PENENTUAN SOLUSI
LK 2.2 Penentuan Solusi
|
|
|
|
Eksplorasi Alternatif Solusi |
Ø Hamzah
B Uno (2012: 23) dalam artikel yang ditulis Nurul Irfan tentang HUBUNGAN
MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA. Mengatakan bahwa
motivasi belajar merupakan dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa
yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya
dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Dorongan pada diri
seorang siswa yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan
dorongan dalam dirinya. Apabila siswa bermotivasi tinggi dalam belajar maka
memungkinkan akan memperoleh prestasi belajar yang tinggi pula, artinya
semakin tinggi motivasinya semakin tinggi intensitas usaha dan upaya yang
dilakukan. (https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/1313578) Ø
Buku yang ditulis
oleh Usman, Uzer dengan judul upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar.
PT. Remaja Rosdakarya: Bandung. (2019:26-27) menyatakan kegiatan guru yang dapat mempengaruhi keaktifan siswa berpikir dalam
belajar adalah:
1) Memberikan motivasi atau menarik perhatian peserta didik, sehingga mereka
berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran; 2) Menjelaskan tujuan
instruksional (kemampuan dasar kepada peserta didik); 3) Mengingatkan
kompetensi belajar kepada peserta didik; 4) Memberikan stimulus (masalah,
topik, dan konsep yang akan dipelajari); 5) Memberikan petunjuk kepada peserta
didik cara mempelajari; 6) Memunculkan aktifitas, partisipasi peserta didik
dalam kegiatan pembelajaran, 7) Memberikan umpan balik (feedback); 8)
Melakukan tagihan-tagihan kepada peserta didik berupa tes sehingga kemampuan
peserta didik selalu terpantau dan terukur; 9) Menyimpulkan setiap materi
yang disampaikan diakhir pembelajaran. Ø
Buku yang ditulis oleh Inanna dan Rahmatullah (2022) yang
berjudul keterampilan Dasar mengajar. Makassar.Tahta Media Grup (3-4). Menyatakan bahwa ada beberapa cara yang dilakukan untuk dapat membangkitkan motivasi peserta didik yaitu: a. Menyambutnya dengan hangat dan
berantusias. Dengan
sikap hangat dan antusias yang ditunjukkan para guru oleh peserta didiknya maka akan membangkitkan semangatnya untuk belajar dikarenakan adanya rasa kekeluargaan yang membuatnya lebih dekat. b. Memberikan rasa penasaran akan sesuatu Guru dapat
menceritakan sesuatu hal sehingga membuat siswanya merasa
penasaran akan hal tersebut. c. Memberikan perhatian terhadap minat
siswanya Kita
sebagai guru harus tetap memperhatikan minat dari siswa seperti
memberi dorongan untuk dapat menumbuhkan minatnya dengan mengajar yang menyenangkan dan memberikan nasehat-nasehat yang
dapat membangkitkan minatnya. d. Memberikan petunjuk Tujuan
diberikannya sebuah petunjuk yaitu agar siswa dengan mudah
dapat mempunyai banyangan tentang aktivitas apa yang nantinya
dilakukan. Hasil Wawancara Kepala Sekolah : Adhi
Chandra, S.Pd Beberapa
hal yang mempengaruhi motivasi, seperti guru yang monoton dalam mengajar,
anak-anak yang sudah terpengaruh teman sebaya yang tidak sekolah, orang tua
yang malah senang kalau anak-anak tidak kesekolah sehingga ada yang membantu
bekerja, serta kondisi sekolah yang tidak kondusif di waktu-waktu tertentu
solusi sederhana adalah dengan melengkapi fasilitas sekolah dan menciptakan
suasana sekolah yang nyaman dan menyenangkan sehingga anak-anak betah
belajar. |
|
Analisis Alternatif Solusi |
Berdasarkan kajian
literatur dan hasil wawancara yang telah dilakukan maka guru telah
menyimpulkan beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
motivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar yaitu sebagai berikut :
Berdasarkan
kesimpulan tersebut maka dengan pertimbangan keadaan siswa dan kondisi
geografis dan sosial budaya yang ada di tempat tugas maka alternatif model
pembelajaran yang akan diterapkan adalah; a.
