KISI-KISI UP PPG ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 2022

Kode Prodi/Mata Ujian


Kisi-kisi  UP

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)


 

 

NO.

 

CPBS

 

CMPK

 

Materi/Topik

 

Sub Mater/Sub Topik

 

Indikator

1

Mampu melaksanakan tugas keprofesian sebagai pendidik yang memesona, yang dilandasi sikap cinta tanah air, berwibawa, tegas, disiplin, penuh panggilan jiwa, samapta, disertai dengan jiwa kesepenuhhatian, dan kemurahhatian.

Membiasakan sikap cinta tanah air sebagai pendidik yang memesona dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.

Sikap Cinta Tanah Air

Sikap nasionalisme.

1. Menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.

2

 

 

 

 

2. Mempertahankan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik

3

 

 

 

Sikap patriotisme.

3. Menjunjung tinggi keunggulan bangsa Indonesia dalam

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.

4

 

 

 

 

4. Mengembangkan sikap rela berkorban untuk kepentingan

negara dan bangsa dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.

5

 

 

 

Sikap menghargai

perbedaan.

5. Menciptakan persamaan derajad, persamaan hak dan

kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, dan warna kulit dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.


 

NO.

 

CPBS

 

CMPK

 

Materi/Topik

 

Sub Mater/Sub Topik

 

Indikator

6

 

 

 

Sikap mengutamakan

kepentingan bersama.

6. Mengkarakteristikkan keputusan yang diambil harus dapat

dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan kepentingan bersama dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.

7

 

 

 

Sikap mempertahankan kekayaan alam Indonesia.

7. Mempertahankan kekayaan alam Indonesia dalam

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.

8

 

 

 

Mengapresiasi kekayaan

budaya bangsa lain sehingga memperkuat jati diri bangsa Indonesia.

8. Mengapresiasi kekayaan budaya bangsa lain sehingga

memperkuat jati diri bangsa Indonesia dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.

9

 

Membiasakan sikap berwibawa, tegas, disiplin, penuh panggilan jiwa, samapta sebagai pendidik yang memesona dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.

Sikap berwibawa, tegas, disiplin, penuh panggilan jiwa, dan samapta.

Sikap berwibawa.

9. Menunjukkan keberanian dalam membela kebenaran dan keadilan pada proses mendidik,mengajar, membimbing, mengarahkan,melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik.

10

 

 

 

 

10. Mengembangkan pribadi yang taat serta menghormati hukum dan aturan pada proses mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan

mengevaluasi peserta didik.

11

 

 

 

Sikap tegas.

11. Mengatakan benar atau salah sesuai dengan yang sebenarnya dalam mendidik,mengajar, membimbing, mengarahkan,melatih, menilai dan mengevaluasi peserta

didik.


 

NO.

 

CPBS

 

CMPK

 

Materi/Topik

 

Sub Mater/Sub Topik

 

Indikator

12

 

 

 

 

12. Menampilkan perilaku yang bijaksana meskipun dalam

situasi yang sulit pada proses mendidik,mengajar, membimbing, mengarahkan,melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik.

13

 

 

 

Sikap disiplin

13. Memberikan penghargaan atau hukuman kepada

peserta didik sesuai tata tertib sekolah dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.

14

 

 

 

Sikap penuh panggilan

jiwa.

14. Menampilkan sikap senang dan nyaman dalam mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.

15

 

 

 

Sikap samapta.

15. Menunjukkan sikap kesiap-siagaan dalam proses

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.

16

 

Membiasakan sikap

kesepenuhhatian dan kemurahhatian sebagai pendidik yang memesona dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.

Sikap

kesepenuhhatian dan kemurahhatian.

Sikap kesepenuhhatian.

16. Menampilkan tanggapan sebagaimana yang dihayati

peserta didik dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.

17

 

 

 

 

17. Merancang berbagai usaha untuk menuntaskan pekerjaan dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta

didik

18

 

 

 

Sikap kemurahhatian.

18. Menunjukkan kepedulian yang tinggi terhadap kebutuhan peserta didik dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta

didik.

19

 

 

 

 

19. Mendeteksi situasi yang membutuhkan bantuan dalam

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.


 

NO.

 

CPBS

 

CMPK

 

Materi/Topik

 

Sub Mater/Sub Topik

 

Indikator

20

 

 

 

 

20. Mendemonstrasikan sikap tanggung jawab pribadi

terhadap situasi yang membutuhkan bantuan dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.

21

mampu merumuskan

indikator capaian pembelajaran IPS berpikir tingkat tinggi yang harus dimiliki peserta didik mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara utuh (kritis, kreatif, komunikatif dan kolaboratif) yang berorientasi masa depan (adaptif dan fleksibel)

Menguasai berbagai teori belajar

dan prinsip-prinsip pembelajaran serta aplikasinya dalam pembelajaran IPS di SMP

Prinsip/Pendekatan/St

rategi/ Metode Pembelajaran IPS yang memfasilitasi pengembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan abad ke- 21

Media Pembelajaran

3. Diberikan contoh kasus mengenai lingkungan yang dapat

dijadikan sebagai sumber belajar, peserta mampu menerapkan media pembelajaran yang tepat untuk sumber belajar tersebut

22

 

 

 

Pengembangan Bahan

Ajar

37. Diberikan narasi tentang karakteristik bahan ajar, peserta

mampu memilih bahan ajar yang memenuhi kriteria penyajian

23

 

 

Teori Belajar

Teori Belajar Behaviouristik

35. Diberikan narasi mengenai teori belajar Behavioristik, peserta dapat memberi contoh teori dari Clark Leaonard Hull

24

 

 

 

Teori Belajar Kognitif

36. Diberikan narasi mengenai teori belajar kognitif, peserta

dapat menentukan contoh penerapan teori belajar kognitif dalam pembelajaran

25

 

Menguasai dan mengaplikasikan

pengembangan RPP, indikator, materi, pendekatan, model,strategi, metode, teknik, media, dan instrumen penilaian pembelajaran IPS SMP, serta tindak lanjut dari hasil evaluasi.

Pengembangan RPP

yang terintegrasi dengan pendidikan karakter, keterampilan abad ke-21 dan perkembangan teknologi abad ke-21

Apersepsi atau motivasi

pada materi

1. Diberikan tujuan pembelajaran IPS, peserta dapat

menentukan kegiatan apersepsi yang tepat


 

NO.

 

CPBS

 

CMPK

 

Materi/Topik

 

Sub Mater/Sub Topik

 

Indikator

26

 

 

Instrumen Penilain

Sikap, Pengetahuan dan Keterampilan

Penilaian otentik ranah

psikomotor

34. Diberikan narasi mengenai sasaran penilaian pada aspek

psikomotor, peserta dapat menyimpulkan salah satu sasaran penilaian

27

 

 

 

Penilaian Otentik ranah

kognitif

43. Diberikan rumusan indikator , peserta dapat memilih

bentuk tugas kinerja atau rubrik penilaian yang sesuai

28

 

Menguasai berbagai teori psikologi perkembangan dan aplikasinya dalam pembelajaran

IPS di SMP

Teori psikologi belajar

Kecerdasan majemuk

6. Diberikan contoh kasus tentang kecerdasa majemuk, peserta dapat menyimpulkan narasi tersebut menjadi salah satu kecerdasan majemuk

29

 

 

 

Kemampuan Belajar peserta didik

15. Diberikan gambar mengenai hubungan antara kemampuan awal, aktivitas pembelajaran dan hasil belajar secara acak, peserta dapat mengurutkan gambar tersebut

dengan benar

30

 

Menguasai berbagai teori psikologi belajar dan aplikasinya dalam pembelajaran IPS di SMP

Teori psikologi belajar

Teori Psikologi belajar

24. Diberikan kasus dalam teori psikologi belajar, peserta dapat menerapkan salah satu teori belajar sebagai alternatif jawaban


 

NO.

 

CPBS

 

CMPK

 

Materi/Topik

 

Sub Mater/Sub Topik

 

Indikator

31

menguasai teori dan aplikasi

materi pembelajaran IPS yang mencakup: (1) konsep- konsep ilmu-ilmu sosial; (2) pedagogik, metode pembelajaran IPS, dan karakteristik perkembangan peserta didik (fisik, intelektual, emosional, kultur dan sosial); (3) pengetahuan agama, moral dan etika; (4) prinsip dasar teknologi informasi dan komunikasi;

(5)  Manajemen Pendidikan;

(6)  asesmen, instrument tes, dan analisis butir soal; (7) metodologi Penelitian Tindakan Kelas (PTK); (8) prinsip dan teknik komunikasi; (9) perkembangan isu-isu aktual di tingkat lokal, nasional, dan global, termasuk advance materials secara bermakna yang dapat menjelaskan aspek “apa” (konten), “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari

Menguasai konsep perubahan

dan kesinambungan dalam kehidupan bangsa Indonesia pra aksara, Hindu-Buddha, Islam dan Kolonialisme Barat dan aplikasinya dalam pembelajaran IPS.

perubahandan

Kesinambungan Bangsa Indonesia Masa Pra Aksara

Sistem Sosial dan

Ekonomi Masa Pra Aksara

16. Diberikan gambar hasil kebudayaan yang berhubungan

dengan kegiatan ekonomi dan sosial masa praaksara , peserta dapat menganalisis hubungannya dengan sistem sosial dan ekonomi pada masa pra aksara

32

 

 

 

Migrasi Masa Pra Aksara

40. Diberikan narasi tentang perpindahan penduduk pada

masa pra aksara, peserta dapat menentukan pola migrasi

33

 

 

 

asal-usul nenek moyang

bangsa Indonesia

45. Diberikan timeline kehidupan manusia praaksara

Indonesia, peserta dapat mengurutkan dengan benar.


 

NO.

 

CPBS

 

CMPK

 

Materi/Topik

 

Sub Mater/Sub Topik

 

Indikator

34

 

 

 

Budaya dan Teknologi

Masa Pra Aksara

65. Disajikan data tentang budaya dan alat teknologi, peserta

dapat mengklasifikasikan jenis-jenis budaya dan teknologi masa pra aksara

35

 

 

perubahan dan

Kesinambungan Bangsa Indonesia Masa Kolonialisme Barat

Kolonialisme Belanda dan

Kebijakannya

31. Diberikan narasi mengenai kebijakan Belanda di masa

penjajahan, peserta dapat menafsirkan pola kebijakan kolonialisme Belanda

36

 

 

 

Faktor Penyebab

kedatangan Kolonialime Barat (Portugis, Belanda dan Inggris)

96. Disajikan peta perdagangan laut di wilayah Nusantara,

peserta dapat membandingkan jalur kedatangan Portugis, Belanda dan Inggris

37

 

 

perubahandan

Kesinambungan Bangsa Indonesia Masa Islam

Akulturasi Budaya Masa

Hindu Budha dan Islam

66. Disajikan data tentang budaya pada masa Hindu Budha

dan Islam, peserta dapat menyimpulkan bentuk akulturasi

38

 

 

 

Sistem Sosial, Ekonomi

dan Budaya pada Masa Islam

70. Disajikan gambar hasil kebudayaan Islam, peserta dapat

memilih yang termasuk kedalam kebudayaan pengaruh Islam

39

 

 

 

Kerajaan Masa Islam

90. Disajikan narasi tentang kerajaan-kerjaan masa Islam,

peserta dapat memilih dari kerajaan mana narasi tersebut

40

 

 

perubahandan Kesinambungan Bangsa Indonesia

Masa Hindu-Budha

Akulturasi Budaya Masa Pra Aksara dan Hindu Budha

67. Disajikan data tentang budaya pada masa pra aksara dan hindu budha, peserta dapat menyimpulkan bentuk akulturasi

41

 

 

 

Masuknya Hindu-Budha ke Indonesia

81. Disajikan narasi mengenai salah satu bukti dan alasan teori masuknya HIndu Buddha ke Indonesia, peserta dapat menentukan cara masuk kebudayaan Hindu Budha ke

Indonesia

42

 

 

 

Kerajaan Tradisional masa Hindu Budha

89. Disajikan narasi tentang karakter salah satu kerajaan

jaman Hindu Budha, peserta dapat menyimpulkan dengan benar


 

NO.

 

CPBS

 

CMPK

 

Materi/Topik

 

Sub Mater/Sub Topik

 

Indikator

43

 

Menguasai konsep perubahan

dan kesinambungan dalam kehidupan bangsa Indonesia masa pergerakan nasional sampai reformasi dan aplikasinya dalam pembelajaran IPS

perubahan dan

Kesinambungan dalam kehidupan Bangsa Indonesia masa pergerakan nasional s.d Kemerdekaan

Politik Etis

41. Diberikan narasi tentang politik etis, peserta dapat

menganalisis pengaruhnya bagi bangsa Indonesia

44

 

 

 

Organisasi pergerakan

nasional

42. Diberikan narasi tentang perjuangan organisasi

pergerakan nasional, peserta dapat menilai organisasi perjuangan pergerakan kebangsaan Indonesia

45

 

 

perubahandan

Kesinambungan dalam kehidupan Bangsa Indonesia masa Orde Lama

Kehidupan Politik pada

Masa Orde Lama

69. Disajikan narasi kondisi politik pada masa orde lama,

peserta dapat menghubungkan kehidupan politik pada masa orde lama

46

 

 

 

Kehidupan Sosial pada

Masa Orde Lama

75. Disajikan kasus tentang kehidupan sosial, peserta dapat

menganalisis kehidupan sosial masa orde lama

47

 

 

perubahandan Kesinambungan dalam kehidupan Bangsa Indonesia

masa Reformasi

Kehidupan Politik pada Masa Reformasi

71. Disajikan gambar peristiwa pergerakan mahasiswa pada tahun 1998, Peserta dapat menganalisis penyebab lahirnya reformasi

48

 

 

 

Kehidupan Ekonomi pada Masa Reformasi

86. Disajikan narasi perkembangan ekonomi pada masa

reformasi, peserta dapat menjelaskan keberhasilan ekonomi masa reformasi

49

 

 

perubahandan

Kesinambungan dalam kehidupan Bangsa Indonesia masa Orde Baru

Kehidupan Ekonomi pada

Masa Orde Baru

92. Disajikan narasi kondisi politik pada masa orde baru,

peserta dapat membandingkan dengan kondisi politik pada masa reformasi

50

 

 

 

Kehidupan Politik pada

Masa Orde Baru

93. Disajikan narasi tentang Supersemar, peserta dapat

menemukan hubungannya dengan orde baru


 

NO.

