PENENTUAN SOLUSI

 

LK 2.2 Penentuan Solusi

 

 

 

 

Eksplorasi Alternatif  Solusi

Ø  Hamzah B Uno (2012: 23) dalam artikel yang ditulis Nurul Irfan tentang HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA. Mengatakan bahwa motivasi belajar merupakan dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Dorongan pada diri seorang siswa yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Apabila siswa bermotivasi tinggi dalam belajar maka memungkinkan akan memperoleh prestasi belajar yang tinggi pula, artinya semakin tinggi motivasinya semakin tinggi intensitas usaha dan upaya yang dilakukan.

(https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/1313578)

Ø Buku yang ditulis oleh Usman, Uzer dengan judul upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung. (2019:26-27) menyatakan kegiatan guru yang dapat mempengaruhi keaktifan siswa berpikir dalam belajar adalah: 1) Memberikan motivasi atau menarik perhatian peserta didik, sehingga mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran; 2) Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar kepada peserta didik); 3) Mengingatkan kompetensi belajar kepada peserta didik; 4) Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep yang akan dipelajari); 5) Memberikan petunjuk kepada peserta didik cara mempelajari; 6) Memunculkan aktifitas, partisipasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, 7) Memberikan umpan balik (feedback); 8) Melakukan tagihan-tagihan kepada peserta didik berupa tes sehingga kemampuan peserta didik selalu terpantau dan terukur; 9) Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan diakhir pembelajaran.

Ø Buku yang ditulis oleh Inanna dan Rahmatullah (2022) yang berjudul keterampilan Dasar mengajar. Makassar.Tahta Media Grup (3-4). Menyatakan bahwa ada beberapa cara yang dilakukan untuk dapat membangkitkan motivasi peserta didik yaitu:

a.     Menyambutnya dengan hangat dan berantusias.

Dengan sikap hangat dan antusias yang ditunjukkan para guru oleh peserta didiknya maka akan membangkitkan semangatnya untuk belajar dikarenakan adanya rasa kekeluargaan yang membuatnya lebih dekat.

b.     Memberikan rasa penasaran akan sesuatu

Guru dapat menceritakan sesuatu hal sehingga membuat siswanya merasa penasaran akan hal tersebut.

c.     Memberikan perhatian terhadap minat siswanya

Kita sebagai guru harus tetap memperhatikan minat dari siswa seperti memberi dorongan untuk dapat  menumbuhkan minatnya dengan mengajar yang menyenangkan dan memberikan nasehat-nasehat yang dapat membangkitkan minatnya.

d.     Memberikan petunjuk

Tujuan diberikannya sebuah petunjuk yaitu agar siswa dengan mudah dapat mempunyai banyangan tentang aktivitas apa yang nantinya dilakukan.

Hasil Wawancara

Kepala Sekolah :

Adhi Chandra, S.Pd

Beberapa hal yang mempengaruhi motivasi, seperti guru yang monoton dalam mengajar, anak-anak yang sudah terpengaruh teman sebaya yang tidak sekolah, orang tua yang malah senang kalau anak-anak tidak kesekolah sehingga ada yang membantu bekerja, serta kondisi sekolah yang tidak kondusif di waktu-waktu tertentu solusi sederhana adalah dengan melengkapi fasilitas sekolah dan menciptakan suasana sekolah yang nyaman dan menyenangkan sehingga anak-anak betah belajar.

 

 

Analisis Alternatif Solusi

Berdasarkan kajian literatur dan hasil wawancara yang telah dilakukan maka guru telah menyimpulkan beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar yaitu sebagai berikut :

  1. Meningkatkan kualitas guru.
  2. Memaksimalkan fasilitas pembelajaran.
  3. Memilih metode pembelajaran yang tepat.
  4. Memanfaatkan media belajar.
  5. Melakukan evaluasi pembelajaran.