Pembelajaran
kontekstual Pembelajaran Contextual Teaching and Learning
(CTL) atau sering disebut juga dengan Pembelajaran Kontekstual yaitu suatu
proses pengajaran holistik yang mempunyai tujuan untuk membelajarkan peserta
didik dalam memahami materi pelajaran secara bermakna yang dikaitkan dengan
konteks kehidupan nyata peserta didik. Sehingga peserta didik mendapatkan
ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dapat diaplikasikan dan ditransfer
dari suatu konteks permasalahan yang satu ke permasalahan lainnya. http://repository.unpas.ac.id/45460/4/BAB%20II%20.pdf (Daryanto &
Rahardjo, 2012: 159) dalam artikel Jeki Sepriady mengenai CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH. Menjelaskan Kelebihan model pembelajaran
Contextual Teaching and Learning (CTL): 1. Memberikan kesempatan
pada siswa untuk dapat mengembangkan potensinya. 2. Siswa dapat berfikir
kritis dan kreatif dalam mengumpulkan data, memahami suatu isu dan memecahkan masalah. 3. Guru dapat lebih kreatif
dalam menyediakan materi pembelajaran. 4. Siswa menyadari bahwa
materi yang mereka pelajari relevan dengan dunia nyata. 5. Guru membimbig siswa
untuk memilih informasi sesuai dengan
kebutuhan dalam pembelajaran. 6. Pembelajaran lebih
menyenangkan. 7. Siswa dapat bekerja kelompok secara efektif. 8.
Terbentuk
sikap kerja sama yang baik antar sesama siswa maupun dengan guru. Adapun
kekurangan dari model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL): 1. Pemilihan informasi
atau materi dikelas didasarkan pada kebutuhan siswa yang beragam. 2. Tidak efisien karena
membutuhkan waktu yang lama dalam PBM. 3. Munculnya rasa tidak percaya diri bagi siswa yang memiliki kemampuan rendah. 4. Efektivitas model
pembelajaran tergantung pada keaktifan siswa. 5. Tidak semua siswa bisa
dengan mudah menyesuaikan diri dengan penggunaan model CTL ini. 6.
Kemampuan
setiap siswa yang berbeda- beda sehingga pengetahuan yang didapatkan tidak
merata. https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/Kalpa/article/download/1603/1409 b.
Discovery based
learning. Model pembelajaran penyingkapan/penemuan (Discovery/Inquiry
Learning) adalah memahami konsep, arti, dan hubungan melalui
proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery terjadi
bila individu terlibat terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk
menemukan beberapa konsep dan prinsip. Kelebihan dan Kekurangan
Discovery Learning
Menurut Roestiyah(1998,20) teknik ini memiliki kelebihan sebagai berikut :
Kekurangan dari model pembelajaran tersebut
adalah :
https://www.dosenpendidikan.co.id/discovery-learning/ c.