 

CPBS

 

CMPK

 

Materi/Topik

 

Sub Mater/Sub Topik

 

Indikator

51

 

Menguasai konsep interaksi

antara manusia dan ruang dalam berbagai kegiatan ekonomi dan aplikasinya dalam pembelajaran IPS

Perdagangan

Internasional

Perdagangan

Internasional

7. Diberikan data mengenai faktor-faktor perdagangan

internasional, perserta dapat memperjelas penyebab terjadinya perdagangan internasional

52

 

 

 

Devisa dan Valuta Asing

8. Diberikan data mengenai jumlah devisa Indonesia dan nilai

tukar valuta asing, peserta dapat menganalisis besarnya jumlah cadangan devisa dilihat dari nilai tukar rupiah

53

 

 

 

Organisasi Perdagangan Internasional

39. Diberikan narasi tentang MEA, peserta dapat

mengidentifikasi MEA sebagai organisasi perdagangan dengan kategori Internasional

54

 

 

Permintaan dan

Penawaran

Penawaran

9. Diberikan data mengenai penawaran dan permintaan,

peserta dapat menghitung keseimbangan harga

55

 

 

 

Permintaan

10. Diberikan data mengenai permintaan, peserta dapat

menghitung elastisitas permintaan

56

 

 

Konsep dan Kegiatan

Ekonomi

Distribusi

11. Diberikan data tentang distribusi di Indonesia, peserta

dapat menganalisis data distribusi tersebut

57

 

 

 

Konsumsi

12. Diberikan data tentang konsumsi di Indonesia, peserta

dapat menganalisis data konsumsi tersebut

58

 

 

 

Produksi

13. Diberikan data tentang produksi salah satu produk di

Indonesia, peserta dapat menganalisis data produksi tersebut

59

 

Menguasai konsep pola dan

perilaku kehidupan manusia dalam pembangunan dan aplikasinya dalam pembelajaran IPS

Globalisasi

Teori Globalisasi

5. Diberikan contoh kasus tentang globalisasi, peserta dapat

menilai makna globalisasi bagi arah perkembangan manusia di masa depan

60

 

 

 

Globalisme

33. Diberikan narasi mengenai prinsip globalisme, peserta

dapat menemukan contoh dampak prinsip globalisme bagi masyarakat Indonesia

61

 

 

Lembaga Sosial dan

Organisasi Budaya

Lembaga-lembaga sosial

17. Diberikan gambar perbandingan lembaga dan pranata

sosial, peserta dapat membedakan lembaga dan pranata sosial


 

NO.

 

CPBS

 

CMPK

 

Materi/Topik

 

Sub Mater/Sub Topik

 

Indikator

62

 

 

perubahan Sosial

Budaya

Bentuk perubahan sosial

budaya

25. Diberikan kasus tentang bentuk-bentuk perubahansosial,

peserta dapat menganalisis salah satu bentuk sosial budaya

63

 

 

 

Dampak perubahan sosial

budaya

30. Diberikan narasi mengenai cultural shock, peserta dapat

menganalisis dampaknya terhadap masyarakat

64

 

 

Interaksi dan Dinamika Sosial

Interaksi Sosial

29. Diberikan narasi mengenai bentuk-bentuk interaksi

sosial, peserta dapat menentukan rekonstruksi salah satu bentuk interaksi sosial

65

 

 

 

Dinamika Sosial

32. Diberikan narasi mengenai pengertian dinamika sosial

menurut Comte, peserta dapat menemukan contoh dalam kehidupan masyarakat sekitar

66

 

 

Penyimpangan Sosial

Penyimpangan Sosial

53. Disajikan contoh kasus mengenai penyimpangan sosial,

peserta dapat membedakan jenis-jenis penyimpangan sosial

67

 

 

Mobilitas Sosial

Pengertian dan Jenis Mobilitas Sosial

58. Disajikan contoh kasus tentang mobilitas sosial, peserta

dapat menilai berdasarkan pengertian mobilitas sosial menurut salah satu ahli.

68

 

 

 

Dampak Mobilitas Sosial

85. Disajikan narasi mengeni dampak mobilitas sosial ,

peserta dapat menentukan dampak dari struktur mobilitas sosial

69

 

Menguasai konsep ruang (lokasi,

iklim, bentuk muka bumi, geologis, flora dan fauna) dan interaksi antar ruang di Indonesia serta pengaruhnya terhadap kehidupan manusia berikut aplikasinya dalam pembelajaran IPS

Interaksi antar wilayah

di Indonesia, ASEAN, ASIA dan Benua lainnya

Interaksi antar wilayah di

Indonesia

50. Disajikan contoh kasus interaksi keruangan antar wilayah

di Indonesia, peserta dapat menjelaskan contoh bentuk interaksi antar wilayah di Indonesia

70

 

 

 

interaksi Indonesia

dengan negara ASEAN dan negara lainnya

57. Disajikan contoh kasus tentang hubungan bilateral dan

multilateral, peserta dapat menelaah kaitan antara kasus dengan jenis hubungan bilateral atau multilateral


 

NO.

 

CPBS

 

CMPK

 

Materi/Topik

 

Sub Mater/Sub Topik

 

Indikator

71

 

 

 

Kondisi wilayah di

Indonesia

77. Disajikan kondisi di wilayah Nusa Tenggara Timur,

peserta dapat mengidentifikasi kondisi fisik, iklim dan musim dominan di NTT

72

 

 

Kondisi Geografis

Indonesia dan Flora Fauna

Flora dan Fauna di

Indonesia

68. Disajikan gambar dan wilayah flora dan fauna di

Indonesia, Peserta dapat menjelaskan keuntungan memiliki flora dan fauna yang ada di wilayah timur Indonesia

73

 

 

 

Kondisi geografis Indonesia

74. Disajikan infografik mengenai kondisi geografis

Indonesia, Peserta dapat menjelaskan kondisi geografis Indonesia

74

 

 

 

Pengaruh Kondisi

geografis Indonesia terhadap Manusia, Flora dan Fauna

79. Disajikan narasi mengenai dampak kondisi geografis di

Indonesia, Peserta dapat memperjelas dampaknya terhadap kehidupan manusia

75

 

 

Letak Geografis

Indonesia dan Potensi Sumber Daya Alam

Letak Geografis Indonesia

95. Disajikan peta Indonesia, peserta dapat membandingkan

letak geografis Indonesia dengan Negara lain di ASEAN

76

 

 

 

Keuntungan Indonesia dengan Letak Geografis dan Potensi Sumber Daya

Alam

99. Disajikan tabel potensi sumber daya alam, peserta dapat menentukan keuntungan Indonesia berdasarkan letak geografis

77

 

Menguasai konsep peran Indonesia dalam dunia internasional di era Industri 4.0 dan aplikasinya dalam

pembelajaran IPS

Era Industri 4.0

Konsep dan Karakteristik Era Industri 4.0

2. Diberikan contoh kasus mengenai karakteristik Era Industri 4.0, peserta dapat menilai karakteristik utama kehidupan di Era Industri 4.0

78

 

 

 

Dampak Era Industri 4.0 terhadap peran Indonesia di dunia Internasional

91. Disajikan narasi tentang posisi Indonesia di Era Industri 4.0, peserta dapat menganalisis dampak Era Industri terhadap peran Indonesia di dunia Internasional


 

NO.

 

CPBS

 

CMPK

 

Materi/Topik

 

Sub Mater/Sub Topik

 

Indikator

79

 

 

Organisasi Regional

dan Internasional

Peran Indonesia di

Organisasi Regional dan Internasional

98. Disajikan tabel perbandingan mengenai peran Indonesia

di Organisasi Regional dan Internasional mulai dari jaman Presiden Soekarno sampai Presiden Jokowi, peserta dapat mengkategorikan peran Indonesia di Organisasi Internasional.

80

 

 

 

 

100. Disajikan tabel/narasi mengenai peran Indonesia di

Organisasi Regional dan Internasional mulai dari jaman Presiden Soekarno sampai Presiden Jokowi, peserta dapat mengkategorikan peran Indonesia di Organisasi Internasional.

81

mampu merancang

pembelajaran IPS dengan menerapkan prinsip multidisiplin dan interdisipliner, pedagogik, serta teknologi informasi dan komunikasi atau Technological Pedagogical and Content Knowledge, dengan pendekatan saintifik, kooperatif, aktif, kontekstual, integrated, dan tematik

mampu menelaah Kompetensi Inti

(KI) dan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran IPS untuk merumuskan indikator ketercapaian kompetensi dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, perkembangan intelektual, moral, dan sosial peserta didik, lingkungan sek

Perumusan Indikator

berdasarkan KI dan KD

Perumusan indikator

dengan mempertimbangkan perkembangan peserta didik

20. Diberikan indikator Kompetensi Dasar (KD) pada materi

Lembaga-lembaga Sosial, peserta dapat menentukan kegiatan motivasi yang sesuai dengan materi, metode, dan teknologi yang diterapkan

82

 

 

 

Perumusan indikator dengan mempertimbangkan

teknologi abad 21

21. Diberikan indikator Kompetensi Dasar pada Materi Permintaan dan Penawaran, peserta dapat menyimpulkan indikator yang sesuai

83

 

 

 

Analisis KD berdasarkan konten materi di CPBS 3

27. Diberikan Kompetensi Dasar pada materi perkembangan Hindu-Buddha di Indonesia, peserta dapat menentukan pilihan indikator yang paling relevan dan bermakna

84

 

Menentukan materi pokok dan

bahan ajar IPS SMP yang relevan dengan kompetensi

Bahan Ajar

Penyusunan bahan ajar

sesuai dengan konten IPS SMP

26. Diberikan kasus tentang penyimpangan sosial, peserta dapat memutuskan pilihan bahan ajar yang paling relevan


 

NO.

 

CPBS

 

CMPK

 

Materi/Topik

 

Sub Mater/Sub Topik

 

Indikator

85

 

 

Materi Pokok

Penyusunan materi ajar

sesuai dengan konten IPS SMP

28. Diberikan Kompetensi Dasar pada materi perkembangan

masyarakat pada masa Hindu Buddha, peserta dapat menentukan materi pokok atau materi esensial

86

 

 

 

 

38. Disajikan kasus tentang materi pembelajaran IPS,

peserta menentukan materi yang sesuai

87

 

Mengembangkan media pembelajaran IPS SMP mendukung peningkatan keterampilan peserta didik dalam memecahkan masalah secara kritis, humanis, inovatif, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif

Media Pembelajaran Tidak Langsung

Media yang diproyeksikan

46. Diberikan tujuan pembelajaran terkait materi Globalisasi, peserta dapat menentukan media berbasis TIK yang relevan dengan tujuan tersebut

88

 

 

 

Google Maps

47. Diberikan tujuan pembelajaran mengenai letak geografis

Indonesia, peserta dapat menganalisis berdasarkan data yang diberikan dari google maps

89

 

Mengembangkan rencana

pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan strategi/pendekatan/model/metod e pembelajaran IPS SMP untuk memfasilitasi pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara utuh (kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif) yang m

Pengembangan RPP

yang terintegrasi dengan pendidikan karakter, keterampilan abad ke-21 dan perkembangan teknologi abad ke-21

RPP yang terintegrasi

dengan pendidikan karakter, keterampilan abad 21 dan TIK

19. Diberikan indikator Kompetensi Dasar (KD) pada materi

Kegiatan Ekonomi peserta dapat merekonstruksi pembelajaran yang mengarah pada pengembangan keterampilan abad 21


 

NO.

 

CPBS

 

CMPK

 

Materi/Topik

 

Sub Mater/Sub Topik

 

Indikator

90

 

Mengembangkan sumber belajar

IPS SMP dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang mendukung pembelajaran dalam IPS SMP dan memperhatikan keterpaduan pengetahuan IPS SMP

Sumber belajar IPS

yang berbasis TIK

Reading Materials

48. Diberikan tujuan pembelajaran terkait materi globalisasi,

peserta dapat menentukan sumber belajar (Reading Materials) yang relevan dengan tujuan tersebut

91

mampu melaksanakan pembelajaran IPS yang mendidik dengan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi untuk membangun sikap (karakter Indonesia), pengetahuan, dan keterampilan peserta didik dalam memecahkan masalah secara kritis, humanis, inovatif, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif, dengan menggunakan model pembelajaran dan sumber belajar yang didukung hasil penelitian

Mengimplementasikan perangkat pembelajaran IPS SMP berbasis TPACK dengan menerapkan strategi/pendekatan/model/metod e pembelajaran IPS SMP untuk memfasilitasi pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara utuh (kritis, kreatif, komunikatif, dan

Penerapan Pendekatan Saintifik Learning

Model Pembelajaran Problem Based Learning

4. Diberikan contoh kasus mengenai penyelesaian masalah di masyarakat yang dikaitkan dengan materi IPS, peserta dapat menyusun syntac dari kasus tersebut

92

 

 

 

Model Pembelajaran

Simulasi

44. Diberikan sintak model simulasi, peserta dapat mengkritik

kelemahan model pembelajaran simulasi

93

 

 

Keterampilan mengajar IPS yang berbasis TPACK untuk memfasilitasi pengembangan keterampilan abad 21

Keterampilan dalam membuka pembelajaran

18. Diberikan indikator KD tentang pembelajaran IPS, peserta dapat merumukan kegiatan yang termasuk dalam bagian membuka pembelajaran.


 

NO.

 

CPBS

 

CMPK

 

Materi/Topik

 

Sub Mater/Sub Topik

 

Indikator

94

 

 

Keterampilan Abad 21

Problem solving

52. Disajikan contoh kasus mengenai keterampilan abad ke-

21, peserta dapat menentukan cara memecahkan masalah dalam kasus tersebut

95

 

 

 

Komunikasi

64. Disajikan data mengenai pentingnya keterampilan

komunikasi dalam proses pembelajaran, peserta mampu menganalisis data tersebut dikaitkan dengan globalisasi

96

 

 

Strategi pembelajaran

IPS

Literasi digital

54. Disajikan contoh kasus mengenai salah satu materi IPS,

peserta dapat menentukan literasi digital yang dapat dilakukan oleh guru

97

 

 

 

Strategi pembelajaran

abad ke-21

55. Disajikan contoh kasus penggunaan media digital pada

pembelajaran IPS, peserta mampu merencanakan fase proses adopsi dan adaptasi guru dalam pembelajaran abad ke-21

98

 

 

 

Standar Teknologi

Pendidikan Nasional

80. Disajikan narasi mengenai deskripsi standar teknologi

pendidikan nasional, peserta dapat menentukan standar mana yang membahas deskripsi tersebut

99

 

 

 

Bahan ajar berdasarkan cara kerjanya

84. Disajikan narasi mengenai salah satu bahan ajar sesuai

materi IPS, peserta menentukan bahan ajar berdasarkan cara kerjanya

100

 

 

Model Pembelajaran

Kolaboratif

Karakteristik

pembelajaran kolaboratif

62. Disajikan data mengenai ciri-ciri pembelajaran

Kolaboratif, peserta dapat membandingkan efektivitas pembelajaran kolaboratif dengan model pembelajaran lainnya


 

NO.

 

CPBS

 

CMPK

 

Materi/Topik

 

Sub Mater/Sub Topik

 

Indikator

101

mampu mengevaluasi

masukan, proses, dan hasil pembelajaran IPS yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik dengan menerapkan asesmen otentik, serta memanfaatkan hasil evaluasi untuk perbaikan kualitas pembelajaran

Mengembangkan alat evaluasi

proses dan hasil pembelajaran IPS SMP berbasis teknologi informasi dan komunikasi

Evaluasi hasil

pembelajaran berbasis TIK

Menulis tes Hasil Belajar

14. Diberikan data yang terkait dengan hasil belajar, peserta

dapat menganalisis butir soal yang ada

102

 

 

 

Konstruksi instrumen

asesmen hasil belajar

23. Diberikan indikator pembelajaran pada materi "Masa

Pergerakan Nasional", peserta dapat menentukan alat evaluasi yang paling tepat dengan rumusan indikator tersebut.