Berdasarkan kesimpulan tersebut maka dengan pertimbangan keadaan siswa dan kondisi geografis dan sosial budaya yang ada di tempat tugas maka alternatif model pembelajaran yang akan diterapkan adalah;

a.    Pembelajaran kontekstual

      Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) atau sering disebut juga dengan Pembelajaran Kontekstual yaitu suatu proses pengajaran holistik yang mempunyai tujuan untuk membelajarkan peserta didik dalam memahami materi pelajaran secara bermakna yang dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata peserta didik. Sehingga peserta didik mendapatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dapat diaplikasikan dan ditransfer dari suatu konteks permasalahan yang satu ke permasalahan lainnya.

http://repository.unpas.ac.id/45460/4/BAB%20II%20.pdf

(Daryanto & Rahardjo, 2012: 159) dalam artikel Jeki Sepriady mengenai CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH. Menjelaskan  Kelebihan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL):

1.   Memberikan kesempatan pada siswa untuk dapat mengembangkan potensinya.

2.   Siswa dapat berfikir kritis dan kreatif dalam mengumpulkan data, memahami suatu isu dan  memecahkan masalah.

3.   Guru dapat lebih kreatif dalam menyediakan materi pembelajaran.

4.      Siswa menyadari bahwa materi yang mereka pelajari relevan dengan dunia nyata.

5.      Guru membimbig siswa untuk memilih  informasi sesuai dengan kebutuhan dalam pembelajaran.

6.   Pembelajaran lebih menyenangkan.

7.   Siswa dapat bekerja  kelompok secara efektif.

8.   Terbentuk sikap kerja sama yang baik antar sesama siswa maupun  dengan guru.

Adapun kekurangan dari model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL):

1.   Pemilihan informasi atau materi dikelas didasarkan pada kebutuhan siswa yang beragam.

2.   Tidak efisien karena membutuhkan waktu yang lama dalam PBM.

3.   Munculnya  rasa tidak percaya diri bagi siswa yang  memiliki kemampuan rendah.

4.   Efektivitas model pembelajaran tergantung pada keaktifan siswa.

5.   Tidak semua siswa bisa dengan mudah menyesuaikan diri dengan penggunaan model CTL ini.

6.   Kemampuan setiap siswa yang berbeda- beda sehingga pengetahuan yang didapatkan tidak merata.

https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/Kalpa/article/download/1603/1409

 

b.    Discovery based learning.

Model pembelajaran penyingkapan/penemuan (Discovery/Inquiry Learning) adalah memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery terjadi bila individu terlibat terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip.

https://fkip.umko.ac.id/2021/05/31/mengenal-model-pembelajaran-discovery-learning/#:~:text=Model%20pembelajaran%20penyingkapan%2Fpenemuan%20(Discovery,menemukan%20beberapa%20konsep%20dan%20prinsip.

Kelebihan dan Kekurangan Discovery Learning

Menurut Roestiyah(1998,20) teknik ini memiliki kelebihan sebagai berikut :

  1. Teknik ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan,memperbanyak kesiapan serta penguasaan keterampilan dalam psroses kognitif/pengenalan siswa
  2. Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi/individual sehingga dapat kokoh/mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut
  3. Dapat membangkitkan kegairahan belajar para siswa
  4. Mampu memberikan kesempatan pada siswa untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan masing-masing
  5. Mampu mengarahkan cara siswa belajar,sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat untuk belajar lebih giat
  6. Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses penemuan sendiri
  7. Strategi itu berpusat pada siswa,tidak pada guru.Guru hanya sebagai teman belajar saja,membantu bila diperlukan

Kekurangan dari model pembelajaran tersebut adalah :

  • Pada siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara belajar ini.Siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik
  • Bila kelas terlalu besar penguunaan teknik ini akan kurang berhasil
  • Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran tradisional mungkin akan sempat kecewa bila diganti dengan teknik ini
  • Dengan teknik ini ada yang berpendapat bahwa proses mental ini trelalu mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan perkembangan/pembentukan sikap dan keterampilan bagi siswa
  • Tidak memberika  kesempatan berpikir secara kreatif.

https://www.dosenpendidikan.co.id/discovery-learning/

 

c.    Problem based learning.

 

DIRJEN DIKTI (dalam hand out Cholisin :2006) Memberikan pengertian bahwa Problem Based Learning merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar melalui berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah dalam rangka memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.

https://eprints.uny.ac.id/24005/4/4.BAB%20II.pdf

Menurut Sanjaya (2007:218) dalam artikel yang ditulis oleh Retnaning Tyas mengenai KESULITAN PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Menyatakan kelebihan Problem Based Learning (PBL) adalah sebagai berikut:

a)  Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif siswa dalam bekerja, memotivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok;

b)  dengan Problem Based Learning (PBL) akan terjadi pembelajaran bermakna. Siswa belajar memecahkan suatu masalah maka siswa akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan;

c)  membuat siswa menjadi pebelajar yang mandiri dan bebas; d) pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang meraka lakukan.