Problem based
learning. DIRJEN
DIKTI (dalam hand out Cholisin :2006) Memberikan pengertian bahwa
Problem Based Learning merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang
menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk
belajar melalui berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah dalam
rangka memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. https://eprints.uny.ac.id/24005/4/4.BAB%20II.pdf Menurut
Sanjaya (2007:218) dalam artikel yang ditulis oleh Retnaning Tyas mengenai KESULITAN PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA Menyatakan kelebihan Problem
Based Learning (PBL) adalah sebagai berikut: a) Problem Based
Learning (PBL) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan
inisiatif siswa dalam bekerja, memotivasi internal untuk belajar, dan dapat
mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok; b) dengan Problem Based
Learning (PBL) akan terjadi pembelajaran bermakna. Siswa belajar memecahkan
suatu masalah maka siswa akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau
berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan; c) membuat siswa menjadi
pebelajar yang mandiri dan bebas; d) pemecahan masalah dapat membantu siswa
untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran
yang meraka lakukan. Menurut Sanjaya
(2007:219), kelemahan Problem Based Learning (PBL) adalah sebagai berikut: a) jika siswa tidak
mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk
dipecahkan,maka siswa akan merasa enggan untuk mencoba; b) perlu ditunjang oleh
buku yang dapat dijadikan pemahaman dalam kegiatan pembelajaran; c) pembelajaran model
Problem Based Learning (PBL) membutuhkan waktu yang lama; d) tidak semua mata
pelajaran dapat diterapkan model ini. https://ejournal.kahuripan.ac.id/index.php/TECNOSCIENZA/article/download/26/20 d. Project based learning. Goodman dan Stivers
(2010) mendefinisikan Project Based Learning (PjBL) merupakan pendekatan
pengajaran yang dibangun di atas kegiatan pembelajaran dan tugas nyata yang
memberikan tantangan bagi peserta didik yang terkait dengan kehidupan sehari-hari
untuk dipecahkan secara berkelompok. https://sibatik.kemdikbud.go.id/inovatif/assets/file_upload/pengantar/pdf/pengantar_5.pdf Boss
dan Kraus dalam Abidin (2007:170) menyatakan keunggulan model ini sebagai
berikut. a. Model ini bersifat terpadu dengan kurikulum sehingga tidak
memerlukan tambahan apapun dalam pelaksanaannya. b. Siswa terlibat dalam
kegiatan dunia nyata dan mempraktikan strategi otentik secara disiplin. c.
Siswa bekerja secara kolaboratif untuk memecahkan masalah yang penting
baginya. d. Teknologi terintegrasi sebagai alat untuk penemuan, kolaborasi,
dan komunikasi dalam mencapai tujuan pembelajaran penting dalam caracara baru.
e. Meningkatkan kerja sama guru dalam merancang dan mengimplementasikan
proyek-proyek yang melintasi batas-batas geografis atau bahkan melompat zona
waktu. Menurut Abidin (2013:171) kelemahan-kelemahan
sebagai berikut: a. Memerlukan banyak waktu dan biaya. b. Memerlukan banyak
media dan sumber belajar. c. Memerlukan guru dan siswa yang sama-sama siap
belajar dan berkembang. d. Ada kekhawatiran siswa hanya akan menguasai satu
topik tertentu yang dikerjakannya. http://repository.unpas.ac.id/12792/5/Bab%20II.pdf Dengan tujuan
untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan yang bisa bermanfaat untuk
lingkungan sekitar. Kelebihan : model pembelajaran ini bisa menyentuh langsung pada kondisi
nyata siswa yang kemudian bisa diterapkan oleh siswa di lingkungan tempat
tinggalnya, sebagai contoh dengan siswa belajar mengenai konservasi dan
kecintaan pada lingkungan, yang diharapkan akan diterapkan dalam keseharian
siswa yang hidup dikawasan taman nasional. Kekurangan; sebagai hal yang baru maka akan membutuhkan waktu yang lama
dalam proses penerapan model pembelajaran tersebut. |
|
Solusi Yang Relevan |
Penerapan model pembelajaran kontekstual ( Contextual Teaching and Learning) |
|
Analisis Penentuan Solusi |
Menurut
Iskandar (2015, h. 42)
tujuan pembelajaran CTL, antara lain : Memotivasi siswa untuk memahami makna
materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengaitkan materi tersebut dengan
konteks kehidupan mereka sehari-hari sehingga siswa memiliki pengetahuan atau
keterampilan yang secara refleksi dapat diterapkan dari permasalahan ke
permasalahan lainnya, agar dalam belajar itu tidak hanya sekedar menghafal
tetapi perlu adanya pemahaman, menekankan pada pengembangan minat pengalaman
siswa, melatih siswa agar dapat berfikir kritis dan terampil dalam memproses
pengetahuan agar dapat menemukan dan menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi
dirinya sendiri dan orang lain, agar pembelajaran lebih produktif dan
bermakna, untuk mengajak anak pada suatu aktivitas yang mengaitkan materi
akademik dengan konteks kehidupan sehari-hari dan agar siswa secara individu
dapat menemukan dan mentransfer informasi komplek dan siswa dapat menjadikan
itu miliknya sendiri. http://repository.unpas.ac.id/12888/4/BAB%202.pdf (Daryanto &
Rahardjo, 2012: 159) dalam artikel Jeki Sepriady mengenai CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH. Menjelaskan Kelebihan model pembelajaran
Contextual Teaching and Learning (CTL): a. Memberikan kesempatan
pada siswa untuk dapat mengembangkan potensinya. b. Siswa dapat berfikir
kritis dan kreatif dalam mengumpulkan data, memahami suatu isu dan memecahkan masalah. c. Guru dapat lebih
kreatif dalam menyediakan materi pembelajaran. d. Siswa menyadari bahwa
materi yang mereka pelajari relevan dengan dunia nyata. e. Guru membimbig siswa
untuk memilih informasi sesuai dengan
kebutuhan dalam pembelajaran. f. Pembelajaran lebih
menyenangkan. g. Siswa dapat bekerja kelompok secara efektif. h.