103

 

 

 

Menulis butir soal tes

49. Disajikan contoh butir soal tes, peserta dapat

menganalisis kevalidan butir soal tersebut

104

 

 

 

 

82. Disajikan narasi mengenai materi Dinamika Sosial, peserta dapat menyusun bentuk soal benar salah yang tepat

105

 

 

 

Menyusun kisi-kisi

76. Disajikan kompetensi dasar, materi esensial dan indikator

salah satu materi IPS, peserta mampu menyusun indikator soal

106

 

 

Evaluasi Proses

Pembelajaran berbasis TIK

Kontruksi instrumen

asesmen proses

22. Diberikan indikator pembelajaran dengan materi

"Perubahan dan Kesinambungan Masa Reformasi", peserta dapat menentukan pilihan alat evaluasi yang tepat dengan rumusan indikator tersebut.

107

 

 

 

Penilaian antar teman

56. Disajikan contoh kasus penilaian antar teman dalam

proses pembelajaran, peserta dapat menyimpulkan pernyataan yang benar terkait dengan contoh kasus yang diberikan

108

 

 

 

Penilaian kinerja

59. Disajikan data dalam bentuk skala penilaian dalam

proses pembelajaran, peserta mampu mengkaitkan skala penilaian dengan kinerja siswa


 

NO.

 

CPBS

 

CMPK

 

Materi/Topik

 

Sub Mater/Sub Topik

 

Indikator

109

 

 

 

Penilaian diri

73. Disajikan indikator pembelajaran dengan materi kerajaan

masa Islam, peserta dapat menentukan penilaian diri yang tepat dengan rumusan indikator tersebut

110

 

 

 

Jurnal

83. Disajikan narasi mengenai perilaku guru dalam

melakukan penilaian di kelas, peserta mampu menganalisis rubrik jurnal yang dibuat guru

111

mampu mengembangkan

diri secara berkelanjutan sebagai guru IPS yang profesional melalui penelitian, refleksi diri, pencarian informasi baru, dan inovasi

Mampu melakukan refleksi

terhadap pembelajaran yang telah dilakukan untuk membuat keputusan dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran IPS

Pemanfaatan Hasil

PTK dalam meningkatkan kualitas pembelajaran

Memanfaatkan hasil PTK

60. Disajikan data hasil PTK, peserta dapat memberikan

contoh tindak lanjut dari hasil PTK tersebut

112

 

 

 

Refleksi hasil PTK

61. Disajikan data hasil PTK, peserta dapat memberikan

contoh perencanaan berikutnya berdasarkan hasil refleksi PTK tersebut

113

 

Mampu melaporkan proses dan

hasil PTK dalam pembelajaran IPS

Menyusun laporan

PTK

Manfaat laporan PTK

51. Disajikan contoh kasus mengenai keberhasilan PTK,

peserta mampu menganalisis manfaat pembuatan PTK

114

 

 

 

Format laporan PTK

72. Disajikan hasil PTK dalam pembelajaran IPS. Peserta

dapat menentukan aspek-aspek yang perlu dilaporkan berdasarkan hasil PTK

115

 

Mampu mendesiminasikan hasil

PTK dalam pembelajaran IPS dalam forum ilmiah.

Diseminasi hasil PTK

Diseminasi hasil PTK di

kelas

63. Disajikan data mengenai hasil PTK dalam pembelajaran

IPS, peserta dapat menyimpulkan pentingnya diseminasi hasil PTK dalam forum ilmiah sebagai bentuk pertanggungjawaban guru sebagai peneliti.

116

 

 

 

Diseminasi hasil PTK di Media Cetak

78. Disajikan narasi mengenai cara-cara penyebarluasan

hasil PTK, peserta dapat menentukan media yang tepat untuk mendiseminasikan hasil PTK

117

 

Mampu menganalisis

permasalahan dalam pembelajaran IPS di sekolah;

Identifikasi masalah

pembelajaran IPS SMP

Identifikasi masalah

87. Disajikan narasi permasalahan pembelajaran perubahan

sosial budaya, peserta dapat menentukan cara pemecahan yang tepat


 

NO.

 

CPBS

 

CMPK

 

Materi/Topik

 

Sub Mater/Sub Topik

 

Indikator

118

 

 

 

Rumusan masalah PTK

94. Disajikan permasalah pembelajaran IPS, peserta dapat

menyimpulkan rumusan masalah yang tepat

119

 

Mampu merancang PTK dalam pembelajaran IPS menggunakan kaidah penelitian pembelajaran dengan menerapkan inovasi pembelajaran berbasis TPACK

Rancangan PTK dalam pembelajaran IPS SMP

Format rancangan PTK

88. Disajikan narasi permasalahan pembelajaran perubahan sosial budaya, peserta dapat merumuskan rancangan pemecahan permasalahan pembelajaran umtuk PTK

120

 

 

 

Siklus Penelitian Tindakan kelas

97. Disajikan siklus PTK menurut Kemmis dan Taggart,

peserta dapat menganalisis tahapan observasi dalam siklus tersebut

 

 

 

5. Diberikan contoh kasus tentang globalisasi, peserta  dapat menilai makna globalisasi bagi arah perkembangan manusia di masa depan

 

materi di modul 4: halaman (142-143}

Dampak negatif dari arus globalisasi ini kerap kali kita temui berbagai macam kejanggalan pada prilaku pelajar, yang terkadang diluar batas nalar. Hal ini merupakan efek dari pendidikan yang diberikan, sehingga apa yang dilakukan akan sesuai dengan apa yang diberikan kepada pelajar itu sendiri.

Contoh kejanggalan prilaku yang kerap kali dilakukan oleh para pelajar ialah, membolos saat pelajaran berlangsung, tawuran antar pelajar, sex bebas, penggunaan handpone yang menjadikan antar pelajar acuh terhadap orang disampingnya dan masih banyak lagi. Dampak pengaruh negatif dari adanya globalisasi yang sering kita dengar adalah adanya westernisasi atau gaya hidup kebarat-baratan. Disisi lain pengaruh westernisasi dari segi pakaian juga membawa dampak negatif. Awalnya bangsa kita selalu berpakaian sopan, selalu berpakaian tertutup, namun kini tidak lagi, karena pengaruh pakaian-pakaian yang tidak sesuai. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, apabila terjadi pengaruh budaya luar yang masuk ke suatu negara atau masyarakat maka akan timbul respon (reaksi). Berbagai reaksi itu ada yang bersifat menolak, menyesuaikan (menerima), maupun menerima namun dengan paksaan oleh karena misalnya budaya dari masyarakat tersebut kurang dominan jika dibandingkan dengan budaya luar (asing) yang masuk. Nah di sinilah yang perlu kita perhatikan, sebab dengan masuknya arus budaya global (akibat lemahnya budaya lokal) maka dapat berakibat pada kerusakan akhlak suatu bangsa.

 

 

Tabel 3. Dampak positif dan negatif globalisasi dalam bidang sosial budaya No.

Dampak Positif

Dampak Negatif

1.

Budaya lokal/daerah mulai dikenal dunia.

Culture shock (masyarakat merasa gegar/bingung terhadap budaya baru yang muncul sehingga merasa tidak dapat bergantung pada budaya aslinya.

2.

Masyarakat dapat mengenal berbagai kebudayaan asing.

Culture lag/ketimpangan budaya (masyarakat menganggap suatu budaya lebih tinggi dibandingkan budaya lain sehingga kehilangan jati diri budaya aslinya).

3.

Kehidupan masyarakat semakin maju.

Etnosentrisme, yaitu sikap yang memandang budayanya lebih baik (superior) dibanding budaya lain.

4.

Penggunaan hardware dan software hasil iptek semakin meningkatkan intelektual dan pola pikir masyarakat.

Mudah masuknya nilai-nilai sosial budaya negara lain yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa, misalnya model pakaian yang tidak memperhatikan nilai kesopanan.

5.

Semakin cepat dan lancarnya arus komunikasi, informasi, dan transportasi.

Arus globalisasi kadang kala menjadi sarana bagi munculnya penyimpangan sosial, seperti konsumsi narkoba, seks bebas, tindak kriminalitas, dan sebagainya.

6.

Masuknya beragam gagasan sosial budaya dari negara lain,

Pada umumnya, generasi muda mulai meninggalkan nilai-nilai budaya

 

 

 

 

 

 

 

 

33. Diberikan narasi mengenai prinsip globalisme, peserta dapat  menemukan contoh  dampak  prinsip  globalisme  bagi  masyarakat  Indonesia

 

Roland Robertson, dosen sosiologi Universitas Aberdeen, salah satu penulis pertama di bidang globalisasi, mendefinisikan globalisasi pada tahun 1992 sebagai:

...pemadatan dunia dan pemerkayaan kesadaran dunia secara keseluruhan.[16]

Sosiolog Martin Albrow dan Elizabeth King mendefinisikan globalisasi sebagai:

...semua proses yang menyatukan penduduk dunia menjadi satu masyarakat dunia yang tunggal.[2]

Di The Consequences of ModernityAnthony Giddens memakai definisi berikut:

Globalisasi dapat diartikan sebagai intensifikasi hubungan sosial dunia yang menghubungkan tempat-tempat jauh sehingga peristiwa di suatu tempat dapat dipengaruhi oleh peristiwa yang terjadi di tempat lain sekian kilometer jauhnya dan sebaliknya.[17]

Di Global TransformationsDavid Held dan lainnya mendefinisikan globalisasi sebagai:

Meski dalam artian paling sederhananya globalisasi mengacu pada pelebaran, pendalaman, dan pemercepatan interkoneksi global, definisi semacam itu perlu dijelaskan lebih jauh lagi. ... Globalisasi dapat ditempatkan di dalam satu kontinuum bersama lokal, nasional, dan regional. Di satu ujung kontinuum, terdapat hubungan dan jaringan sosial dan ekonomi yang berbasis lokal dan/atau nasional; di ujung lain, terdapat hubungan dan jaringan sosial dan ekonomi yang menguat pada skala interaksi regional dan global. Globalisasi dapat merujuk pada proses perubahan ruang-waktu yang menopang transformasi susunan kehidupan manusia dengan menghubungkan sekaligus memperluas aktivitas manusia melintasi wilayah dan benua. Tanpa melihat kaitan keruangan seperti itu, istilah ini takkan bisa dirumuskan secara jelas atau runtun. ... Definisi globalisasi yang tepat harus bisa mencakup elemen-elemen berikut: jangkauan, intensitas, kecepatan, dan pengaruh.[18]

Dalam buku The Race to the Top: The Real Story of Globalization, jurnalis Swedia Thomas Larsson menyatakan bahwa globalisasi adalah:

...proses penyusutan dunia sehingga jarak semakin pendek dan segala hal terasa semakin dekat. Globalisasi mengacu pada semakin mudahnya interaksi antara seseorang di satu tempat dengan orang lain di belahan dunia yang lain.[19]

Jurnalis Thomas L. Friedman memopulerkan kata "flat world" (dunia datar). Ia berpendapat bahwa perdagangan globaloutsourcingrantai suplai, dan kekuatan politik telah mengubah dunia lebih baik atau buruk secara permanen. Ia menegaskan bahwa globalisasi berlangsung semakin cepat dan pengaruhnya terhadap organisasi dan praktik bisnis akan terus berkembang.[20]

Ekonom Takis Fotopoulos mendefinisikan "globalisasi ekonomi" sebagai pembebasan dan deregulasi pasar komoditas, modal, dan tenaga kerja yang berujung pada globalisasi neoliberal masa kini. Ia memakai istilah "globalisasi politik" untuk menyebut kemunculan kaum elit transnasional dan hilangnya negara bangsa. "Globalisasi budaya" digunakan untuk menyebut homogenisasi budaya dunia. Istialh lainnya adalah "globalisasi ideologi", "globalisasi teknologi", dan "globalisasi sosial".[21]

Karakteristik Globalisasi[sunting | sunting sumber]

1.     

Penggunaan antena parabola pada TV memungkinkan seseorang merasakan banyak hal dari budaya lain, karena parabola tidak hanya menyediakan saluran dalam negeri saja melainkan juga dari luar negeri.

Perubahan konsep ruang serta waktu. Perkembangan barang-barang seperti telepon genggamtelevisi satelit, dan internet membuat komunikasi global terjadi dengan cepat. Pergerakan massa, seperti pariwisata , membuat kita dapat merasakan banyak hal dari bermacam-macam budaya di dunia.

2.   Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadikan masing-masing saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perekonomian, pembagian pekerjaan yang baru secara internasional, meningkatnya pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi dunia seperti World Trade Organization (WTO).

3.   Peningkatan interaksi kultural lewat perkembangan media massa (contohnya televisi, film , musik, serta transmisi berita dan olahraga internasional). Saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalamai gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang beraneka ragam dari berbagai budaya, misalnya fashion, literatur, dan makanan.

4.   Meningkatnya masalah bersama, misalnya dalam aspek lingkungan, ekonomi, perdagangan obat terlarang internasional, kesehatan, dan terorisme.[41]

 

 

 

 

17. Diberikan gambar perbandingan lembaga dan pranata sosial, peserta dapat membedakan lembaga dan pranata sosial materi di modul 4; halaman (66.......)

 

Beberapa karakteristik utama dari lembaga sosial, yaitu:

a.       Lembaga sosial merupakan organisasi yang bersifat tetap.

Sifat tetap yang ada pada lembaga sosial lebih disebabkan oleh adanya kebutuhan-kebutuhan setiap orang dalam lembaga sosial yang bersangkutan juga bersifat relatif tetap.

b.      Lembaga sosial merupakan suatu organisasi yang terstruktur secara rapih.

Artinya, di dalam lembaga sosial terdapat struktur terpadu yang terdiri dari kedudukan atau jabatan, peran-peran sosial, pola-pola perilaku, dan hubungan-hubungan antar komponen secara keseluruhan yang bersifat tetap.

c.       Keberadaan lembaga sosial berkaitan dengan kebutuhan utama manusia dalam kehidupan bermasyarakat.

d.      Adapun kebutuhan utama yang dimaksudkan dalam hal ini berkaitan dengan kebutuhan material, spiritual, sosial, ekonomi, dan lain sebagainya.

e.       Lembaga sosial memiliki sistem nilai dan sistem norma yang mengikat perilaku manusia.

f.       Dengan demikian, segala jenis kegiatan yang dilaksanakan dalam suatu lembaga sosial disesuaikan dengan peranan lembaga sosial yang bersangkutan.

 

Adapun ciri-ciri atau karakteristik pranata sosial adalah meliputi hal-hal berikut ini. (https://www.gurupendidikan.co.id/pranata-sosial/)

  1. Memiliki Lambang-Lambang/Simbol.

Setiap pranata sosial pada umumnya memiliki lambang-lambang atau simbol-simbol yang ter-wujud dalam tulisan, gambar yang memiliki makna serta menggambarkan tujuan dan fungsi pranata yang bersangkutan. Contoh cincin pernikahan sebagai simbol dalam pranata keluarga, burung garuda merupakan simbol dari pranata politik negara Indonesia.