Menurut Sanjaya (2007:219), kelemahan Problem Based Learning (PBL) adalah sebagai berikut:

a)  jika siswa tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan,maka siswa akan merasa enggan untuk mencoba;

b)  perlu ditunjang oleh buku yang dapat dijadikan pemahaman dalam kegiatan pembelajaran;

c)  pembelajaran model Problem Based Learning (PBL) membutuhkan waktu yang lama;

d)  tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan model ini.

https://ejournal.kahuripan.ac.id/index.php/TECNOSCIENZA/article/download/26/20

 

d. Project based learning.

Goodman dan Stivers (2010) mendefinisikan Project Based Learning (PjBL) merupakan pendekatan pengajaran yang dibangun di atas kegiatan pembelajaran dan tugas nyata yang memberikan tantangan bagi peserta didik yang terkait dengan kehidupan sehari-hari untuk dipecahkan secara berkelompok.

https://sibatik.kemdikbud.go.id/inovatif/assets/file_upload/pengantar/pdf/pengantar_5.pdf

Boss dan Kraus dalam Abidin (2007:170) menyatakan keunggulan model ini sebagai berikut. a. Model ini bersifat terpadu dengan kurikulum sehingga tidak memerlukan tambahan apapun dalam pelaksanaannya. b. Siswa terlibat dalam kegiatan dunia nyata dan mempraktikan strategi otentik secara disiplin. c. Siswa bekerja secara kolaboratif untuk memecahkan masalah yang penting baginya. d. Teknologi terintegrasi sebagai alat untuk penemuan, kolaborasi, dan komunikasi dalam mencapai tujuan pembelajaran penting dalam caracara baru. e. Meningkatkan kerja sama guru dalam merancang dan mengimplementasikan proyek-proyek yang melintasi batas-batas geografis atau bahkan melompat zona waktu.

 

Menurut  Abidin (2013:171) kelemahan-kelemahan sebagai berikut: a. Memerlukan banyak waktu dan biaya. b. Memerlukan banyak media dan sumber belajar. c. Memerlukan guru dan siswa yang sama-sama siap belajar dan berkembang. d. Ada kekhawatiran siswa hanya akan menguasai satu topik tertentu yang dikerjakannya.

http://repository.unpas.ac.id/12792/5/Bab%20II.pdf

 

Dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan yang bisa bermanfaat untuk lingkungan sekitar.

Kelebihan : model pembelajaran ini bisa menyentuh langsung pada kondisi nyata siswa yang kemudian bisa diterapkan oleh siswa di lingkungan tempat tinggalnya, sebagai contoh dengan siswa belajar mengenai konservasi dan kecintaan pada lingkungan, yang diharapkan akan diterapkan dalam keseharian siswa yang hidup dikawasan taman nasional.

Kekurangan; sebagai hal yang baru maka akan membutuhkan waktu yang lama dalam proses penerapan model pembelajaran tersebut.

 

Solusi Yang Relevan

Penerapan model pembelajaran kontekstual ( Contextual Teaching and Learning)

 

Analisis Penentuan Solusi

Menurut Iskandar (2015, h. 42) tujuan pembelajaran CTL, antara lain : Memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari sehingga siswa memiliki pengetahuan atau keterampilan yang secara refleksi dapat diterapkan dari permasalahan ke permasalahan lainnya, agar dalam belajar itu tidak hanya sekedar menghafal tetapi perlu adanya pemahaman, menekankan pada pengembangan minat pengalaman siswa, melatih siswa agar dapat berfikir kritis dan terampil dalam memproses pengetahuan agar dapat menemukan dan menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain, agar pembelajaran lebih produktif dan bermakna, untuk mengajak anak pada suatu aktivitas yang mengaitkan materi akademik dengan konteks kehidupan sehari-hari dan agar siswa secara individu dapat menemukan dan mentransfer informasi komplek dan siswa dapat menjadikan itu miliknya sendiri.

http://repository.unpas.ac.id/12888/4/BAB%202.pdf

(Daryanto & Rahardjo, 2012: 159) dalam artikel Jeki Sepriady mengenai CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH. Menjelaskan  Kelebihan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL):

a.    Memberikan kesempatan pada siswa untuk dapat mengembangkan potensinya.