Terbentuk
sikap kerja sama yang baik antar sesama siswa maupun dengan guru. Adapun
kekurangan dari model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL): a. Pemilihan informasi
atau materi dikelas didasarkan pada kebutuhan siswa yang beragam. b. Tidak efisien karena
membutuhkan waktu yang lama dalam PBM. c. Munculnya rasa tidak percaya diri bagi siswa yang memiliki kemampuan rendah. d. Efektivitas model
pembelajaran tergantung pada keaktifan siswa. e. Tidak semua siswa bisa
dengan mudah menyesuaikan diri dengan penggunaan model CTL ini. f.
Kemampuan
setiap siswa yang berbeda- beda sehingga pengetahuan yang didapatkan tidak
merata. https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/Kalpa/article/download/1603/1409 ·
Jika menerapkan model pembelajaran CTL maka siswa akan belajar dengan baik dan
menyenangkan karena materi yang mereka pelajari berhubungan dengan situasi
nyata yang dialami oleh siswa. Hal ini mendorong siswa untuk mengaitkan
pengetahuan mereka dengan penerapannya dalam kehidupan nyata. ·
Jika tidak menerapkan model pembelajara CTL maka, pembelajaran cenderung membosankan,
dan cenderung berlangsung monoton, materi bersifat abstrak sehingga sulit
untuk diterapkan dalam kehidupan nyata. |
|
|
|
|
Eksplorasi Alternatif Solusi |
Ø Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata aktual adalah sedang menjadi
pembicaraan orang banyak (tentang peristiwa dan sebagainya). Arti lainnya
dari aktual adalah
betul-betul ada (terjadi). Ø Pengetahuan faktual merupakan pengetahuan
yang harus dimiliki peserta didik jika mereka akan dikenalkan dengan suatu
disiplin ilmu atau untuk memecahkan masalah apapun di dalamnya yang berkaitan
dengan pernyataan yang benar karena sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya.
