-partisipasi.html
htpp://sacafirmansyah.wordpress.com/2009/06/05/partisipasi-masyarakat/
htpp://studihukum.blogspot.com/2011/01/urgensi-partisipasi-publik-dalam-11-html
htpp://www.scribd.com/doc/55927790/konsep-partisipasi-masyarakat
htpp://www.percik.or.id/index.php?option=com-content&task=view&id-22&itemd=1
htpp://kusdamayantiduryat.multiply.com/journal/item/12/partisipasi
htpp://id.answer.yahoo.com/question/index?qid=2010206180940AAgUoba
htpp://bebasbanjir2025.wordpress.com/04-konsep-dasar-partisipasi/
htpp://www.sinjai.go.id/sinjai/index.php?option=comcontent&task=view&id=678itemd=61
htpp://www.riwayat.net/2009/03/pengertian-perencanaan.html
htpp://wawan.junaidi.blogspot.com/2009/10/definisi-perencanaan.html
htpp://www.slideshare.net/Dadangsolihin/konsep-dasar-perencanaan
htpp://www.scribd.com/doc/2726805/pengertian-perencanaan-mona

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PATOLOGI ADMINISTRASI

SELUK BELUK GEOGRAFI

PULAU SAMALONA