b.   Siswa dapat berfikir kritis dan kreatif dalam mengumpulkan data, memahami suatu isu dan  memecahkan masalah.

c.    Guru dapat lebih kreatif dalam menyediakan materi pembelajaran.

d.      Siswa menyadari bahwa materi yang mereka pelajari relevan dengan dunia nyata.

e.       Guru membimbig siswa untuk memilih  informasi sesuai dengan kebutuhan dalam pembelajaran.

f.     Pembelajaran lebih menyenangkan.

g.    Siswa dapat bekerja  kelompok secara efektif.

h.   Terbentuk sikap kerja sama yang baik antar sesama siswa maupun  dengan guru.

Adapun kekurangan dari model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL):

a.    Pemilihan informasi atau materi dikelas didasarkan pada kebutuhan siswa yang beragam.

b.   Tidak efisien karena membutuhkan waktu yang lama dalam PBM.

c.    Munculnya  rasa tidak percaya diri bagi siswa yang  memiliki kemampuan rendah.

d.   Efektivitas model pembelajaran tergantung pada keaktifan siswa.

e.    Tidak semua siswa bisa dengan mudah menyesuaikan diri dengan penggunaan model CTL ini.

f.     Kemampuan setiap siswa yang berbeda- beda sehingga pengetahuan yang didapatkan tidak merata.

https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/Kalpa/article/download/1603/1409

 

·      Jika menerapkan model pembelajaran CTL maka siswa akan belajar dengan baik dan menyenangkan karena materi yang mereka pelajari berhubungan dengan situasi nyata yang dialami oleh siswa. Hal ini mendorong siswa untuk mengaitkan pengetahuan mereka dengan penerapannya dalam kehidupan nyata.

 

·      Jika tidak menerapkan model pembelajara CTL maka, pembelajaran cenderung membosankan, dan cenderung berlangsung monoton, materi bersifat abstrak sehingga sulit untuk diterapkan dalam kehidupan nyata.

 

 

 

 

Eksplorasi Alternatif  Solusi

Ø Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata aktual adalah sedang menjadi pembicaraan orang banyak (tentang peristiwa dan sebagainya). Arti lainnya dari aktual adalah betul-betul ada (terjadi).

https://kbbi.lektur.id/aktual

Ø Pengetahuan faktual merupakan pengetahuan yang harus dimiliki peserta didik jika mereka akan dikenalkan dengan suatu disiplin ilmu atau untuk memecahkan masalah apapun di dalamnya yang berkaitan dengan pernyataan yang benar karena sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. (Anderson & Krathwohl, 2017:46).

https://eprints.uny.ac.id/66998/3/Bab%20II.pdf

Ø Anderson & Krathwohl (2017:46) mengungkapkan bahwa pengetahuan konseptual merupakan pengetahuan mengenai skema, model, atau teori eksplisit dan implisit dalam model psikologi kognitif yang berbeda. Skema, model, dan teori menunjukan pengetahuan yang seseorang miliki mengenai bagaimana pokok bahasan tertentu diatur dan disusun, bagaimana bagian atau potongan informasi yang berbeda saling berhubungan dan berkaitan dalam suatu cara yang sistematis, bagaimana bagian-bagian ini berfungsi bersama-sama.

https://eprints.uny.ac.id/66998/3/Bab%20II.pdf

Ø Dalam artikel yang ditulis oleh SITI SARAH AGUSTINA mengenai PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR LEARNING MATHEMATICS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMP IT AN-NUR PRIMA. Menyatakan bahwa Model pembelajaran di luar kelas juga dapat dipahami sebagai sebuah pendekatan pembelajaran yang menggunakan suasana di luar kelas sebagai situasi pembelajaran dan menggunakan berbagai permainan sebagai media transformasi konsep-konsep yang disampaikan dalam pembelajaran.

https://core.ac.uk/download/pdf/225824763.pdf

 

 

Ø Dalam artikel yang ditulis oleh Suherdiyanto tentang ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DI LUAR KELAS                    (OUTDOORSTUDY   OLEH GURU DALAM MATERI PERMASALAHAN LINGKUNGAN  HIDUP DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA  PADA  SISWA  MTS AL-IKHLAS KUALA MANDOR B. Mengemukakan bahwa: Secara umum, tujuan pendidikan yang ingin dicapai melalui aktivitas belajar di luar ruang kelas atau di luar lingkungan sekolah ialah sebagai berikut:

1.   Mengarahkan peserta untuk mengembangkan bakat dan kreativitas mereka dengan seluas-luasnya dialam terbuka

2.   Proses Pembelajaran di luar kelas bertujuan menyediakan latar ( setting )yang berarti bagi pembentukan sikap dan mental siswa.