  1. Memiliki Tata Tertib dan Tradisi.

Pranata sosial memiliki aturan-aturan yang menjadi tata tertib serta tradisi-tradisi baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang akan menjadi acuan serta pedoman bagi setiap anggota masyarakat yang ada di dalamnya. Contohnya dalam pranata keluarga seorang anak wajib bersikap hormat kepada orang tua, namun tidak ada aturan tertulis yang baku tentang deskripsi sikap tersebut. Sementara itu dalam pranata pendidikan ada aturan-aturan tertulis yang wajib dipatuhi semua warga sekolah yang tertuang dalam tata tertib sekolah.

  1. Memiliki Satu atau Beberapa Tujuan.

Pranata sosial mempunyai tujuan yang disepakati bersama oleh anggota masyarakat. Tujuan pranata sosial kadang tidak sejalan dengan fungsinya secara keseluruhan. Contoh: Pranata ekonomi, antara lain bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

  1. Memiliki Nilai
    Pranata sosial merupakan hasil pola-pola pemikiran dan pola-pola perilaku dari sekelompok orang atau anggota masyarakat, mengenai apa yang baik dan apa yang seharusnya dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan demikian pranata sosial terdiri atas adat istiadat, tradisi atau kebiasaan serta unsur-unsur kebudayaan lain yang secara langsung maupun tidak langsung bergabung dalam suatu fungsi, sehingga pranata sosial tersebut mempunyai makna atau nilai di dalam masyarakat tersebut. Contoh tradisi dan kebiasaan dalam pranata keluarga adalah sikap menghormati atau sikap sopan santun terhadap orang yang lebih tua.
  2. Memiliki Usia Lebih Lama (Tingkat Kekekalan Tertentu).

Pranata sosial pada umumnya memiliki umur lebih lama daripada umur manusia. Pranata sosial pada umumnya tidak mudah berganti atau berubah. Hal tersebut terbukti dengan banyaknya pranata sosial yang diwariskan dari generasi ke generasi. Pranata sosial yang telah diterima akan melembaga pada setiap diri anggota masyarakat dalam jangka waktu relatif lama sehingga dapat di-tentukan memiliki tingkat kekekalan tertentu. Contohnya tradisi silaturahmi pada waktu hari raya lebaran, merupakan tradisi turun temurun dari dulu hingga sekarang.

  1. Memiliki Alat Kelengkapan.

Pranata sosial dan memiliki sarana dan prasarana yang digunakan untuk mencapai tujuan. Misalnya mesin produksi pada sebuah pabrik merupakan sarana dalam pranata ekonomi untuk menghasilkan barang.

25. Diberikan kasus tentang bentuk-bentuk perubahan sosial, peserta dapat menganalisis salah satu bentuk  perubahan   sosial  budaya

 

materi di modul 4;

 

Perubahan yang terjadi di dalam masyarakat berupa perubahan norma-norma sosial, nilai-nilai sosial, interaksi sosial, pola-pola perilaku, organisasi sosial, lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan masyarakat, susunan kekuasaan, dan wewenang. Begitu luasnya bidang-bidang perubahan itu sehingga perlu ditentukan batasan pengertian perubahan sosial. (halaman  134)

 

Perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat dapat dibedakan atas beberapa bentuk, yaitu perubahan evolusi dan perubahan revolusi, perubahan berencana dan perubahan tidak berencana, perubahan berpengaruh besar serta perubahan berpengaruh kecil.

 

a. Perubahan Evolusi dan Perubahan Revolusi

1) Perubahan Evolusi

Perubahan evolusi adalah perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam proses lambat, dalam waktu yang cukup lama dan tanpa ada kehendak tertentu dari masyarakat yang bersangkutan. Perubahan-perubahan ini berlangsung mengikuti kondisi perkembangan masyarakat, yaitu sejalan dengan usaha-usaha masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Dengan kata lain, perubahan sosial terjadi karena dorongan dari usaha-usaha masyarakat guna menyesuaikan diri terhadap kebutuhan-kebutuhan hidupnya dengan perkembangan masyarakat pada waktu tertentu.

Contoh, perubahan sosial dari masyarakat berburu menuju ke masyarakat meramu.

Gambar 3. Kehidupan manusia purba pada masa berburu merupakan perubahan evolusi  (Sumber: docplayer.info.com)

Kehidupan masyarakat pada masa berburu dan mengumpulkan makanan masih sangat sederhana. Mereka memenuhi segala kebutuhan hidupnya dari berburu dan mengumpulkan makanan. Mereka memakan makanan yang disediakan oleh alam. Makanan diperoleh dengan cara berburu, mengumpulkan buah-buahan, ubi-ubian, dan menangkap ikan. Mereka hidup dalam kelompok-kelompok kecil (bergerombol) agar mampu menghadapi segala macam tantangan atau ancaman. Manusia purba telah pandai memilih tempat-tempat tinggalnya, seperti di tepi sungai, di tepi danau ataupun di pantai. Ada juga yang tinggal di dalam goa-goa atau ceruk-ceruk batu; maka tempat tinggal mereka tidak menetap. Di tepi sungai atau danau banyak terdapat ikan dan binatang lain yang menjadi buruan mereka dan dapat mereka makan. Ada yang hidup di tepi pantai karena pantai banyak terdapat sumber makanan. Demikian juga yang tinggal di gua-gua, di daerah sekitarnya pastilah daerah yang cukup memberikan makanan, sehingga mereka bisa bertahan untuk hidup. Masa inilah yang disebut masa food gathering (mencari dan mengumpulkan makanan) dengan sistem hidup berpindah-pindah (nomaden).

Menurut Soerjono Soekanto (1987), terdapat tiga teori yang mengupas tentang evolusi, yaitu:

a) Unilinier Theories of Evolution: Teori ini menyatakan bahwa manusia dan masyarakat mengalami perkembangan sesuai dengan tahap-tahap tertentu, dari yang sederhana menjadi kompleks dan sampai pada tahap yang sempurna.

b) Universal Theory of Evolution: Teori ini menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidak perlu melalui tahap-tahap tertentu yang tetap. Menurut teori ini, kebudayaan manusia telah mengikuti suatu garis evolusi yang tertentu.

c) Multilined Theories of Evolution: Teori ini menekankan pada penelitian terhadap tahap perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat. Misalnya, penelitian pada pengaruh perubahan sistem pencaharian dari sistem berburu ke pertanian.

Semua teori evolusi menilai bahwa perubahan masyarakat dan kebudayaan melalui urutan penahapan yang sama dan bermula dari tahapan perkembangan awal menuju ke tahap perkembangan terakhir. Teori-teori evolusi menyatakan bahwa perubahan masyarakat dan kebudayaan memiliki arah tetap yang dilalui oleh semua masyarakat, dan manakala tahap terakhir telah dicapai maka pada saat itu perubahan evolusi pun berakhir (Ranjabar, 2015).

2) Perubahan Revolusi

Perubahan revolusi merupakan perubahan yang berlangsung secara cepat dan tidak ada kehendak atau perencanaan sebelumnya. Secara sosiologis perubahan revolusi diartikan sebagai perubahan-perubahan sosial mengenai unsur-unsur kehidupan atau lembaga-lembaga kemasyarakatan yang berlangsung relatif cepat. Dalam revolusi, perubahan dapat terjadi dengan direncanakan atau tidak direncanakan. Revolusi sering kali diawali adanya ketegangan atau konflik dalam tubuh masyarakat yang bersangkutan.

Revolusi tidak dapat terjadi di setiap situasi dan kondisi masyarakat. Secara sosiologi, suatu revolusi dapat terjadi harus memenuhi beberapa syarat tertentu. Syarat-syarat tersebut antara lain:

a) Ada beberapa keinginan umum mengadakan suatu perubahan. Di dalam masyarakat harus ada perasaan tidak puas terhadap keadaan, dan harus ada suatu keinginan untuk mencapai perbaikan dengan perubahan keadaan tersebut.

b) Adanya seorang pemimpin atau sekelompok orang yang dianggap mampu memimpin masyarakat tersebut.

c) Pemimpin tersebut dapat menampung keinginan-keinginan tersebut, untuk kemudian merumuskan serta menegaskan rasa tidak puas dari masyarakat, untuk dijadikan program dan arah bagi geraknya masyarakat.

d) Pemimpin tersebut harus dapat menunjukkan suatu tujuan pada masyarakat. Artinya adalah bahwa tujuan tersebut bersifat konkret dan dapat dilihat oleh masyarakat. Selain itu, diperlukan juga suatu tujuan yang abstrak. Misalnya perumusan sesuatu ideologi tersebut.

e) Harus ada momentum untuk revolusi, yaitu suatu saat di mana segala keadaan dan faktor adalah baik sekali untuk memulai dengan gerakan revolusi. Apabila momentum (pemilihan waktu yang tepat) yang dipilih keliru, maka revolusi dapat gagal.

b. Perubahan yang Direncanakan dan Perubahan yang Tidak Direncanakan

Bagaimana uraian dari perubahan-perubahan tersebut, dapat kamu perhatikan materi di bawah ini.

1) Perubahan yang Direncanakan

Perubahan yang direncanakan adalah perubahan-perubahan yang diperkirakan atau yang telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan di dalam masyarakat (Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi: 1974). Pihak-pihak yang menghendaki suatu perubahan dinamakan agent of change, yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan dari masyarakat sebagai pemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan. Oleh karena itu, suatu perubahan yang direncanakan selalu di bawah pengendalian dan pengawasan agent of change. Secara umum, perubahan berencana dapat juga disebut perubahan dikehendaki. Misalnya, untuk mengurangi angka kematian anak-anak akibat polio, pemerintah mengadakan gerakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) atau untuk mengurangi pertumbuhan jumlah penduduk pemerintah mengadakan program keluarga berencana (KB). Selain itu pemilihan kepala daerah atau presiden melalui pemilu merupakan contoh perubahan sosial yang direncanakan.

Gambar 4. Pemilihan kepala daerah merupakan salah satu contoh dari perubahan yang direncanakan

(Sumber: kompasiana.com) Pemilihan presiden dan kepala daerah merupakan bagian dari proses perubahan sosial yang direncanakan, karena harus melalui tahapan-tahapan tertentu dan berbagai prosedur yang harus ditempuh. Dalam proses pelaksanaannya, pemilu melalui beberapa tahap pelaksanaan, yaitu pendaftaran pemilih, kampanye, pemungutan suara, perhitungan suara serta pengumuman hasil pemilu. Sehingga membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Untuk lebih jelas tentang masing-masing prosesnya saudara dapat menyimak video simulasi langkah-langkah pelaksanaan pemilu raya yang terdapat didaring.

2) Perubahan yang Tidak Direncanakan

Perubahan yang tidak direncanakan biasanya berupa perubahan yang tidak dikehendaki oleh masyarakat. Karena terjadi di luar perkiraan dan jangkauan, perubahan ini sering membawa masalah-masalah yang memicu kekacauan atau kendala-kendala dalam masyarakat. Oleh karenanya, perubahan yang tidak dikehendaki sangat sulit ditebak kapan akan terjadi. Misalnya, kasus banjir bandang di Sinjai, Kalimantan Barat. Berikut adalah salah satu contoh korban banjir:

Gambar 5. Bencana banjir merupakan contoh perubahan

yang tidak direncanakan

(Sumber: riauexpose.com)

Timbulnya banjir dikarenakan pembukaan lahan yang kurang memperhatikan kelestarian lingkungan. Sebagai akibatnya, banyak perkampungan dan permukiman masyarakat terendam air yang mengharuskan para warganya mencari permukiman baru. Bencana banjir yang sering terjadi di Inonesia merupakan sebuah perubahan yang tidak direncanakan. Selain itu juga perubahan tersebut membawa dampak ke berbagai aspek kehidupan masyarakat.

c. Perubahan Berpengaruh Besar dan Perubahan Berpengaruh Kecil

Apa yang dimaksud dengan perubahan-perubahan tersebut dapat kamu ikuti penjabarannya berikut ini.

1) Perubahan Berpengaruh Besar

 

Suatu perubahan dikatakan berpengaruh besar jika perubahan tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan pada struktur kemasyarakatan, hubungan kerja, sistem mata pencaharian, dan stratifikasi masyarakat. Sebagaimana tampak pada perubahan masyarakat agraris menjadi industrialisasi. Pada perubahan ini memberi pengaruh secara besar-besaran terhadap jumlah kepadatan penduduk di wilayah industri dan mengakibatkan adanya perubahan mata pencaharian. Alvin Toffler, futurolog AS, pernah menuliskan akan hal tersebut dalam bukunya yang berjudul The Third Wave. Bahwa ada tiga gelombang teknologi yang terjadi di dunia ini, gelombang pertama era pertanian, setelah itu akan muncul era industri dan kemudian lahirlah era informasi.

Gambar 6. Perubahan yang berpengaruh besar dari mulai era agraris menuju era industri dan sekarang adalah era reformasi

(Sumber: kompasiana.com) Setuju atau tidak setuju pandangan tersebut, intinya saat ini kita berada di gelombang informasi. Terbukti dari perubahan dan kemajuan teknologi informasi yang sangat pesat, kita tersadar bahwa kita ada di era informasi. Tidak dapat dipungkiri bahwa era ini telah mengubah banyak hal dalam kehidupan, mulai dari perkembangan bisnis, kemajuan pengetahuan dan teknologi, pesatnya informasi dan berita, berkembangnya aplikasi. Bahkan hingga interaksi dan komunikasi semakin pesat sejak kehadiran media online dan media sosial. Salah satu contoh dampak dari ada kemajuan teknologi adalah di dunia pendidikan khususnya di Indonesia. Dalam hal evaluasi akhir pada setiap jenjang pendidikan, dahulu di Indonesia Ujian Nasional dilaksanakan secara manual atau dengan ujian tertulis. Namun saat ini pelaksanaan Ujian Nasional sudah menggunakan teknologi yaitu berbasis komputer, atau yang sekarang ini dikenal dengan sebutan UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer), disebut juga Computer Based Test (CBT) adalah sistem pelaksanaan ujian nasional dengan menggunakan komputer sebagai media ujiannya. Dalam pelaksanaannya, UNBK berbeda dengan sistem ujian nasional berbasis kertas atau Paper Based Test (PBT) yang selama ini sudah berjalan. seperti pelaksanaannya pun bisa saudara lihat pada gambar berikut ini:

Gambar 7. Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer

(Sumber: viva.com)

Penyelenggaraan UNBK pertama kali dilaksanakan pada tahun 2014-2019 dapat dikatakan berhasil. Sejauh ini hingga tahun 2019 pelaksanaan UNBK telah berhasil dilaksanakan hampir diseuruh sekolah yang ada di Indonesia. Kondisi ini yang menunjukkan bahwa kemajuan teknologi mempunyai pengaruh yang sangat besar dan luar biasa terhadap kemajuan bidang pendidikan di Indonesia. Secara lebih lanjut pelaksanaan UNBK dapat saudara saksikan melalui video simulasi pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer yang ada di modul daring.