(Anderson & Krathwohl, 2017:46). https://eprints.uny.ac.id/66998/3/Bab%20II.pdf Ø Anderson
& Krathwohl (2017:46)
mengungkapkan bahwa pengetahuan konseptual merupakan pengetahuan mengenai
skema, model, atau teori eksplisit dan implisit dalam model psikologi
kognitif yang berbeda. Skema, model, dan teori menunjukan pengetahuan yang
seseorang miliki mengenai bagaimana pokok bahasan tertentu diatur dan
disusun, bagaimana bagian atau potongan informasi yang berbeda saling
berhubungan dan berkaitan dalam suatu cara yang sistematis, bagaimana
bagian-bagian ini berfungsi bersama-sama. https://eprints.uny.ac.id/66998/3/Bab%20II.pdf Ø Dalam
artikel yang ditulis oleh SITI SARAH AGUSTINA mengenai PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN OUTDOOR LEARNING MATHEMATICS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA PADA SISWA SMP IT AN-NUR PRIMA. Menyatakan bahwa Model
pembelajaran di luar kelas juga dapat dipahami sebagai sebuah pendekatan
pembelajaran yang menggunakan suasana di luar kelas sebagai situasi
pembelajaran dan menggunakan berbagai permainan sebagai media transformasi konsep-konsep
yang disampaikan dalam pembelajaran. https://core.ac.uk/download/pdf/225824763.pdf Ø Dalam artikel yang ditulis oleh Suherdiyanto tentang ANALISIS PENERAPAN METODE
PEMBELAJARAN DI LUAR KELAS (OUTDOORSTUDY) OLEH GURU DALAM MATERI PERMASALAHAN LINGKUNGAN
HIDUP DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA PADA SISWA MTS AL-IKHLAS KUALA MANDOR B. Mengemukakan bahwa: Secara umum, tujuan
pendidikan yang ingin dicapai melalui aktivitas belajar di luar ruang
kelas atau di luar lingkungan sekolah ialah sebagai berikut: 1. Mengarahkan peserta untuk mengembangkan bakat dan
kreativitas mereka dengan seluas-luasnya
dialam terbuka 2. Proses Pembelajaran di luar kelas
bertujuan menyediakan latar ( setting )yang
berarti bagi pembentukan sikap dan mental siswa. 3. Meningkatkan kesadaran, apresiasi, dan pemahaman peserta
didik terhadaplingkungan sekitar, serta cara mereka bisa membangun hubungan
baik dengan alam. 4. Memberikan konteks dalam proses pengenalan berkehidupan
sosial dalam tataran praktik
(kenyataan dilapangan). 5. Menunjang ketertarikan dan keterampilan peserta didik. Bukan
hanya ketertarikan terhadap
mata pelajaran tertentu yang bisa di kembangkan diluar kelas, melainkan juga
keterampilan terhadap kegiatan-kegiatan di luar kelas. Misalnya, mempelajari ilmu alam yang berhubungan
dengan air dan dilakukan dengan
berenang di sungai atau di laut. 6. Menciptakan kesadaran dan pemahaman peserta didik cara
menghargai alam dan lingkungan,
serta hidup berdampingan di tengah perbedaan suku,ideologi, agama, politik,
ras, bahasa dan lainnya. 7. Mengenal berbagai kegiatan di luar kelas yang dapat membuat
pelajaran lebih kreatif. 8. Memberikan kontribusi penting dalam rangka membantu
mengembangkan hubungan guru dan murid. 9. Memanfaatkan sumber-sumber yang berasal dari
lingkungan dan komunitas sekitar untuk pendidikan. https://www.academia.edu/9586327/Pembelajaran_Luar_kelas_Out_Door_Study_ Hasil
wawancara. Adhi
Chandra, S.Pd Kepala Sekolah : menyatakan bahwa
tugas utama sekolah di dearah kawasan taman nasional adalah bagaimana
menanamkan sejak dini kepada siswa mengenai kecintaan kepada lingkungan
hidup, yang kesemuanya bisa dilakukan dengan memperbanyak aktivitas yang bisa
dilakukan diluar ruangan untuk mengamati keadaan sekitar yang bisa dirasakan
oleh siswa. |
|
Analisis Alternatif Solusi |
Dari hasil kajian literatur dan wawancara dapat disimpulkan bahwa untuk
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang bersifat aktual, faktual
dan kontekstual, perlu untuk sering dilakukan pembelajaran luar ruangan
dengan tujuan siswa bisa melihat langsung masalah-masalah yang terjadi dan
ikut serta menemukan solusi dari permasalahan yang di hadapi. Maka dari itu alternatif
model pembelajaran yang dianggap sesuai adalah: a. Problem based learning. DIRJEN
DIKTI (dalam hand out Cholisin :2006) Memberikan pengertian bahwa
Problem Based Learning merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang
menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk
belajar melalui berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah dalam
rangka memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. https://eprints.uny.ac.id/24005/4/4.BAB%20II.pdf Menurut
Sanjaya (2007:218) dalam artikel yang ditulis oleh Retnaning Tyas mengenai KESULITAN PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA Menyatakan kelebihan Problem
Based Learning (PBL) adalah sebagai berikut: a. Problem Based
Learning (PBL) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan
inisiatif siswa dalam bekerja, memotivasi internal untuk belajar, dan dapat
mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok; b. dengan Problem Based
Learning (PBL) akan terjadi pembelajaran bermakna. Siswa belajar memecahkan
suatu masalah maka siswa akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau
berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan; c. membuat siswa menjadi
pebelajar yang mandiri dan bebas; d) pemecahan masalah dapat membantu siswa
untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran
yang meraka lakukan. Menurut Sanjaya
(2007:219), kelemahan Problem Based Learning (PBL) adalah sebagai berikut: b. jika siswa tidak
mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk
dipecahkan,maka siswa akan merasa enggan untuk mencoba; c. perlu ditunjang oleh
buku yang dapat dijadikan pemahaman dalam kegiatan pembelajaran; d. pembelajaran model
Problem Based Learning (PBL) membutuhkan waktu yang lama; e. tidak semua mata
pelajaran dapat diterapkan model ini. b.