3.   Meningkatkan kesadaran, apresiasi, dan pemahaman peserta didik terhadaplingkungan sekitar, serta cara mereka bisa membangun hubungan baik dengan alam.

4.   Memberikan konteks dalam proses pengenalan berkehidupan sosial dalam tataran praktik (kenyataan dilapangan).

5.   Menunjang ketertarikan dan keterampilan peserta didik. Bukan hanya ketertarikan terhadap mata pelajaran tertentu yang bisa di kembangkan diluar kelas, melainkan juga keterampilan terhadap kegiatan-kegiatan di luar kelas. Misalnya, mempelajari ilmu alam yang berhubungan dengan air dan dilakukan dengan berenang di sungai atau di laut.

6.   Menciptakan kesadaran dan pemahaman peserta didik cara menghargai alam dan lingkungan, serta hidup berdampingan di tengah perbedaan suku,ideologi, agama, politik, ras, bahasa dan lainnya.

7.   Mengenal berbagai kegiatan di luar kelas yang dapat membuat pelajaran lebih kreatif.

8.   Memberikan kontribusi penting dalam rangka membantu mengembangkan hubungan guru dan murid.

9.   Memanfaatkan sumber-sumber yang berasal dari lingkungan dan komunitas sekitar untuk pendidikan.

https://www.academia.edu/9586327/Pembelajaran_Luar_kelas_Out_Door_Study_

 

 

Hasil wawancara.

Adhi Chandra, S.Pd

Kepala Sekolah : menyatakan bahwa tugas utama sekolah di dearah kawasan taman nasional adalah bagaimana menanamkan sejak dini kepada siswa mengenai kecintaan kepada lingkungan hidup, yang kesemuanya bisa dilakukan dengan memperbanyak aktivitas yang bisa dilakukan diluar ruangan untuk mengamati keadaan sekitar yang bisa dirasakan oleh siswa.

 

 

Analisis Alternatif Solusi

Dari hasil kajian literatur dan wawancara dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang bersifat aktual, faktual dan kontekstual, perlu untuk sering dilakukan pembelajaran luar ruangan dengan tujuan siswa bisa melihat langsung masalah-masalah yang terjadi dan ikut serta menemukan solusi dari permasalahan yang di hadapi. Maka dari itu alternatif model pembelajaran yang dianggap sesuai adalah:

a.  Problem based learning.

DIRJEN DIKTI (dalam hand out Cholisin :2006) Memberikan pengertian bahwa Problem Based Learning merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar melalui berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah dalam rangka memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.

https://eprints.uny.ac.id/24005/4/4.BAB%20II.pdf

Menurut Sanjaya (2007:218) dalam artikel yang ditulis oleh Retnaning Tyas mengenai KESULITAN PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Menyatakan kelebihan Problem Based Learning (PBL) adalah sebagai berikut:

a. Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif siswa dalam bekerja, memotivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok;

b. dengan Problem Based Learning (PBL) akan terjadi pembelajaran bermakna. Siswa belajar memecahkan suatu masalah maka siswa akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan;

c. membuat siswa menjadi pebelajar yang mandiri dan bebas; d) pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang meraka lakukan.

Menurut Sanjaya (2007:219), kelemahan Problem Based Learning (PBL) adalah sebagai berikut:

b.  jika siswa tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan,maka siswa akan merasa enggan untuk mencoba;

c.  perlu ditunjang oleh buku yang dapat dijadikan pemahaman dalam kegiatan pembelajaran;

d.  pembelajaran model Problem Based Learning (PBL) membutuhkan waktu yang lama;

e.  tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan model ini.

 

b.  Project based learning.