2) Perubahan Berpengaruh Kecil

Perubahan berpengaruh kecil merupakan pengaruh yang dampaknya berpengaruh hanya pada sebagian masyarakat. Contoh, perubahan mode pakaian dan mode rambut. Perubahan-perubahan tersebut tidak membawa pengaruh yang besar dalam masyarakat karena tidak mengakibatkan perubahan-perubahan pada lembaga kemasyarakatan.

Gambar 8. Perubahan mode pakaian termasuk dalam bentuk perubahan

yang berpengaruh kecil

(Sumber: docplayer.info)

Perkembangan mode pakaian hampir terjadi di berbagai negara. Dalam kacamata teori siklus, periode pergantian mode pakaian mempunyai pola memutar, dari mode pakaian pada tahun tertentu, di saat tahun sekarang bisa saja terulang. Perubahan mode pakaian itulah yang dapat diikuti hanya sebagian kelompok masyarakat saja sehingga perubahan mode pakaian ini tergolong dalam perubahan yang berpengaruh kecil.

 

 

30. Diberikan narasi mengenai cultural shock, peserta dapat menganalisis dampaknya terhadap masyarakat

 

Materi di modul 4  159……..

 

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

 

29. Diberikan narasi mengenai bentuk-bentuk interaksi sosial, peserta dapat menentukan rekonstruksi salah satu bentuk interaksi sosial

 

Materi dimodul: 4:

 

Bentuk Interaksi Sosial

Interaksi sosial yang dilakukan manusia mengarah ke dua kutub yang berlawanan. Adakalanya mengarah pada suatu kerja sama, namun pada saat lain dapat mengarah ke bentuk perlawanan. Interaksi sosial yang mengarah ke bentuk kerja sama disebut interaksi asosiatif, sedangkan interaksi sosial yang mengarah ke bentuk perlawanan disebut interaksi disosiatif. Kedua kutub itu memiliki variasi bentuk yang bermacam-macam.

a. Interaksi Sosial yang Bersifat Asosiatif

 

Interaksi sosial asosiatif dapat berupa kerja sama, akomodasi, asimilasi, akulturasi, dekulturasi, dominasi, paternalisme, diskriminasi, integrasi, dan pluralisme.

1) Kerja Sama

 

Kerja sama merupakan interaksi yang paling penting. Pada dasarnya, setiap manusia melakukan interaksi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Berbagai situasi mendorong orang untuk bekerja sama. Misalnya, tantangan alam yang ganas, pekerjaan yang membutuhkan tenaga massal, upacara keagamaan yang sakral, atau ada musuh datang dan mengancam kehidupan bersama. Dengan demikian, kerja sama dapat diartikan sebagai bergabungnya individu-individu, kelompok-kelompok, individu dengan kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

Di dalam masyarakat, kerja sama dibedakan menjadi lima jenis, yaitu sebagai berikut.

a) Bargaining, pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara dua organisasi atau lebih. Dalam arti yang lebih luas,

bargaining adalah nilai tawar. Bargaining dilakukan agar proses kerjasama dapat memberi keuntungan secara adil bagi kedua belah pihak, misalnya proses jual beli di pasar.

b) Kooptasi, proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi, sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan.

c) Koalisi, gabungan dua kelompok atau lebih yang berusaha mencapai tujuan sama. Misalnya, dua atau lebih partai politik berkoalisi untuk untuk mengajukan seorang calon presiden.

d) Joint venture, bentuk kerjasama yang dilakukan oleh dua perusahaan dalam melaksanakan suatu proyek. Misalnya, Pertamina mengadakan join venture dengan salah satu perusahaan minyak internasional untuk mengeksplorasi ladang minyak di Blok Cepu, Jawa Tengah.

e) Kerukunan yang mencakup gotong-royong dan tolong menolong.

 

Gambar 9. Kegiatan gugur gunung mengandung nilai-nilai luhur gotong royong

(Sumber: Hipwe.com)

Kegiatan gotong royong merupkan bentuk perilaku-perilaku masyarakat pertanian desa yang bekerja untuk yang lainnya tanpa menerima upah, dan lebih luas, sebagai suatu tradisi yang mengakar, meliputi aspek-aspek dominan lain dalam kehidupan sosial. Gotong royong dapat diartikan sebagai aktivitas sosial, namun yang paling penting dalam memaknainya adalah menjadikannya filosofi dalam hidup yang menjadikan kehidupan bersama sebagai aspek yang paling penting. Konsep yang setara dengan gotong royong dalam local wisdom kita adalah “Gugur Gunung”. Ini merupakan kegiatan yang dilakukan oleh komunitas pedesaan di Jawa secara bersama-sama untuk menuntaskan pekerjaan yang kaitannya dengan fasilitas umum. Sebagai contoh adalah

 

membersihkan selokan, membuat jalan setapak, membuat jembatan desa, bersih-bersih lingkungan dan sebagainya. “Gugur Gunung “ dilakukan pada hari minggu atau hari libur dan pada hari-hari tertentu yang dipandang istimewa.

2) Akomodasi

 

Akomodasi adalah cara menyelesaikan pertentangan antara dua pihak tanpa menghancurkan salah satu pihak. Dengan demikian, kepribadian masing-masing tetap terpelihara. Tujuan akomodasi dapat berbeda-beda sesuai dengan situasi yang dihadapinya, yaitu:

a) untuk mengurangi pertentangan antara orang perorangan atau kelompok- kelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham. Akomodasi di sini bertujuan untuk menghasilkan suatu perpaduan yang selaras antara kedua pendapat agar menghasilkan suatu pola yang baru,

b) untuk mencegah pecahnya pertentangan secara temporer,

c) untuk mewujudkan kerjasama antar kelompok yang terpisah secara psikologis dan kultural, seperti dijumpai pada masyarakat kasta,

d) untuk mengadakan peleburan kelompok-kelompok yang terpisah secara sosial.

 

Oleh karena itu, akomodasi merupakan suatu keseimbangan (equilibrium) dalam proses sosial.

Akomodasi sebagai suatu proses mempunyai beberapa bentuk, yaitu:

a) Koersi (Coercion)

 

Koersi adalah suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dipaksakan. Pemaksaan terjadi bila satu pihak menduduki posisi kuat sedangkan pihak lain dalam posisi lemah. Misalnya, antara majikan dan buruh atau antara atasan dengan bawahan. Dalam sejarah, kita mengenal kerja sama antara rakyat Indonesia dengan Belanda dalam bentuk tanam paksa atau kultur stelsel. Dalam peristiwa semacam ini, orang bekerjasama tidak didasari oleh keinginan sendiri, tetapi karena takut ancaman pihak yang kuat.

b) Kompromi (Compromise)

 

Kompromi adalah akomodasi yang terjadi karena masing-masing pihak mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada. Kompromi sering terjadi dalam dunia politik dan perdagangan. Apabila dua partai politik yang memiliki kekuatan sama berebut suatu kedudukan, pada umumnya diselesaikan dengan cara kompromi.

c) Arbitrase (Arbitration)

 

Arbitrase adalah cara mengatasi konflik dengan meminta bantuan pihak ketiga sebagai penengah. Penentuan pihak ketiga harus disepakati oleh dua pihak yang berkonflik. Keputusan pihak ketiga bersifat mengikat. Kerjasama seperti ini pernah terjadi ketika Indonesia dan Malaysia memperebutkan Kepulauan Spratley. Kedua negara merasa memiliki hak atas kedaulatan pada kepulauan itu sehingga setiap diadakan pembicaraan selalu mengalami jalan buntu. Akhirnya, kedua pihak membawanya ke Lembaga Arbitrase Internasional di BelAnda. Keputusan lembaga ini menetapkan kepulauan itu sebagai wilayah Malaysia. Karena keputusan lembaga itu bersifat mengikat, maka Indonesia tidak bisa berbuat banyak kecuali menerimanya walaupun dengan berat hati. Contoh kejadian sehari-hari mengenai kerja sama seperti ini dapat kita lihat saat dua orang adik kakak berebut mainan. Untuk mendamaikannya, ibu kedua anak itu turun tangan. Sang ibu memutuskan memberikan mainan kepada salah satu anak sambil membujuk anak yang satunya agar tidak menuntut.

Gambar 10. Kesepakatan Helsinki merupakan hasil mediasi pertikaian antara RI-GAM

(Sumber: Mercinews.com)

d) Mediasi (Mediation)

 

Mediasi adalah cara mengatasi konflik dengan minta bantuan pihak ketiga sebagai penasihat. Berbeda dengan arbitrase, keputusan pihak ketiga tidak mengikat. Seorang mediator biasanya hanya bisa memberikan saran terbaik bagi dua pihak yang saling bersengketa. Misalnya, apabila Anda terlibat pertentangan pendapat dengan teman sekelas. Baik Anda maupun teman Anda tidak mau mengalah. Datanglah seorang teman lain yang menengahi dan menyarankan agar pertentangan itu jangan diteruskan. Penengah konflik itulah yang disebut mediator.

e) Toleransi

 

Toleransi adalah sikap saling menghormati dan menghargai pendirian masing-masing. Kerja sama dalam bentuk seperti ini, sangat penting bagi negara kita yang terdiri atas berbagai macam agama. Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus selalu dapat bertoleransi dengan teman-teman kita yang berbeda agama.

f) Konversi (Convertion)

 

Konversi adalah penyelesaian konflik dengan mengalahnya salah satu pihak dan menerima pendirian pihak lain. Dalam interaksi antar pribadi, hal ini sering terjadi. Misalnya, seorang kakak berebut mainan dengan adiknya. Pada umumnya, sang kakak mengalah terhadap adiknya sehingga konflik segera selesai. Dalam urusan yang lebih luas di masyarakat, hal semacam ini sulit terjadi karena akan menimbulkan konsekuensi merugikan bagi pihak yang mengalah. Namun, bukan berarti tidak ada. Dalam sengketa keluarga yang disidangkan di pengadilan, konversi ditempuh agar konflik tidak semakin sengit.

g) Konsiliasi (Consiliation)

 

Konsiliasi adalah penyelesaian konflik dengan jalan mempertemukan pihak-pihak yang bertentangan lewat perundingan untuk memperoleh kesepakatan. Berbagai konflik sosial yang terjadi di Tanah Air kita melibatkan kelompok-kelompok di masyarakat. Misalnya, kerusuhan di Ambon, Aceh, Poso, dan Papua diselesaikan dengan mempertemukan kedua kelompok yang bertikai dalam suatu meja perundingan. Kebanyakan cara ini berhasil.

h) Stalemate

 

Stalemate berarti jalan buntu. Maksudnya, pihak-pihak yang bersengketa memiliki kekuatan yang seimbang, sehingga berhenti pada posisi tertentu. Hal seperti ini terjadi, karena kedua belah pihak tidak mempunyai harapan untuk maju maupun mundur. Dalam keadaan seperti itu sengketa berhenti, namun sebenarnya bukan akhir dari konflik. Konflik masih tetap ada dan bersifat laten. Pihak-pihak yang bersengketa secara diam-diam masih memendam persoalan. Sengketa akan segera muncul ke permukaan lagi apabila kondisi ‘keseimbangan kekuatan’ tiba-tiba berubah.

i) Ajudikasi (Adjudication)

 

Ajudikasi adalah penyelesaian konflik melalui pengadilan. Pengadilan adalah lembaga hukum yang berfungsi menjalankan pengadilan terhadap berbagai perkara pidana maupun perdata. Salah satunya adalah konflik yang terjadi di masyarakat. Pada umumnya, cara seperti ini ini ditempuh sebagai alternatif terakhir dalam penyelesaian konflik. Sedapat mungkin mereka yang terlibat akan berusaha menanganinya dengan jalan kekeluargaan atau meminta tolong pihak ketiga sebagai mediator. Apabila cara-cara seperti itu gagal, terpaksa perkara dilimpahkan ke pengadilan.

j) Segregasi (Segregation)

 

Gambar 11. Penyelesaian konflik melalui pengadilan

(Sumber: TribunAsia.com)

Segregasi adalah upaya saling memisahkan diri atau saling menghindar di antara pihak-pihak yang bertentangan dalam rangka mengurangi ketegangan. Di masyarakat kita, akhir-akhir ini sering terjadi luapan ketidakpuasan dalam bentuk demonstrasi di jalanan. Pihak yang setuju maupun yang tidak setuju terhadap suatu persoalan sering mengerahkan massa demonstran. Apabila dua kelompok massa yang saling bermusuhan bertemu, maka akan terjadi bentrok fisik. Untuk menghindari bentrok fisik, pada umumnya aparat keamanan memisahkan jalur kedua kelompok massa agar tidak bertemu. Pemisahan atau segregasi dapat pula dilakukan oleh para koordinator lapangan yang memimpin demonstrasi.

k) Gencatan Senjata (Cease Fire)

 

Gencatan senjata adalah penangguhan permusuhan atau peperangan dalam jangka waktu tertentu. Masa penangguhan digunakan untuk mencari upaya penyelesaian konflik di antara pihak-pihak yang bertikai. Misalnya, dalam konflik Aceh. Pemimpin TNI dan GAM sering mengambil sikap gencatan senjata (menghentikan serangan) untuk memberi kesempatan wakil-wakil mereka berunding mencari penyelesaian.

l) Displasemen (Displacement)

 

Displasemen adalah usaha mengakhiri konflik dengan mengalihkan pada objek lain. Ketika di Jakarta marak terjadi perkelahian antarpelajar, pemerintah DKI membuat gelanggang tinju antar pelajar. Dengan memberikan sarana penyaluran energi fisik ke dalam bentuk olah raga tinju, diharapkan pelajar yang gemar bertarung dapat mengalihkan sasarannya pada hal-hal positif. Selain tinju, berbagai olahraga dan seni lainnya dapat mengalihkan konflik antar pelajar.

3) Asimilasi

 

Asimilasi adalah interaksi sosial dalam jangka waktu lama antara dua masyarakat yang mempunyai kebudayaan berbeda. Jangka waktu lama membuat kedua masyarakat saling menyesuaikan diri. Lambat laun kebudayaan asli mereka membaur, sehingga terbentuk kebudayaan baru. Kebudayaan baru itu, merupakan penyatuan dua atau lebih kebudayaan yang saling berasimilasi. Masyarakat yang berasimilasi pun tidak membeda-bedakan antara kebudayaan lama dan yang baru.

Proses asimilasi terjadi dengan mengurangi perbedaan antara individu-individu dan kelompok-kelompok pada kedua belah pihak. Setiap individu berusaha menyelaraskan diri dengan kepentingan dan tujuan kelompok. Asimilasi membuat batas-batas antar kelompok menjadi hilang.

Faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya proses asimilasi, yaitu:

a. Toleransi, keterbukaan, saling menghargai, dan saling menerima unsur-unsur kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan sendiri;

b. Kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi sehingga dapat mengurangi kecemburuan sosial;

c. Sikap menghargai orang asing dengan segala kebudayaan yang dimilikinya;

d. Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat;

e. Perkawinan campuran antara beberapa kelompok (amalgamasi);

f. Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan; g. Masuknya unsur-unsur atau musuh berbahaya dari luar yang harus dihadapi bersama. Adapun faktor-faktor yang menghambat terjadinya proses asimilasi adalah: a. Kehidupan masyarakat yang terisolir dari masyarakat umum, b. Kurangnya pengetahuan terhadap kebudayaan lain, c. Kecurigaan dan kecemburuan sosial terhadap kelompok lain, d. Perasaan primordial atau merasa kebudayaan sendiri lebih baik daripada kebudayaan kelompok lain, e. Adanya perbedaan yang mencolok dalam hal ras, teknologi, dan ekonomi, f. Adanya etnosentrisme atau menilai kelompok lain berdasarkan ukuran kelompok sendiri, sehingga kelompok lain selalu tampak lebih buruk, g. Golongan minoritas yang mengalami gangguan dari golongan yang berkuasa, h. Adanya perbedaan kepentingan dan pertentangan-pertentangan pribadi yang dapat menyebabkan terhambatnya proses asimilasi. 4) Akulturasi  Sebelum Anda mempelajari materi terkait dengan akulturasi budaya, simaklah video berikut ini: https://www.youtube.com/watch?v=n0l9wl1uGns. Tujuannya untuk mempermudah pemahaman Anda pada materi akulturasi budaya. Akulturasi hampir sama dengan asimilasi. Perbedaannya, peleburan kebudayaan dua masyarakat di dalam akulturasi tidak menimbulkan hilangnya kepribadian asli kedua masyarakat itu. Unsur-unsur tertentu saja yang melebur. Unsur itu menjadi bagian kebudayaan yang menyerapnya, tanpa mengubah ciri-ciri masyarakat yang bersangkutan. Akulturasi terjadi apabila suatu masyarakat berhadapan dengan pengaruh unsur-unsur kebudayaan asing. Unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat-laun melebur ke dalam kebudayaan asli. Misalnya, ketika di Jawa kedatangan pengaruh kebudayaan Hindu dan kemudian Islam. Ketika Hindu masuk, terjadilah akulturasi budaya Hindu di Jawa sehingga timbul kebudayaan Hindu Jawa. Demikian pula, ketika Islam masuk terjadilah akulturasi budaya Islam sehingga timbul kebudayaan Islam Jawa. Secara fisik, hasil akulturasi itu dapat dilihat dari bentuk bangunan. Gambar 12. Masjid menara Kudus merupakan sebuah bukti akulturasi budaya yang dibangun  oleh Sunan Kudus Sumber:Grid.id.com Berbagai candi Hindu dan bangunan-bangunan masjid ala Timur Tengah, bahkan antara Hindu dan Islam pun mengalami akulturasi, contohnya menara masjid Kudus (Jawa Tengah) berbentuk meru dan beratap tumpang. Selain itu musik Melayu dengan musik Spanyol menjadi/lahir musik keroncong. Unsur-unsur yang mudah diterima dalam alkulturasi, antara lain: a) kebudayaan material; b) teknologi baru yang manfaatnya cepat dirasakan dan mudah dioperasikan, misalnya kebudayaan pertanian (alat-alat, pupuk, dan benih); c) kebudayaan yang mudah disesuaikan dengan kondisi setempat (kesenian, olahraga); d) kebudayaan yang pengaruhnya kecil, misalnya model pakaian. Unsur-unsur kebudayaan yang sukar di terima antara lain: a) kebudayaan yang mendasari pola pikir masyarakat, misalnya unsur keagamaan; b) kebudayaan yang mendasari proses sosialisasi yang sangat meluas dalam kehidupan masyarakat, misalnya makanan pokok, sopan-santun, dan mata pencaharian. Individu/orang yang mudah menerima budaya asing, yaitu: a) golongan muda yang belum memiliki identitas dan kepribadian yang mantap; b) golongan masyarakat yang hidupnya belum memiliki status yang penting; c) kelompok masyarakat yang hidupnya tertekan, misalnya pengangguran dan penduduk terpencil. b. Interaksi Sosial yang Bersifat Dissosiatif Interaksi sosial yang bersifat dissosiatif mengarah kepada bentuk pertentangan atau konflik yang berwujud persaingan, kontravensi, pertikaian, dan permusuhan. Interaksi sosial bersifat dissosiatif disebut pula proses oposisi. Konflik atau pertentangan adalah suatu proses yang terjadi apabila individu atau kelompok berusaha mencapai tujuan dengan jalan menentang pihak lawan dengan ancaman atau kekerasan. Berikut ini akan kita bahas bentuk-bentuk interaksi sosial yang bersifat dissosiatif, sebagai berikut. 1) Persaingan (Competition) Persaingan adalah proses sosial yang melibatkan individu atau kelompok yang saling berlomba dan berbuat sesuatu untuk mencapai kemenangan tertentu. Persaingan dapat terjadi apabila beberapa pihak menginginkan sesuatu yang terbatas atau sesuatu yang menjadi pusat perhatian umum. Misalnya, beberapa orang memperebutkan kedudukan atau jabatan gubernur kepala daerah. Adapun nantinya yang menduduki jabatan gubernur hanya satu orang. Persaingan yang dilakukan sesuai dengan norma dan tingkah laku sosial yang berlaku di masyarakat, kecil kemungkinan menggunakan kekerasan atau ancaman. Persaingan seperti ini disebut persaingan secara sehat atau sportif. Adapun persaingan yang disertai dengan kekerasan, ancaman atau keinginan untuk merugikan pihak lain dinamakan persaingan tidak sehat. Hal ini bukan lagi termasuk persaingan tetapi sudah menjurus pada permusuhan. Misalnya persaingan di bidang ekonomi dan politik. 2) Pertikaian Pertikaian adalah proses sosial yang terjadi apabila individu atau kelompok berusaha memenuhi kebutuhan atau tujuannya dengan jalan menentang pihak lain dengan cara ancaman atau kekerasan. Pertikaian merupakan proses sosial sebagai kelanjutan dari kontravensi. Dalam pertikaian, perselisihan bersifat terbuka. Pertikaian terjadi karena makin tajamnya perbedaan antara kalangan yang berselisih paham. Kondisi tersebut mengakibatkan ancaman, rasa benci yang mendorong tindakan untuk melukai, menghancurkan atau menyerang pihak lain. 3) Permusuhan (Konflik) Permusuhan (konflik) adalah keadaan yang membuat salah satu pihak merintangi atau menjadi penghalang bagi individu atau kelompok dalam melakukan kegiatan-kegiatan tertentu. Permusuhan atau konflik diawali dengan adanya perbedaan atau persaingan yang serius sehingga sulit didamaikan atau ditemukan kesamaannya.

Permusuhan atau konflik merupakan situasi yang wajar dapat terjadi di lingkungan keluarga, sekolah, lingkungan tetangga, bahkan antarnegara.

 

32. Diberikan narasi mengenai pengertian dinamika sosial menurut Comte, peserta   dapat menemukan contoh dalam kehidupan masyarakat sekitar.Di dalam kajian ilmu sosial, Comte membaginya menjadi dua pembahasan, yaitu statika sosial (social statics) dan dinamika sosial (social dynamic). Yang dimaksud dengan statika sosial adalah teori tentang keteraturan yang tidak direncanakan dari masyarakat manusia (theory of spontaneous order of human society)(Martineau, 2000), atau struktur-struktur sosial yang sudah ada (Rietzer, 2014: 24). Struktur ini relatif tidak berubah dalam waktu yang lama. Dan adanya struktur tersebut didasari pada asumsi bahwa masyarakat merupakan sebuah organisme yang disatukan oleh konsensus (kesepakatan) sehingga di dalamnya terjalin sebuah hubungan yang harmonis (Martono, 2016: 60). Meskipun demikian, pada sebenarnya statika sosial merupakan bagian yang paling elementer di dalam sosiologi, hanya saja dia bukanlah bagian yang paling penting di dalam studi tentang sosiologi, karena pada dasarnya statika sosial merupakan hasil dari suatu pertumbuhan (Anwar, 2013: 122). Adapun dinamika sosial adalah teori tentang kemajuan alami dari masyarakat manusia (theory of natural progress of human society), atau teori tentang perkembangan dan kemajuan masyarakat, atau studi mengenai tata urutan perkembangan manusia (Martineau, 2000; Martono, 2016). Studi ini mengacu pada pembahasan mengenai proses perubahan sosial dalam masyarakat manusia. Dan menurut Auguste Comte, dinamika sosial inilah merupakan bagian yang paling penting dari kajian sosiologi, karena ia dengan ilmu pengetahuan yang bersifat positif akan dapat mengalahkan sifat spekulatif yang dibawa oleh filsafat dalam menjaga keteraturan tatanan sosial yang ada (Turner, 2012: 9).

53. Disajikan contoh kasus mengenai penyimpangan sosial,  peserta  dapat membedakan jenis-jenis penyimpangan sosial  Materi di modul 4 (halaman 41...)10. Jenis-jenis Perilaku Menyimpang Batasan perilaku menyimpang ditentukan oleh norma-norma masyarakat. Jenis penyimpangan sosial (perilaku menyimpang), antara lain sebagai berikut. a. Penyimpangan Seksual Penyimpangan seksual adalah perilaku seksual yang tidak lazim dilakukan. Penyimpangan seksual dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain sebagai berikut. 1) Perzinaan Perzinaan adalah hubungan seksual yang dilakukan oleh pria dengan wanita di luar pernikahan, baik mereka yang sudah pernah melakukan pernikahan yang sah atau belum. 2) Suka terhadap sesama jenis (homoseksualitas) Suka terhadap sesama jenis dalam penyimpangan seksual dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut. a) Lesbian adalah hubungan seksual yang dilakukan sesama wanita. b) Homoseks adalah hubungan seksual yang dilakukan sesama pria. Seseorang menjadi homoseksual pada umumnya karena pengaruh lingkungan sosial dan ada yang karena faktor bawaan sejak lahir. Tindakan ini bertentangan dengan norma-norma sosial dan agama sehingga dianggap sebagai perilaku menyimpang. 3) Hubungan seksual di luar nikah (kumpul kebo) Hubungan seksual di luar nikah (kumpul kebo) adalah hubungan suami istri tanpa ikatan perkawinan. Hal itu merupakan perilaku seks bebas yang mengundang terjangkitnya penyakit kelamin yang membahayakan seperti virus HIV penyebab penyakit AIDS. 4) Pemerkosaan Pemerkosaan adalah tindakan pemaksaan dengan kekerasan pada orang lain untuk melakukan hubungan seksual. b. Penyalahgunaan Narkotika Penggunaan narkotika di bidang kedokteran, penelitian, dan pengembangan ilmu pengetahuan dapat memberikan manfaat bagi manusia. Sebaliknya jika narkotika digunakan tidak sesuai dengan norma agama dan masyarakat maka akan mengakibatkan perilaku menyimpang. Jenis-jenis narkotika antara lain ganja, candu, putaw, sabu-sabu, morfin, dan heroin. Ada beberapa alasan orang menggunakan narkotika antara lain sebagai berikut. 1) Ingin menghilangkan atau mengurangi rasa takut. 2) Ingin menghilangkan rasa malu atau minder. 3) Ingin melupakan permasalahan hidup meskipun hanya sebentar. 4) Ada yang sekedar ingin coba-coba supaya tidak ingin ketinggalan zaman. Gambar 13. Perilaku menyimpang penyalahgunaan narkoba (Sumber:RRI.com) Penggunaan narkotika pada tingkatan dan waktu tertentu akan mengakibatkan ketergantungan pada narkotika. Bahkan bisa menjadikan seseorang berbuat menyimpang seperti pembunuhan, pemerkosaan, dan perampokan. Berikut ini juga ada vidoe terkait dengan penyimpangan perilaku yang dilakukan oleh pala pelajar di Surabaya yang mengkonsumsi Pil Koplo: https://www.youtube.com/watch?v=IQextiOK7cc. c. Perkelahian Pelajar Sebelum kepada materi perkelahian pelajar dalam tawuran di Jl. Lingkar Kaliwungu, Anda dapat menyaksikan video dalam link berikut ini: https://www.youtube.com/watch?v=IQextiOK7cc. Perkelahian pelajar atau tawuran selalu diawali dengan adanya suatu konflik antara dua pelajar atau lebih yang berlainan sekolah. Perkelahian pelajar atau tawuran menjadi suatu masalah yang serius karena peserta tawuran cenderung mengabaikan norma-norma yang ada, membabi buta, melibatkan korban yang tak bersalah dan merusak apa saja yang ada di sekitarnya. Akibatnya, tawuran mendatangkan bentuk penyimpangan lain seperti perusakan, penganiayaan, dan bahkan pembunuhan. Gambar 14. Perkelahian pelajar merupakan perilaku menyimpang (Sumber: Radarbogor.com) d. Alkoholisme Minuman alkohol mempunyai efek negatif terhadap saraf. Alkohol dapat mengakibatkan mabuk dan tidak dapat berpikir secara normal. Akibatnya seorang pemabuk mudah melakukan tindakan yang tidak terkendali baik secara fisik, sosial, maupun psikologis sehingga merugikan dirinya maupun orang lain. Gambar 15. Perilaku menyimpang alkoholisme di kalangan remaja (Sumber: Okezonenews.com) e. Tindakan Kriminal atau Tindakan Kejahatan Tindakan kejahatan adalah suatu bentuk pelanggaran norma hukum, khususnya yang menyangkut pidana dan perdata yang pada dasarnya merupakan tindakan yang merugikan orang lain. Tindakan kriminal antara lain adalah pencurian, pemerkosaan, dan perampokan. Tindak kejahatan mencakup pula semua kegiatan yang dapat mengganggu keamanan dan kestabilan negara seperti korupsi, makar, subversi, dan terorisme. Berikut adalah kasus korupsi yang menjerat Kemenpora yaitu Imam Nahrawi dalam kasus suap penyaluran anggaran KONI tahun 2018 sejumlah 26,5 Miliyar, yang dimana kasus ini merupakan kelanjutan dari kasus pengembangan OTT suap desember tahun lalu oleh Kemenpora sejumlah 7, 4 Miliyar. Berita tersebut dapat Anda saksikan dalam link video berikut ini: https://www.youtube.com/watch?v=G_1c3xCHz1Q Selain itu juga berikut ini adalah gambar terkait tentang beberapa orang yang terkena kasus korupsi: Gambar 16. Tindakan kriminal korupsi merupakan perilaku menyimpang (Sumber: Solo.tribunnews.com) f. Penyimpangan dalam Gaya Hidup yang lain dari Biasanya Penyimpangan dalam gaya hidup yang lain dan biasanya ditemukan, dalam kegiatan sehari-hari tentunya banyak sekali, misalnya: 1) Sikap arogansi adalah kesombongan terhadap sesuatu yang dimilikinya seperti kekayaan, kekuasaan, dan kepandaian. Sikap arogansi bisa saja dilakukan oleh seseorang yang ingin menutupi kekurangan yang dimilikinya. 2) Sikap eksentrik adalah perbuatan yang menyimpang dari biasanya sehingga dianggap aneh, seperti anak laki-laki memakai anting-anting, perempuan memakai anting di lidahnya, gaya rambut modern (berdiri ke atas), dan seniman berambut gondrong

58. Disajikan contoh kasus tentang mobilitas sosial, peserta dapat menilai berdasarkan pengertian mobilitas sosial menurut salah satu ahli.