Project based learning. Goodman dan Stivers
(2010)
mendefinisikan Project Based Learning (PjBL) merupakan pendekatan pengajaran
yang dibangun di atas kegiatan pembelajaran dan tugas nyata yang memberikan
tantangan bagi peserta didik yang terkait dengan kehidupan sehari-hari untuk
dipecahkan secara berkelompok. https://sibatik.kemdikbud.go.id/inovatif/assets/file_upload/pengantar/pdf/pengantar_5.pdf Boss dan Kraus dalam
Abidin (2007:170)
menyatakan keunggulan model ini sebagai berikut. a. Model ini bersifat
terpadu dengan kurikulum sehingga tidak memerlukan tambahan apapun dalam
pelaksanaannya. b. Siswa terlibat dalam kegiatan dunia nyata dan mempraktikan
strategi otentik secara disiplin. c. Siswa bekerja secara kolaboratif untuk
memecahkan masalah yang penting baginya. d. Teknologi terintegrasi sebagai
alat untuk penemuan, kolaborasi, dan komunikasi dalam mencapai tujuan
pembelajaran penting dalam caracara baru. e. Meningkatkan kerja sama guru
dalam merancang dan mengimplementasikan proyek-proyek yang melintasi
batas-batas geografis atau bahkan melompat zona waktu. Menurut
Abidin (2013:171) kelemahan-kelemahan
sebagai berikut: a. Memerlukan banyak waktu dan biaya. b. Memerlukan banyak
media dan sumber belajar. c. Memerlukan guru dan siswa yang sama-sama siap
belajar dan berkembang. d. Ada kekhawatiran siswa hanya akan menguasai satu
topik tertentu yang dikerjakannya. http://repository.unpas.ac.id/12792/5/Bab%20II.pdf c. Discovery learning. Model pembelajaran penyingkapan/penemuan (Discovery/Inquiry
Learning) adalah memahami konsep, arti, dan hubungan melalui
proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery terjadi
bila individu terlibat terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk
menemukan beberapa konsep dan prinsip. Kelebihan dan Kekurangan Discovery Learning
Menurut Roestiyah(1998,20) teknik ini memiliki kelebihan sebagai berikut :
Kekurangan dari model pembelajaran tersebut
adalah :
https://www.dosenpendidikan.co.id/discovery-learning/ d.
Contextual teaching
and learning Pembelajaran Contextual Teaching and Learning
(CTL) atau sering disebut juga dengan Pembelajaran Kontekstual yaitu suatu
proses pengajaran holistik yang mempunyai tujuan untuk membelajarkan peserta
didik dalam memahami materi pelajaran secara bermakna yang dikaitkan dengan
konteks kehidupan nyata peserta didik. Sehingga peserta didik mendapatkan
ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dapat diaplikasikan dan ditransfer
dari suatu konteks permasalahan yang satu ke permasalahan lainnya. http://repository.unpas.ac.id/45460/4/BAB%20II%20.pdf (Daryanto &
Rahardjo, 2012: 159) dalam artikel Jeki Sepriady mengenai CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH. Menjelaskan Kelebihan model pembelajaran
Contextual Teaching and Learning (CTL): a. Memberikan kesempatan
pada siswa untuk dapat mengembangkan potensinya. b. Siswa dapat berfikir
kritis dan kreatif dalam mengumpulkan data, memahami suatu isu dan memecahkan masalah. c. Guru dapat lebih
kreatif dalam menyediakan materi pembelajaran. d. Siswa menyadari bahwa
materi yang mereka pelajari relevan dengan dunia nyata. e. Guru membimbig siswa
untuk memilih informasi sesuai dengan
kebutuhan dalam pembelajaran. f. Pembelajaran lebih
menyenangkan. g. Siswa dapat bekerja kelompok secara efektif. h.