Goodman dan Stivers (2010) mendefinisikan Project Based Learning (PjBL) merupakan pendekatan pengajaran yang dibangun di atas kegiatan pembelajaran dan tugas nyata yang memberikan tantangan bagi peserta didik yang terkait dengan kehidupan sehari-hari untuk dipecahkan secara berkelompok.

https://sibatik.kemdikbud.go.id/inovatif/assets/file_upload/pengantar/pdf/pengantar_5.pdf

 

Boss dan Kraus dalam Abidin (2007:170) menyatakan keunggulan model ini sebagai berikut. a. Model ini bersifat terpadu dengan kurikulum sehingga tidak memerlukan tambahan apapun dalam pelaksanaannya. b. Siswa terlibat dalam kegiatan dunia nyata dan mempraktikan strategi otentik secara disiplin. c. Siswa bekerja secara kolaboratif untuk memecahkan masalah yang penting baginya. d. Teknologi terintegrasi sebagai alat untuk penemuan, kolaborasi, dan komunikasi dalam mencapai tujuan pembelajaran penting dalam caracara baru. e. Meningkatkan kerja sama guru dalam merancang dan mengimplementasikan proyek-proyek yang melintasi batas-batas geografis atau bahkan melompat zona waktu.

 

Menurut  Abidin (2013:171) kelemahan-kelemahan sebagai berikut: a. Memerlukan banyak waktu dan biaya. b. Memerlukan banyak media dan sumber belajar. c. Memerlukan guru dan siswa yang sama-sama siap belajar dan berkembang. d. Ada kekhawatiran siswa hanya akan menguasai satu topik tertentu yang dikerjakannya.

http://repository.unpas.ac.id/12792/5/Bab%20II.pdf

 

c. Discovery learning.

Model pembelajaran penyingkapan/penemuan (Discovery/Inquiry Learning) adalah memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery terjadi bila individu terlibat terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip.

https://fkip.umko.ac.id/2021/05/31/mengenal-model-pembelajaran-discovery-learning/#:~:text=Model%20pembelajaran%20penyingkapan%2Fpenemuan%20(Discovery,menemukan%20beberapa%20konsep%20dan%20prinsip.

Kelebihan dan Kekurangan Discovery Learning

Menurut Roestiyah(1998,20) teknik ini memiliki kelebihan sebagai berikut :

  1. Teknik ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan,memperbanyak kesiapan serta penguasaan keterampilan dalam psroses pengenalan siswa
  2. Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat pribadi sehingga dapat mendalam dalam jiwa siswa tersebut
  3. Dapat membangkitkan motivasi belajar para siswa
  4. Mampu memberikan kesempatan pada siswa untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan masing-masing
  5. Mampu mengarahkan cara belajar siswa,sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat untuk belajar lebih giat
  6. Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses penemuan sendiri
  7. Strategi itu berpusat pada siswa,tidak pada guru.Guru hanya sebagai teman belajar saja.

Kekurangan dari model pembelajaran tersebut adalah :

  1. Siswa harus punya kesiapan dan kematangan mental untuk penerapan model belajar ini,Siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik
  2. Bila kelas terlalu besar penggunaan teknik ini akan kurang efektif
  3. Model pembelajaran ini terasa berat bagi guru dan siswa yang terbiasa dengan model tradisional.
  4. Model pembelajaran ini kurang memperhatikan perkembangan sikap dan keterampilan siswa.
  5. Tidak memberikan  kesempatan berpikir secara kreatif.

https://www.dosenpendidikan.co.id/discovery-learning/

 

d. Contextual teaching and learning

    Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) atau sering disebut juga dengan Pembelajaran Kontekstual yaitu suatu proses pengajaran holistik yang mempunyai tujuan untuk membelajarkan peserta didik dalam memahami materi pelajaran secara bermakna yang dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata peserta didik. Sehingga peserta didik mendapatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dapat diaplikasikan dan ditransfer dari suatu konteks permasalahan yang satu ke permasalahan lainnya.

http://repository.unpas.ac.id/45460/4/BAB%20II%20.pdf

(Daryanto & Rahardjo, 2012: 159) dalam artikel Jeki Sepriady mengenai CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH. Menjelaskan  Kelebihan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL):

a.    Memberikan kesempatan pada siswa untuk dapat mengembangkan potensinya.

b.   Siswa dapat berfikir kritis dan kreatif dalam mengumpulkan data, memahami suatu isu dan  memecahkan masalah.

c.    Guru dapat lebih kreatif dalam menyediakan materi pembelajaran.

d.      Siswa menyadari bahwa materi yang mereka pelajari relevan dengan dunia nyata.

e.       Guru membimbig siswa untuk memilih  informasi sesuai dengan kebutuhan dalam pembelajaran.

f.     Pembelajaran lebih menyenangkan.

g.    Siswa dapat bekerja  kelompok secara efektif.

h.   Terbentuk sikap kerja sama yang baik antar sesama siswa maupun  dengan guru.