 

7. Pengertian Mobilitas

Sebelum masuk ke dalam materi maka saudara dapat melihat video yang berkiatan dengan materi mobilitas sosial pada link berikut ini: https://www.youtube.com/watch?v=kocNrLxNVQI. Mobilitas sosial dapat juga diartikan sebagai gerak sosial. Mobilitas sosial adalah gerak perpindahan seseorang ataupun sekelompok warga dari status sosial yang satu ke status sosial yang lain. Dalam sosiologi, mobilitas diartikan sebagai perubahan status sosial  atau posisi sosial individu, keluarga atau kelompok dalam hierarki masyarakat (Pattinasarany, 2016). Giddens (2001, 300) mendefinisikan mobilitas sosial sebagai pergerakan individu-individu dan kelompok-kelompok diantara kelompok sosial ekonomi yang berbeda.

Mobilitas sosial juga mencakup struktur sosial yang bersifat hubungan antarindividu dalam kelompok dan hubungan antara individu dengan kelompoknya. Setiap gerak cenderung menimbulkan perubahan, baik itu berupa perubahan fungsi maupun perubahan posisi. Contoh yang terjadi pada individu adalah adanya alih profesi yang semula pegawai negeri berpindah menjadi wiraswasta. Sedangkan, dalam lingkup kelompok misalnya golongan minoritas suatu wilayah masyarakatnya berasimilasi dengan golongan mayoritas.

Ahli sosiologi mengartikan mobilitas menurut pendapat mereka masing-masing.

a. Horton dan Hunt mengartikan mobilitas sosial sebagai gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya. Perpindahan kelas sosial ini dapat diartikan sebagai peningkatan maupun penurunan.

b. Kimball Young mendefinisikan mobilitas sosial cenderung kepada tujuannya. Menurutnya, tujuan mobilitas sosial adalah memperoleh keterangan tentang kepantasan struktur sosial suatu masyarakat tertentu. Misalnya, mendapatkan status pegawai negeri sipil.

 

Mobilitas sosial dapat terjadi pada setiap sistem pelapisan sosial baik yang terbuka maupun tertutup. Pada masyarakat pelapisan sosial terbuka akan terjadi mobilitas yang tinggi. Artinya, prestasi menentukan status sosial seseorang sehingga memberi peluang yang selebar-lebarnya untuk berpindah sta-tus sosial yang lebih tinggi/baik. Sebaliknya, masyarakat yang menganut pelapisan sosial tertutup, akan cenderung berpindah ke status sosial yang sama.

8. Jenis-jenis Mobilitas Sosial

 

Pada dasarnya jenis mobilitas sosial dibedakan menjadi beberapa jenis, diantaranya:

a. Mobilitas Sosial Horizontal

 

Mobilitas sosial horizontal diartikan sebagai suatu peralihan individu atau objek-objek sosial lain dari kelompok sosial satu ke kelompok sosial lain yang masih sederajat. Adanya gerak sosial horizontal, tidak menyebabkan terjadinya perubahan dalam derajat kedudukan seseorang ataupun suatu objek sosial. Misalnya, seseorang yang beralih kewarganegaraan, beralih pekerjaan yang sifatnya sederajat (dari tukang kayu menjadi tukang batu atau dari pengusaha tekstil menjadi pengusaha batik), melakukan transmigrasi, dan lain-lain. Dengan gejala sosial seperti itu, meskipun berpindah tempat atau beralih pekerjaan, kedudukan seseorang tetap setara dengan kedudukan sebelumnya. Contoh mobilitas horizontal antara lain, perpindahan penduduk karena bencana alam direlokasi ke daerah transmigrasi, atau migrasi yang dilakukan penduduk desa ke kota untuk mencari pekerjaan karena di desa sudah tidak ada pekerjaan lagi.

Gambar 6. Sebanyak 309 orang warga transmigrasi asal Jatim dibawa ke lokasi transmigrasi Satuan Pemukiman 3 dan 4 Tanjung Buka,

Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara

(Sumber: Radar Sampit)

b. Mobilitas Sosial Vertikal

 

Berbeda dengan mobilitas sosial horizontal, mobilitas sosial vertikal merupakan perpindahan individu atau objek sosial dari satu kedudukan ke kedudukan lain yang sifatnya tidak sederajat. Dalam sosiologi dikenal dua bentuk mobilitas sosial berdasarkan arahnya, yaitu social climbing dan social sinking.

1) Social Climbing (Mobilitas Sosial Vertikal Naik)

 

Mobilitas ini berlangsung manakala terjadi peningkatan kedudukan sosial seseorang dalam masyarakat. Contoh hampir dua puluh tahun Pak Joko bekerja di sebuah perusahaan sepatu. Oleh karena prestasi dan hasil kerja yang bagus, Pak Joko diangkat menjadi kepala bagian. Mobilitas vertikal naik mempunyai dua bentuk utama, yaitu:

a) Masuknya orang-orang berstatus sosial rendah ke dalam lapisan sosial yang lebih tinggi. Misalnya, seorang pegawai biasa dinaikkan kedudukannya untuk mengisi jabatan manajer yang kosong.

b) Terbentuknya suatu lapisan sosial baru yang lebih tinggi. Misalnya, sejumlah tukang becak sepakat membentuk suatu perkumpulan dan mereka menunjuk salah satu rekan mereka untuk menjadi ketua.

2) Social Sinking (Mobilitas Sosial Vertikal Menurun)

 

Berbeda dengan gerak sosial vertikal naik, gerak sosial vertikal menurun ini berlangsung manakala terjadi perpindahan kedudukan sosial seseorang atau kelompok masyarakat dari lapisan sosial tinggi ke lapisan sosial yang lebih rendah. Contoh, Pak Heru adalah seorang kepala sekolah di salah satu sekolah menengah umum di daerahnya. Oleh karena melakukan kesalahan, maka jabatan Pak Heru diturunkan menjadi guru biasa. Mobilitas vertikal menurun mempunyai dua bentuk utama, yaitu:

a) Turunnya kedudukan individu ke kedudukan yang derajatnya lebih rendah, misalnya seorang juragan tekstil mendadak menjadi pengangguran karena pabrik tekstil yang telah dimilikinya bertahun-tahun hangus terbakar.

b) Tidak dihargainya lagi suatu kedudukan sebagai lapisan sosial atas. Misalnya, perkembangan yang semakin maju menjadikan gelar bangsawan seseorang tidak dipergunakan sebagai salah satu kriteria dalam strata sosial.

 

Sistem mobilitas sosial vertikal yang bersifat terbuka, memungkinkan seseorang untuk mencapai kedudukan sosial tertentu dalam masyarakat. Hal ini  tergantung pada usaha dan kemampuan individu yang bersangkutan. Memang benar apabila ada anggapan bahwa anak seorang pengusaha memiliki peluang yang lebih baik dan lebih besar daripada anak seorang karyawan biasa. Akan tetapi, kebudayaan dalam masyarakat tidak menutup kemungkinan bagi anak karyawan tersebut untuk memperoleh kedudukan yang lebih tinggi daripada kedudukan semula.

Bahkan, sifat terbuka dalam lapisan sosial dapat mendorong dirinya untuk mencapai kedudukan yang lebih tinggi dan lebih terpSaudarang dalam masyarakat.

Gambar 7. Dalam batas-batas tertentu mobilitas sosial bersifat terbuka, tidak menutup kemungkinan bagi naik atau turunnya status sosial masyarakat.

(Sumber: afnews.com)

c. Mobilitas Sosial Antargenerasi

 

Mobilitas sosial antar generasi merupakan peningkatan taraf hidup seseorang dalam suatu garis keturunan. Mobilitas seperti ini bukan menunjuk pada perkembangan keturunan itu sendiri, melainkan kenaikan kedudukan (status sosial) dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dengan kata lain, mobilitas sosial antargenerasi yaitu perpindahan kedudukan seseorang atau anggota masyarakat yang terjadi antara dua generasi atau lebih. Contoh: generasi orang tua (ayah ibu) dengan generasi anak.

Mobilitas antargenerasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu mobilitas sosial intergenerasi dan mobilitas intragenerasi.

1) Mobilitas Sosial Intergenerasi

 

Mobilitas sosial intergenerasi adalah perpindahan kedudukan sosial yang terjadi di antara beberapa generasi dalam satu garis keturunan. Mobilitas ini dibedakan menjadi dua, yaitu mobilitas sosial intergenerasi naik dan mobilitas sosial intergenerasi turun. Perhatikan skema di bawah ini!

Gambar 9. Skema mobilitas sosial intergenerasi turun

Gambar 8. Skema mobilitas sosial intergenerasi naik

Dari skema di atas dapat dilihat adanya perubahan status dalam satu generasi. Pada gambar 3 terlihat adanya kenaikan kedudukan dari generasi nenek sampai generasi anak. Dalam sosiologi dinamakan mobilitas intergenerasi. Namun, berbeda pada gambar 4, terlihat adanya penurunan kedudukan dalam satu generasi. Mobilitas ini dinamakan mobilitas sosial intergenerasi menurun.

2) Mobilitas Sosial Intragenerasi

 

Mobilitas sosial intragenerasi adalah perpindahan kedudukan sosial seseorang atau anggota masyarakat yang terjadi dalam satu generasi yang sama. Mobilitas intragenerasi terbagi menjadi dua bentuk umum, yaitu mobilitas intragenerasi naik dan intragenerasi turun.

Mobilitas intragenerasi naik terjadi manakala dalam satu generasi yang sama terjadi kenaikan status sosial. Misalnya, seorang petani memiliki tiga orang anak yang memiliki pekerjaan sebagai berikut. Anak ke-1 bekerja sebagai petani, anak ke-2 bekerja sebagai pedagang, sedangkan anak ke-3 bekerja sebagai wirausahawan yang sukses. Karena tingkat ekonominya lebih baik, maka anak ke-3 tersebut mampu memberi modal kepada kedua kakaknya untuk membuka usaha tertentu. Mereka berdua akhirnya mampu meningkatkan taraf kehidupan masing-masing. Untuk lebih jelasnya, perhatikan skema di bawah ini!

Gambar 10. Skema mobilitas intragenerasi naik

Mobilitas intragenerasi turun, apabila dalam satu generasi yang sama terjadi penurunan status sosial. Contoh, seorang dokter memiliki dua orang anak. Anak pertama bekerja sebagai seorang kontraktor yang berhasil di kota besar, sedangkan adiknya hanyalah seorang pedagang kain di pasar tradisional. Pada suatu hari kios adiknya mengalami kebakaran, hasil dagangannya ludes terbakar. Saat itu sang adik benar-benar terpuruk. Kakaknya berusaha membantu memulihkan keadaan ekonomi adiknya dengan menggunakan uang perusahaan. Alhasil, usaha sang kakak menjadi bangkrut dan dililit utang. Lantas, kedua bersaudara itu bersepakat membuka usaha dagang dari awal. Berdasarkan peristiwa ini, terlihat adanya penurunan status atau kedudukan dalam satu generasi.

d. Mobilitas Geografis

 

Gerak sosial ini adalah perpindahan individu atau kelompok dari satu daerah ke daerah lain seperti transmigrasi, urbanisasi, dan migrasi. Mobilitas geografis terjadi akibat keadaan daerah tempat tinggal suatu masyarakat tidak kondusif untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Masyarakat yang merasa termarginalkan akhirnya melakukan gerak sosial untuk mencari yang memberikan suasana pemenuhan hidup secara memuaskan. Tetapi, bentuk mobilitas demikian akan menimbulkan masalah-masalah sosial di daerah yang dituju. Diantara masalah tersebut adalah kependudukan, kriminalitas, serta tempat tinggal.

9. Proses Mobilitas Sosial

 

Terjadinya mobilitas sosial berkaitan erat dengan hal-hal yang dianggap berharga di masyarakat. Oleh karena itu, kepemilikan atas hal-hal tersebut akan menjadikan seseorang menempati posisi atau kedudukan yang lebih tinggi. Akibatnya, dalam masyarakat terdapat penggolongan yang mempengaruhi struktur sosial. Hal-hal tersebut antara lain kekayaan, kekuasaan, kehormatan, dan ilmu pengetahuan (Soerjono Soekanto: 1987).

a. Kekayaan

 

Barang siapa memiliki kekayaan paling banyak, maka orang tersebut akan termasuk dalam lapisan teratas. Kekayaan dapat dilihat dari bentuk rumah, kendaraan pribadi, cara berpakaian, dan lain-lain.

b. Kehormatan

 

Ukuran kehormatan, mungkin terlepas dari ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang yang paling disegani dan dihormati akan mendapat tempat yang teratas. Ukuran semacam ini banyak dijumpai pada masyarakat tradisional. Pada umumnya, mereka terdiri atas golongan tua atau pernah berjasa besar kepada masya-rakat.

c. Kekuasaan

 

Barang siapa memiliki kekuasaan dan wewenang terbesar, maka ia akan menempati lapisan yang tertinggi

d. Ilmu Pengetahuan

 

Ilmu pengetahuan dipakai sebagai ukuran dalam pelapisan sosial oleh masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Akan tetapi, ukuran tersebut kadang-kadang menyebabkan terjadinya akibat-akibat yang negatif, karena ternyata bukan mutu ilmu pengetahuan yang kemudian dijadikan ukuran, akan tetapi gelar kesarjanaanlah yang dijadikan ukuran. Gambar 11. Ilmu pengetahuan sebagai salah satu sarana mobilitas bagi seseorang untuk meningkatkan status sosial di masyarakat

(Sumber: medium.com)

Hal ini mengakibatkan muncul usaha-usaha untuk mendapatkan gelar meskipun dengan cara yang tidak halal. Hal-hal tersebut yang menjadikan pelapisan sosial muncul dalam masyarakat. Sebagai contohnya, dalam masyarakat yang menghargai kekayaan material, maka semakin banyak kekayaan material yang dimilikinya semakin membuat seseorang menempati posisi yang tinggi.

Dalam setiap lapisan masyarakat terdapat hak-hak dan kewajiban yang harus dilakukan. Oleh karena itu, setiap masyarakat harus menempatkan individu pada tempat-tempat tertentu dalam struktur sosial dan mengharuskan mereka untuk melakukan apa yang menjadi kewajibannya. Individu bersedia melaksanakan kewajiban sesuai dengan posisinya, maka masyarakat memberikan balas jasa yang berupa pangkat dan kedudukan. Ketika individu melakukan kewajibannya, secara langsung individu tersebut mendapat hak-hak yang biasanya akan mempermudah kehidupannya. Hak-hak dan kewajiban individu dalam suatu masyarakat tergantung pada penempatan individu itu dalam pelapisan masyarakat. Semakin tinggi kedudukan sosial seseorang dalam pelapisan masyarakat, maka hak-hak yang diperolehnya semakin mempermudah kehidupannya. Contoh, anggota DPR, dengan menduduki jabatan tersebut  individu akan memperoleh hak-hak tertentu yang akan mempermudah kehidupannya.