Terbentuk
sikap kerja sama yang baik antar sesama siswa maupun dengan guru. Adapun
kekurangan dari model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL): a. Pemilihan informasi
atau materi dikelas didasarkan pada kebutuhan siswa yang beragam. b. Tidak efisien karena
membutuhkan waktu yang lama dalam PBM. c. Munculnya rasa tidak percaya diri bagi siswa yang memiliki kemampuan rendah. d. Efektivitas model
pembelajaran tergantung pada keaktifan siswa. e. Tidak semua siswa bisa
dengan mudah menyesuaikan diri dengan penggunaan model CTL ini. f.
Kemampuan
setiap siswa yang berbeda- beda sehingga pengetahuan yang didapatkan tidak
merata. https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/Kalpa/article/download/1603/1409 Adapun pertimbangan memilih model pembelajaran tersebut adalah sebagai
berikut. Kelebihan : model pembelajaran tersebut dapat diselesaikan dalam waktu yang relatif
singkat dan hasil akhir dari model tersebut bisa menjadi sebuah solusi dari
masalah yang telah diberikan yang diharapkan bisa berguna untuk siswa dan
guru ataupun masyarakat. Kekurangan : sebagai hal yang baru yang ingin
dilakuan kepada siswa maka guru butuh memberikan pemahaman kepada siswa
terkait materi dan apa yang akan dilakukan, karena jika siswa tidak memahami
maka siswa akan kesulitan dalam memecahkan masalah yang diberikan. |
|
Solusi Yang Relevan |
Problem base learning
(PBL) dengan kegiatan pembelajaran luar ruangan. |
|
Analisis Penentuan Solusi |
Goodman dan Stivers
(2010)
mendefinisikan Project Based Learning (PjBL) merupakan pendekatan pengajaran
yang dibangun di atas kegiatan pembelajaran dan tugas nyata yang memberikan
tantangan bagi peserta didik yang terkait dengan kehidupan sehari-hari untuk
dipecahkan secara berkelompok. https://sibatik.kemdikbud.go.id/inovatif/assets/file_upload/pengantar/pdf/pengantar_5.pdf Menurut
M. Taufiq Amir, Problem Based Learning memiliki beberapa manfaat
antara lain: a. Menjadi lebih ingat
dan meningkatkan pemahaman atas materi ajar, b. Meningkatkan fokus
pada pengetahuan yang relevan, c. Mendorong untuk
berpikir, d. Membangun
keterampilan soft skill, e. Membangun kecakapan
belajar, f. Memotivasi siswa
belajar. http://digilib.iainkendari.ac.id/875/3/BAB%20II.pdf Kelebihan Model Pembelajaran PBL Beberapa kelebihan yang didapatkan ketika menerapkan
model pembelajaran PBL adalah sebagai berikut :
Kekurangan Model Pembelajaran PBL beberapa kekurangan dalam penerapan model
pembelajaran berbasis proyek.
·
Jika model
pembelajaran PBL diterapkan maka siswa bisa mengembangkan
keterampilan berpikir dan keterampilan mengatasi masalah yang bisa menjadikan siswa sebagai pembelajar
yang mandiri. ·
Jika model
pembelajaran PBL tidak diterapkan. Maka siswa tidak akan
terbiasa berfikir kritis dan peka terhadap masalah yang ada dilingkungan
sekitar sehingga siswa menjadi tidak mandiri dalam menyeleaikan
masalah-masalah yang dihadapinya. |
Komentar
Posting Komentar