Adapun kekurangan dari model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL):

a.    Pemilihan informasi atau materi dikelas didasarkan pada kebutuhan siswa yang beragam.

b.   Tidak efisien karena membutuhkan waktu yang lama dalam PBM.

c.    Munculnya  rasa tidak percaya diri bagi siswa yang  memiliki kemampuan rendah.

d.   Efektivitas model pembelajaran tergantung pada keaktifan siswa.

e.    Tidak semua siswa bisa dengan mudah menyesuaikan diri dengan penggunaan model CTL ini.

f.     Kemampuan setiap siswa yang berbeda- beda sehingga pengetahuan yang didapatkan tidak merata.

https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/Kalpa/article/download/1603/1409

Adapun pertimbangan memilih model pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut.

Kelebihan : model pembelajaran tersebut dapat diselesaikan dalam waktu yang relatif singkat dan hasil akhir dari model tersebut bisa menjadi sebuah solusi dari masalah yang telah diberikan yang diharapkan bisa berguna untuk siswa dan guru ataupun masyarakat.

Kekurangan :  sebagai hal yang baru yang ingin dilakuan kepada siswa maka guru butuh memberikan pemahaman kepada siswa terkait materi dan apa yang akan dilakukan, karena jika siswa tidak memahami maka siswa akan kesulitan dalam memecahkan masalah yang diberikan.

 

Solusi Yang Relevan

Problem base learning (PBL) dengan kegiatan pembelajaran luar ruangan.

 

Analisis Penentuan Solusi

Goodman dan Stivers (2010) mendefinisikan Project Based Learning (PjBL) merupakan pendekatan pengajaran yang dibangun di atas kegiatan pembelajaran dan tugas nyata yang memberikan tantangan bagi peserta didik yang terkait dengan kehidupan sehari-hari untuk dipecahkan secara berkelompok.

https://sibatik.kemdikbud.go.id/inovatif/assets/file_upload/pengantar/pdf/pengantar_5.pdf

Menurut M. Taufiq Amir, Problem Based Learning memiliki beberapa manfaat antara lain:

a.   Menjadi lebih ingat dan meningkatkan pemahaman atas materi ajar,

b.   Meningkatkan fokus pada pengetahuan yang relevan,

c.    Mendorong untuk berpikir,

d.   Membangun keterampilan soft skill,

e.    Membangun kecakapan belajar,

f.     Memotivasi siswa belajar.

http://digilib.iainkendari.ac.id/875/3/BAB%20II.pdf

Kelebihan Model Pembelajaran PBL

Beberapa kelebihan yang didapatkan ketika menerapkan model pembelajaran PBL  adalah sebagai berikut :

  • Pemecahan masalah sangat efektif digunakan untuk memahami isi pelajaran.
  • Pemecahan masalah akan mendobrak dan menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
  • Pemecahan masalah menjadikan aktivitas pembelajaran siswa lebih meningkat.
  • Pemecahan masalah dapat membantu siswa mengetahui bagaimana menggunakan pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
  • Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
  • Siswa menjadi lebih peka terhadap permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya.

 

Kekurangan Model Pembelajaran PBL

beberapa kekurangan dalam penerapan model pembelajaran berbasis proyek.

 

·      Jika model pembelajaran PBL diterapkan maka siswa bisa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan mengatasi masalah yang  bisa menjadikan siswa sebagai pembelajar yang mandiri.

·      Jika model pembelajaran PBL tidak diterapkan. Maka siswa tidak akan terbiasa berfikir kritis dan peka terhadap masalah yang ada dilingkungan sekitar sehingga siswa menjadi tidak mandiri dalam menyeleaikan masalah-masalah yang dihadapinya.

 

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PATOLOGI ADMINISTRASI

SELUK BELUK GEOGRAFI

PULAU SAMALONA