Oleh karena itu, banyak orang berlomba-lomba mencapai posisi teratas. Namun demikian, untuk mencapai kedudukan sosial tertinggi dibutuhkan kemampuan dan juga kerja keras. Tidak banyak individu yang dapat memenuhi syarat. Bahkan hanya segolongan kecil dalam masyarakat. Oleh sebab itu, pada umumnya jumlah warga lapisan atas (upper class) tidak terlalu banyak apabila dibandingkan dengan lapisan menengah (middle class) dan lapisan bawah (lower class). Lapisan sosial tersebut terlihat dalam skema di samping.

Gambar 12. Skema lapisan sosial dalam masyarakat

(Sumber: sumberbelajar.com)

10. Saluran Mobilitas Sosial

 

Menurut Pitirim A. Sorokin, mobilitas sosial vertikal mempunyai saluran-saluran dalam masyarakat. Proses mobilitas sosial vertikal melalui saluran-saluran tersebut disebut sebagai social circulation. Saluran-saluran mobilitas vertikal, antara lain angkatan bersenjata, lembaga negara, sekolah, organisasi politik, ekonomi, dan keahlian.

a. Angkatan Bersenjata

 

Angkatan bersenjata berperan dalam masyarakat dengan sistem militerisme. Misalnya, dalam keadaan perang. Suatu negara akan mengharap kemenangan dari suatu peperangan.

Gambar 13. Angkatan bersenjata berperan dalam mobilitas sosial

vertikal terutama dalam keadaan perang

(Sumber: portalsatu.com)

Jasa seorang prajurit akan dihargai tinggi oleh masyarakat. Karena jasanya pula ia akan meningkat ke kedudukan yang lebih tinggi.

b. Lembaga Keagamaan

 

Dalam lembaga keagamaan setiap agama mengajarkan bahwa manusia mempunyai kedudukan sederajat. Misalnya, dalam sejarah Paus Gregorius VII yang jasanya sangat besar dalam pengembangan agama Katolik, dulunya hanya anak seorang tukang kayu. Dari contoh tersebut dapat dikatakan bahwa pemuka-pemuka agama bekerja keras untuk menaikkan kedudukan orang-orang ini dari lapisan rendah dalam masyarakat.

c. Sekolah

 

Lembaga pendidikan merupakan saluran nyata dalam mobilitas sosial vertikal. Sekolah juga dapat dikatakan sebagai sosial elevator bergerak dari yang paling rendah ke paling tinggi. Kadang-kadang dijumpai keadaan di suatu sekolah hanya dapat menerima siswa dari suatu kelas tertentu. Sekolah-sekolah memikirkan jika dimasuki oleh lapisan yang rendah akan menjadi saluran mobilitas sosial yang vertikal. Gambar 14. Lembaga sekolah meropakan saluran mobilitas sosial ke atas

(Sumber: WordPress.com)

d. Organisasi Politik

 

Organisasi politik dapat memberi peluang besar bagi para anggotanya. Pada masyarakat yang demokratis, lembaga pemilihan umum memegang peranan penting dalam pembentukan kepemimpinan.

Gambar 15. Organisasi politik memberi peluang besar bagi anggotanya untuk meningkatkan status sosialnya.

(Sumber: tirto.id.com)

Organisasi-organisasi politik mempunyai peranan yang sama walaupun dalam bentuk yang lain. Supaya seseorang terpilih sebagai pemimpin, terlebih dahulu harus mampu membuktikan dirinya sebagai orang yang berkepribadian baik dan juga mempunyai wujud aspirasi-aspirasi yang baik.

e. Organisasi Ekonomi

 

Ekonomi dalam wujud organisasi memegang peranan yang sangat penting sebagai saluran mobilitas sosial vertikal. Misalnya, perusahaan assembling mobil, perusahaan ekspor-impor. Orang kaya selalu menduduki lapisan tinggi dalam ukuran masyarakat. Gejala ini juga dapat dilihat pada masyarakat tradisional. Dalam masyarakat tradisional sering melakukan upacara-upacara adat. Upacara-upacara adat pastilah memerlukan biaya yang tidak sedikit. Orang-orang yang mampu melaksanakan upacara tersebut adalah orang-orang yang secara material mampu.

Gambar 16. Upacara adat melambangkan status sosial seseorang.

(Sumber: www.bali.go.id.)

f. Organisasi-Organisasi Keahlian

 

Organisasi-organisasi keahlian merupakan suatu wadah yang dapat menampung individu-individu dengan masing-masing keahliannya untuk diperkenalkan dalam masyarakat. Contoh organisasi keahlian adalah himpunan sarjana ilmu pengetahuan, persatuan sastrawan, dan organisasi pelukis. 101

 

 

g. Perkawinan

 

Sebuah perkawinan dapat menaikkan status seseorang. Seorang yang menikah dengan orang yang memiliki status tlebih tinggi akan dihormati karena pengaruh pasangannya.

h. Organisasi Keolahragaan

 

Melalui organisasi ini seseorang dapat meningkatkan statusnya ke strata yang lebih tinggi.

11. Faktor Pendorong dan Penghambat Mempengaruhi Mobilitas Sosial

 

Sebagaimana telah diungkapkan bahwa terjadinya mobilitas sosial didorong oleh situasi dan kondisi lingkungan setempat. Secara umum situasi yang dapat mendorong terjadinya mobilitas sosial antara lain:

a. Struktur Sosial

 

Struktur sosial yang ada mendorong seseorang untuk melakukan mobilitas sosial. Dalam hal ini berarti perpindahan status sosial dapat terjadi apabila status sosial tinggi yang dituju memang benar ada, masih menyediakan ruang untuk diisi dan mudah memperolehnya. Misalnya, sekelompok buruh tidak dapat menjadi karyawan pabrik, karena pabrik yang dituju tidak membuka lowongan pekerjaan atau seseorang pengamen tidak sanggup mengangkat status sosialnya menjadi sarjana, karena tidak memiliki ijazah SMA.

b. Individu

 

Tidak semua orang mampu meningkatkan status sosialnya, walaupun suatu status sosial tinggi telah tersedia. Orang dari status sosial rendah tidak dapat secara otomatis menempati status sosial tinggi tersebut. Misalnya, seseorang mengadu nasib ke Jakarta untuk berjuang memperoleh pekerjaan. Di Jakarta tersedia berbagai macam kesempatan kerja. Akankah orang tersebut dapat menempati peluang kerja yang tersedia? Belum tentu! Hal tersebut sangat bergantung pada kecakapan, keterampilan, dan kemampuan orang tersebut. Penentu inilah yang dinamakan faktor individu. Selain itu, dalam proses mobilitas sosial terdapat faktor yang mempengaruhi serta menghambat terjadinya mobilitas sosial dalam masyarakat. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain:

a. Kebudayaan

 

Kebudayaan dalam suatu masyarakat mampu menjadi peng-hambat terjadinya mobilitas sosial. Kebudayaan yang dimaksud adalah kebudayaan yang bersifat tradisional. Lain halnya dengan masyarakat modern. Dalam masyarakat modern justru memberikan peluang terjadinya mobilitas sosial sebagai akibat kemajuan teknologi, komunikasi, dan transportasi.

b. Lingkungan Asal

 

Keterbukaan lingkungan asal akan mempercepat terjadinya mobilitas sosial. Namun sebaliknya, apabila di lingkungan asal bersifat tertutup maka akan memperlambat mobilitas sosial.

c. Tradisi

 

Dalam suatu masyarakat tentunya memiliki tradisi masing-masing. Di mana tradisi ini digunakan sebagai patokan-patokan atau pedoman dalam bertingkah laku. Jika dalam tradisi masyarakat masih menganut paham-paham kolot besar kemungkinan mobilitas tidak terjadi.

d. Ekonomi

 

Dalam hal ini keadaan ekonomi yang serba kekurangan akan sulit untuk mengikuti dan menyesuaikan dengan kedudukan yang dimasukinya.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi mobilitas sosial, yaitu:

a. Status Sosial

 

Status sosial tidak terlepas dari pembawaan yang dimiliki oleh orang tuanya. Oleh karena itu, apabila seorang anak tidak merasa puas dengan kedudukan orang tuanya, ia dapat berusaha untuk meraih kedudukan yang lebih tinggi daripada orang tuanya.

b. Keadaan Ekonomi

 

Mobilitas sosial geografis sering terjadi apabila sumber daya alam di daerah padat penduduk sudah tidak mampu mencukupi kebutuhan untuk hidup. Sehingga penduduk cenderung mencari lahan subur di daerah lain melalui migrasi atau perpindahan antar wilayah.

Gambar 17. Keadaan ekonomi yang pas-pasan mempengaruhi

seseorang melakukan mobilitas sosial

c. Situasi Politik

 

Apabila situasi politik suatu wilayah negara tidak menjamin terhadap keamanan penduduk, mobilitas sosial akan terjadi, mereka akan berpindah mencari daerah yang aman.

d. Motif-motif Keagamaan

 

Adanya kelompok-kelompok yang menekan terhadap umat beragama lainnya mengakibatkan kelompok-kelompok yang merasa tertekan tersebut memilih untuk mengadakan mobilitas sosial.

e. Masalah Kependudukan

 

Semakin sempitnya lahan permukiman mendorong orang untuk mencari tempat-tempat atau wilayah yang masih memungkinkan untuk bermukim.

f. Keinginan Melihat Daerah Lain

 

Muncul gagasan untuk melihat daerah lain menimbulkan ide terjadinya mobilitas secara geografis. Selain itu juga memungkinkan terjadinya perpindahan masyarakat dari suatu laporan sosial ke laporan sosial yang lain engan cara alih potensi dengan membandingkan besarnya pendapatan atau gaji yang lebih besar.

g. Keadaan Ekonomi

 

Mobilitas sosial geografis sering terjadi apabila sumber daya alam di daerah padat penduduk sudah tidak mampu mencukupi kebutuhan untuk hidup. Sehingga penduduk cenderung mencari lahan subur di daerah lain melalui migrasi atau perpindahan antar wilayah.

h. Situasi Politik

 

Apabila situasi politik suatu wilayah negara tidak menjamin terhadap keamanan penduduk, mobilitas sosial akan terjadi, mereka akan berpindah mencari daerah yang aman.

i. Motif-motif Keagamaan

 

Adanya kelompok-kelompok yang menekan terhadap umat beragama lainnya mengakibatkan kelompok-kelompok yang merasa tertekan tersebut memilih untuk mengadakan mobilitas sosial.

j. Masalah Kependudukan

 

Semakin sempitnya lahan permukiman mendorong orang untuk mencari tempat-tempat atau wilayah yang masih memungkinkan untuk bermukim.

k. Keinginan Melihat Daerah Lain

 

Muncul gagasan untuk melihat daerah lain menimbulkan ide terjadinya mobilitas secara geografis. Selain itu juga memungkinkan terjadinya perpindahan masyarakat dari suatu laporan sosial ke laporan sosial yang lain dengan cara alih potensi dengan membandingkan besarnya pendapatan atau gaji yang lebih besar.

 

 

 

85. Disajikan narasi mengeni dampak mobilitas sosial , peserta dapat menentukan dampak dari  struktur mobilitas sosial

 

Materi dalam modul 4: halaman 105……

12. Dampak Mobilitas Sosial

Gejala naik turunnya status sosial tentu memberikan konsekuensi-konsekuensi tertentu terhadap struktur sosial masyarakat. Konsekuensi-konsekuensi itu kemudian mendatangkan berbagai reaksi. Reaksi ini dapat berbentuk konflik. Menurut Horton dan Hunt, ada beberapa konsekuensi negatif dari adanya mobilitas sosial vertikal yaitu:

a) Kecemasan akan terjadi penurunan status bila terjadi mobilitas menurun.

b) Ketegangan dalam mempelajari peran baru dari status jabatan yang meningkat.

c) Keretakan hubungan antar anggota kelompok primer yang semula karena seseorang berpindah status yang lebih tinggi atau ke status yang lebih rendah.

 

Mobilitas sosial membawa dampak, baik dampak negatif maupun dampak positif.

a. Dampak Negatif

 

Apabila pada masyarakat terjadi mobilitas yang kurang harmonis akan timbul benturan-benturan nilai dan kepentingan sehingga kemungkinan timbul konflik.

1) Konflik antar kelas

 

Dalam masyarakat, terdapat lapisan-lapisan sosial karena ukuran-ukuran seperti kekayaan, kekuasaan, dan pendidikan. Kelompok dalam lapisan-lapisan tadi disebut kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan kepentingan antara kelas-kelas sosial yang ada di masyarakat dalam mobilitas sosial maka akan muncul konflik antarkelas. Contoh: demonstrasi buruh yang menuntut kenaikan upah, menggambarkan konflik antara kelas buruh dengan pengusaha.

2) Konflik antar kelompok sosial

 

Di dalam masyatakat terdapat pula kelompok sosial yang beraneka ragam. Di antaranya kelompok sosial berdasarkan ideologi, profesi, agama, suku, dan ras. Bila salah satu kelompok berusaha untuk menguasai kelompok lain atau terjadi pemaksaan, maka timbul konflik. Contoh: tawuran pelajar, pertikaian.

3) Konflik antargenerasi

 

Konflik antar generasi terjadi antara generasi tua yang mempertahankan nilai-nilai lama dan generasi muda yang ingin mengadakan perubahan. Misalnya pergaulan bebas yang saat ini banyak dilakukan kaum muda di Indonesia sangat bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut generasi tua.

4) Penyesuaian kembali

 

Setiap konflik pada dasarnya ingin menguasai atau mengalahkan lawan. Bagi pihak-pihak yang berkonflik bila menyadari bahwa konflik itu lebih banyak merugikan kelompoknya, maka akan timbul penyesuaian kembali yang didasari oleh adanya rasa toleransi atau rasa penyesuaian kembali yang didasari oleh adanya rasa toleransi atau rasa saling menghargai. Penyesuaian semacam ini disebut Akomodasi.

5) Berkurangnya solidaritas kelompok

 

Penyesuaian diri dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam kelas sosial yang baru merupakan langkah yang diambil seseorang yang mengalami mobilitas vertikal dan horizontal. Hal ini dilakukan agar mereka bisa diterima dalam kelas sosial yang baru dan mampu menjalangkan fungsi-fungsinya. Keadaan inilah yang menyebabkan orang yang pindah ke lapisan yang baru akan berkurang solidaritasnya terhadap kelas sosial yang lama.

b. Dampak Positif

 

Dampak positif dari mobilitas sosial adalah sebagai berikut.

1) Orang-orang akan berusaha untuk berprestasi atau berusaha untuk maju karena adanya kesempatan untuk pindah strata. Kesempatan ini mendorong orang untuk mau bersaing, dan bekerja keras agar dapat naik ke strata atas. Contohnya seorang anak miskin berusaha belajar dengan giat agar mendapatkan kekayaan di masa depan.

2) Mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik. Contohnya Indonesia yang sedang mengalami perubahan dari masyarakat agraris ke masyarakat industri. Perubahan ini akan lebih cepat terjadi jika didukung oleh sumber daya yang memiliki kualitas. Kondisi ini perlu didukung dengan peningkatan dalam bidang pendidikan.

 

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PATOLOGI ADMINISTRASI

SELUK BELUK GEOGRAFI

PULAU SAMALONA